Permulaan Hidup dan Pendidikan
Dilahirkan di Ambon pada 8 Agustus 1982, Sherly Tjoanda dibesarkan dalam suasana yang menghargai pendidikan dan usaha keras. Setelah menuntaskan pendidikan dasar dan menengah di Ambon, ia melanjutkan studi ke Universitas Petra Surabaya dengan mengambil jurusan Manajemen Bisnis Internasional. Ketekunan belajarnya membawanya ke Universitas Inholland di Belanda, di mana ia mendapatkan gelar magister. Keberhasilannya menyelesaikan pendidikan baik di dalam maupun di luar negeri telah menjadi modal penting dalam membangun visi dan kemampuan kepemimpinannya saat ini.
Peran Ganda: Ibu dan Aktivis Masyarakat
Sebagai seorang ibu dengan tiga anak, Sherly tidak hanya mengutamakan keluarga tetapi juga terlibat dalam aktivitas sosial. Ia menjabat sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Pulau Morotai antara 2017 dan 2022, di mana ia memulai berbagai program untuk memberdayakan perempuan, pelatihan UMKM, hingga kampanye hidup sehat untuk keluarga. Dengan aktivitasnya, ia mendukung banyak ibu rumah tangga agar dapat mandiri secara finansial melalui pelatihan keterampilan rumah tangga dan pengelolaan keuangan keluarga.
Di samping itu, melalui Yayasan Bela Peduli yang dipimpinnya, Sherly terlibat dalam memberikan bantuan sosial, seperti pendidikan untuk anak-anak yang kurang mampu, dukungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga, dan penguatan kapasitas bagi remaja perempuan. Saya meyakini bahwa transformasi sosial bermula dari rumah dan komunitas terkecil, dan oleh karena itu, pemberdayaan wanita telah menjadi fokus utamanya sejak awal.
Langkah Menuju Arena Politik
Partisipasinya dalam kegiatan sosial dan organisasi memberikan kesempatan bagi Sherly untuk memasuki dunia politik. Dengan motivasi besar dari masyarakat dan dukungan banyak tokoh lokal, ia mendaftarkan diri dalam Pilkada Maluku Utara 2024 dan sukses terpilih sebagai gubernur untuk periode 2025–2030. Kemenangannya bukan sekadar bersejarah dalam konteks gender, tetapi juga menjadi lambang transformasi kepemimpinan yang lebih terbuka, inklusif, dan berorientasi pada kemanusiaan.
Kepemimpinan yang Membuka dan Responsif
Sejak diangkat, Sherly menampilkan kepemimpinan yang inklusif dan peka terhadap kebutuhan masyarakat. Ia mengambil tindakan nyata dalam menyelesaikan permasalahan antara masyarakat dan perusahaan tambang dengan menandatangani nota kesepahaman bersama Polda Maluku Utara untuk pengawasan dan penegakan hukum di bidang pertambangan. Di samping itu, Sherly juga mengangkat Sashabila Mus sebagai Bupati wanita pertama di Pulau Taliabu, menegaskan komitmennya untuk memberdayakan perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan daerah.
Motivasi untuk Wanita Indonesia
Cerita Sherly Tjoanda memberikan motivasi yang kuat bagi banyak wanita Indonesia yang selama ini merasa tidak yakin untuk memasuki area pengambilan keputusan. Dengan pengalaman sebagai ibu rumah tangga dan aktivis sosial, Sherly membuktikan bahwa perempuan tidak perlu memilih antara keluarga dan karier; keduanya dapat berlangsung bersamaan, jika dilakukan dengan komitmen dan integritas.
Apa yang membedakan Sherly adalah cara dia yang sangat personal dan merakyat. Ia dekat dengan masyarakat. Pada berbagai kesempatan, ia lebih senang terjun langsung ke desa-desa terpencil, berdialog dengan para ibu, petani, dan pelaku UMKM untuk mendengarkan masalah mereka secara langsung. “Saya yakin bahwa pemimpin yang baik harus mampu mendengarkan suara rakyat, bukan hanya menyampaikan kebijakan,” katanya dalam sebuah wawancara lokal.
Semangat tersebut telah tertanam kuat sejak masa remajanya. Ibunya merupakan individu yang rajin dan terlibat dalam aktivitas sosial di sekitar gereja dan komunitas. Dari ibunya, Sherly memahami bahwa kekuatan perempuan tidak diukur dari jabatan yang diembannya, melainkan dari seberapa besar pengaruh yang diberikan kepada orang lain. Nilai ini senantiasa ia tampilkan di depan publik sebagai dasar moral dan etika dalam kepemimpinannya.
Keberhasilan Sherly sebagai gubernur tidak terlepas dari kemampuannya dalam membangun empati serta komunikasi yang efektif. Ia rutin menyelenggarakan forum terbuka untuk warga (townhall) yang melibatkan wanita, pemuda, dan pelaku usaha setempat. Tempat itu, suara yang kurang perhatikan, tersalurkan kesempatan, dan kebijakan muncul dari percakapan, bukan dari tempat yang tinggi dan terasing.
Banyak wanita muda sekarang menjadikan Sherly sebagai teladan. Pada platform sosial, akun pribadinya terpenuhi dengan pesan-pesan dari siswa dan aktivis muda yang terinspirasi oleh kisah hidup serta gaya kepemimpinannya. Bagi mereka, Sherly lebih dari sekadar pejabat daerah, dia adalah simbol bahwa perempuan Indonesia dapat memimpin tanpa mengabaikan sifat lembutnya.
Baca juga: Ria SW dan Keotentikannya dalam Membuat Food Vlog