Tag: no na

  • NO NA: Langkah Modern Menjaga Warisan Bali di Panggung Pop

    NO NA: Langkah Modern Menjaga Warisan Bali di Panggung Pop

    Unsur Emosional dan Personal: Dari Kekaguman Jadi Komitmen Budaya

    Di industri musik yang berkembang pesat, grup dance pop NO NA tampil menonjol dengan nuansa budaya lokal. Dengan lagu terbarunya yang berjudul “Falling in Love”, grup ini menggabungkan elemen tarian Bali ke dalam gerakan koreografi mereka. Sebuah tindakan yang tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga emosional dan penuh arti bagi anggotanya. 

    Salah satu anggota NO NA, seperti yang diungkapkan dalam sesi wawancara yang dibagikan di akun Instagram mereka, menyatakan bahwa inspirasi ini berasal dari pengalaman pribadinya saat remaja berkunjung ke Bali. “Saat melihat penari Bali tampilkan Legong Kraton, saya merasa merinding.” Gerakannya elegan namun sarat dengan kekuatan. Sejak saat itu, saya menyadari bahwa suatu saat nanti saya ingin mengintegrasikan suasana itu ke dalam karya saya,” kata penari utamanya. 

    Proses penciptaan koreografi melakukan dengan penuh pertimbangan. NO NA bekerja sama dengan pelatih tari tradisional untuk mendalami arti filosofis di balik gerakan tangan dan tatapan mata yang khas dari Bali. Mereka mempelajari bahwa setiap gerakan memiliki makna dan kisah yang tidak dapat sembarangan meniru. Ini merupakan sebuah penghormatan, bukan hanya sekadar keindahan. 

    Bagi NO NA, menggabungkan budaya tradisional dengan gaya modern merupakan wujud komitmen untuk tetap mengingat asal usul mereka. Di tengah industri hiburan yang cepat dan mendunia, di mana tren Korea Selatan dan Barat sangat menguasai, mereka berupaya menjadi suara yang mengingatkan bahwa kultur Indonesia memiliki daya tarik unik yang pantas untuk disorot. 

    Dampak Sosial: Menari di Antara Tren, Menyuarakan Identitas

    Langkah NO NA memasukkan tarian Bali ke dalam dunia pop tidak hanya berhenti pada aspek seni. Terdapat efek sosial yang mulai muncul, khususnya di antara generasi muda. Setelah video mereka menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian dari platform seperti USS Feeds, banyak netizen merasa terdorong untuk kembali mengeksplorasi budaya lokal. 

    Salah satu akibatnya adalah bertambahnya pencarian mengenai tarian Bali di platform seperti YouTube dan TikTok. Beberapa guru tari tradisional di Bali bahkan mengaku mendapatkan lebih banyak pertanyaan dan pendaftaran dari anak muda yang ingin mendalami lebih jauh. 

    “Sering kali kami mengalami kesulitan untuk mengundang remaja datang dan belajar tari, namun kini ada beberapa yang menyatakan ketertarikan mereka setelah melihat NO NA,” jelas Ni Luh Sari, seorang instruktur tari di Denpasar, seperti dikutip dari Kompasiana. Dia mengungkapkan bahwa NO NA sukses menghubungkan tradisi dan generasi terbaru melalui metode yang inklusif. 

    Di samping itu, hadirnya NO NA juga meningkatkan kesadaran akan signifikansi representasi budaya dalam dunia hiburan. Mereka tidak hanya terlihat stylish, tetapi juga mengirimkan pesan bahwa budaya kita dapat membawa secara internasional tanpa kehilangan inti dari nilai-nilainya. Ini berfungsi sebagai “tamparan lembut” bagi pembuat konten lainnya agar lebih berani menjelajahi kekayaan lokal. 

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi beberapa kali telah mendorong seniman muda untuk mengeksplorasi budaya lokal dalam karya-karya modern. Dalam rilis pers 2023, mereka menyatakan bahwa kombinasi ini dapat berfungsi sebagai strategi pelestarian sekaligus diplomasi budaya. Oleh karena itu, tindakan NO NA sejatinya sejalan dengan visi tersebut, serta bisa menjadi contoh nyata bahwa budaya tidak perlu berpikir kuno dan terasing dari anak muda. 

    Melampaui Tarian: Inspirasi dan Perubahan

    NO NA bukan lah grup pertama yang memadukan budaya dalam musik pop, tetapi cara mereka menyajikannya melalui latihan, penelitian, dan semangat untuk menghormati membuat langkah ini terasa tulus dan kuat. Untuk para penggemar, mereka tidak hanya sekadar idola, melainkan simbol bahwa berkarya dapat sekaligus meneguhkan jati diri bangsa. 

    Dalam sebuah postingan, akun @nonanav (yang terhubung dengan grup tersebut) menyampaikan harapan agar karya ini dapat menjadi jembatan untuk memahami lebih dalam kebudayaan Indonesia. “Jika setelah ini penonton merasa tertarik dengan tarian Bali, itu sudah sangat memuaskan bagi kami,” tulis mereka. 

    Sekarang, NO NA telah menciptakan kemungkinan yang besar. Bayangkan jika semakin banyak kelompok atau pencipta mulai melakukan hal yang sama. Tradisi tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan tumbuh dan dikenal secara luas dalam bentuk yang baru dan inklusif. 

    Baca juga: Nicole Kidman Desak Industri Film Tulis Peran Lebih Baik untuk Perempuan di Cannes 2025

  • Kenalan Sama 4 Member no na, Girl Group Indonesia Pertama dari 88rising!

    Kenalan Sama 4 Member no na, Girl Group Indonesia Pertama dari 88rising!

    MANUNGSA — Label musik 88rising, yang telah sukses mengorbitkan nama-nama seperti Rich Brian, NIKI, dan Joji, kembali memperkenalkan no na, girl group pertama asal Indonesia. no na akan memulai debut resminya pada 2 Mei 2025, menjadi tonggak penting dalam perjalanan musik Indonesia di kancah Internasional. 

    88rising memperkenalkan grup ini dengan caption “no na, the introduction. we are here. coming may 2nd.” Di akun resmi Instagram mereka.

    Teaser pre-sebut tersebut menampilkan visual yang menggambarkan keindahan Indonesia, termasuk pantai dan pemandangan alam lainnya. Video pendek tersebut memperkenalkan keempat anggota no na— Baila Fauri, Christy Gardena, Esther Geraldine, dan Shazfa Adesya dengan menampilkan visual mereka dalam berbagai pose dan ekspresi yang mencerminkan identitas grup. Teaser ini memberikan gambaran awal tentang konsep dan gaya musik no na yang menggabungkan elemen-elemen budaya Indonesia dengan sentuhan modern. setiap anggota tampil dengan menunjukkan karakter unik melalui pemilihan busana dan individual shoot mereka. 

    Baila Fauri

    Baila Fauri lahir pada 29 September 2001 di Jakarta. Sejak kecil, Baila sudah menunjukkan minat yang besar pada dunia musik. Karirnya dimulai saat ia mengikuti ajang Indonesian Idol Junior pada 2014 lalu. Baila bahkan menembus babak enam besar dalam ajang tersebut. Meski tidak keluar sebagai pemenang, Baila terus mengembangkan kemampuan vokalnya. Pada 2019, ia merilis single perdananya “Eye to Eye” yang kemudian mendapatkan sambutan hangat dari penggemarnya. 

    Baila tidak hanya dikenal di dunia musik, tetapi ia juga memancarkan pesona yang karismatik dan menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai genre musik. Keputusannya untuk bergabung dengan no na menunjukkan tekadnya untuk terus berkembang dan membawa karirnya ke dunia internasional. 

    Christy Gardena

    Christy Gardena merupakan gadis asal Lombok yang sejak kecil sudah terjun ke dunia tari. Sebagai seorang balerina, Christy telah unjuk kebolehan di berbagai kompetisi tari. Ia berhasil meraih juara 3 dalam International Dance Asia Competition pada 2019. Meski informasi mengenai Christy masih terbatas, namun, akun TikToknya memiliki jumlah likes 2.2 juta yang berarti sebelumnya ia juga aktif di media sosial. 

     

    Esther Geraldine

    Esther Geraldine mulai dikenal di dunia hiburan Indonesia setelah mengikuti Indonesian Idol musim ke-10. Meski tereliminasi lebih awal, Esther melanjutkan karir musiknya dengan merilis beberapa single. Lagu debutnya seperti “Rarity” mendapatkan sambutan positif dari penggemarnya. 

    Shazfa Adesya 

    Shazfa Adesya merupakan anggota no na yang memiliki latar belakang internasional. Ia telah menempuh pendidikan di University of New South Wales (UNSW) di bidang Media in Public Relations and Advertising. Shazfa dikenal karena ketertarikannya terhadap dunia seni, terutama tari dan musik. Dengan kombinasi kemampuan akademis dan bakat seni, Shazfa Adesya adalah sosok yang menarik di dunia hiburan dan musik Indonesia saat ini.

    Masing-masing anggota no na membawa elemen yang tidak hanya memperkaya identitas grup, tetapi juga menciptakan harmoni dalam keberagaman. Mereka menyatukan berbagai latar belakang dan keterampilan, dari vokalis hingga penari profesional, serta pengaruh di media sosial, untuk menciptakan kesatuan. Bersama-sama, mereka siap untuk memperkenalkan karya mereka kepada dunia, tidak hanya sebagai sekumpulan musisi, tetapi sebagai representasi dari keberagaman perempuan muda Indonesia. Sebagai grup pertama asal Indonesia yang debut di bawah 88rising, no na akan debut pada 2 Mei 2025 mendatang dengan harapan besar untuk menunjukkan potensi Indonesia di panggung musik internasional.