Tag: Musik

  • Kenalan Sama 4 Member no na, Girl Group Indonesia Pertama dari 88rising!

    Kenalan Sama 4 Member no na, Girl Group Indonesia Pertama dari 88rising!

    MANUNGSA — Label musik 88rising, yang telah sukses mengorbitkan nama-nama seperti Rich Brian, NIKI, dan Joji, kembali memperkenalkan no na, girl group pertama asal Indonesia. no na akan memulai debut resminya pada 2 Mei 2025, menjadi tonggak penting dalam perjalanan musik Indonesia di kancah Internasional. 

    88rising memperkenalkan grup ini dengan caption “no na, the introduction. we are here. coming may 2nd.” Di akun resmi Instagram mereka.

    Teaser pre-sebut tersebut menampilkan visual yang menggambarkan keindahan Indonesia, termasuk pantai dan pemandangan alam lainnya. Video pendek tersebut memperkenalkan keempat anggota no na— Baila Fauri, Christy Gardena, Esther Geraldine, dan Shazfa Adesya dengan menampilkan visual mereka dalam berbagai pose dan ekspresi yang mencerminkan identitas grup. Teaser ini memberikan gambaran awal tentang konsep dan gaya musik no na yang menggabungkan elemen-elemen budaya Indonesia dengan sentuhan modern. setiap anggota tampil dengan menunjukkan karakter unik melalui pemilihan busana dan individual shoot mereka. 

    Baila Fauri

    Baila Fauri lahir pada 29 September 2001 di Jakarta. Sejak kecil, Baila sudah menunjukkan minat yang besar pada dunia musik. Karirnya dimulai saat ia mengikuti ajang Indonesian Idol Junior pada 2014 lalu. Baila bahkan menembus babak enam besar dalam ajang tersebut. Meski tidak keluar sebagai pemenang, Baila terus mengembangkan kemampuan vokalnya. Pada 2019, ia merilis single perdananya “Eye to Eye” yang kemudian mendapatkan sambutan hangat dari penggemarnya. 

    Baila tidak hanya dikenal di dunia musik, tetapi ia juga memancarkan pesona yang karismatik dan menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai genre musik. Keputusannya untuk bergabung dengan no na menunjukkan tekadnya untuk terus berkembang dan membawa karirnya ke dunia internasional. 

    Christy Gardena

    Christy Gardena merupakan gadis asal Lombok yang sejak kecil sudah terjun ke dunia tari. Sebagai seorang balerina, Christy telah unjuk kebolehan di berbagai kompetisi tari. Ia berhasil meraih juara 3 dalam International Dance Asia Competition pada 2019. Meski informasi mengenai Christy masih terbatas, namun, akun TikToknya memiliki jumlah likes 2.2 juta yang berarti sebelumnya ia juga aktif di media sosial. 

     

    Esther Geraldine

    Esther Geraldine mulai dikenal di dunia hiburan Indonesia setelah mengikuti Indonesian Idol musim ke-10. Meski tereliminasi lebih awal, Esther melanjutkan karir musiknya dengan merilis beberapa single. Lagu debutnya seperti “Rarity” mendapatkan sambutan positif dari penggemarnya. 

    Shazfa Adesya 

    Shazfa Adesya merupakan anggota no na yang memiliki latar belakang internasional. Ia telah menempuh pendidikan di University of New South Wales (UNSW) di bidang Media in Public Relations and Advertising. Shazfa dikenal karena ketertarikannya terhadap dunia seni, terutama tari dan musik. Dengan kombinasi kemampuan akademis dan bakat seni, Shazfa Adesya adalah sosok yang menarik di dunia hiburan dan musik Indonesia saat ini.

    Masing-masing anggota no na membawa elemen yang tidak hanya memperkaya identitas grup, tetapi juga menciptakan harmoni dalam keberagaman. Mereka menyatukan berbagai latar belakang dan keterampilan, dari vokalis hingga penari profesional, serta pengaruh di media sosial, untuk menciptakan kesatuan. Bersama-sama, mereka siap untuk memperkenalkan karya mereka kepada dunia, tidak hanya sebagai sekumpulan musisi, tetapi sebagai representasi dari keberagaman perempuan muda Indonesia. Sebagai grup pertama asal Indonesia yang debut di bawah 88rising, no na akan debut pada 2 Mei 2025 mendatang dengan harapan besar untuk menunjukkan potensi Indonesia di panggung musik internasional.

  • Better Endings: M2M Siap Sapa Penggemar di Jakarta

    Better Endings: M2M Siap Sapa Penggemar di Jakarta

    MANUNGSA— Di awal 2000-an, sebelum Spotify dan TikTok merambah, ada dua gadis muda asal Norwegia yang suaranya menghiasi kaset-kaset bertuliskan “M2M”. Bagi generasi milenial, nama ini bukan sekedar duo pop, melainkan bagian dari masa tumbuh. 

    Kini, lebih dari dua dekade sejak debut mereka, M2M akan hadir di Jakarta dalam konser bertajuk The Better Endings Tour pada hari ini, 26 April 2025 di Ecovention Hall, Ancol.  

    Siapa M2M?
    Bagi generasi muda sekarang, mungkin nama M2M terdengar asing, bahkan nyaris tak dikenal. Namun, bagi mereka yang tumbuh di era awal 2000-an, M2M adalah suara yang membalut masa remaja. M2M adalah duo pop asal Norwegia yang terdiri dari Marion Elise Raven dan Marit Elisabeth Larsen. Mereka bukanlah hasil dari audisi label atau agensi, melainkan dua sahabat dari kota kecil Lørenskog, Norwegia. 

    Sejak usia lima tahun, mereka sudah bermusik bersama. Saat 8 tahun, mereka merilis lagu anak-anak dalam bahasa Norwegia dengan nama duo “Hubba-Bubba”. Namun, ketika beranjak remaja, mereka menulis lagu-lagu berbahasa Inggris dengan nuansa yang lebih mature. Label besar asal Amerika, Atlantic Records, kemudian mengontrak mereka dan mengganti nama duo menjadi M2M— singkatan dari nama depan mereka, yaitu Marit dan Marion. 

    Source: fanpop.com

    Debut Internasional
    Lagu debut mereka, Don’t Say You Love Me, dirilis pada tahun 1999 dan langsung melejit berkat keberadaanya di soundtrack film animasi populer “Pokémon: The First Movie”. Lagu itu menjadi pembuka yang sukses besar— masuk chart Billboard, diputar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tahun 2000, M2M merilis lagu mereka, Shades of Purple, yang memperkuat eksistensi mereka sebagai musisi pop remaja. 

    Citra M2M di Tengah Dunia Pop 
    Branding M2M yang menonjol di tengah hiruk pikuk industri musik pop awal 2000-an adalah keaslian mereka. Tidak ada gimmick berlebihan, hanya dua remaja dengan gitar, jeans, dan t-shirt. Mereka tampil seperti teman sebaya yang bercerita soal cinta pertama, rasa kecewa, dan pertanyaan-pertanyaan khas remaja. Lagu seperti Pretty Boy, Mirror Mirror, hingga The Day You Went Away tidak hanya menjadi hits, tapi terasa seperti tulisan di buku harian yang dinyanyikan dengan lantang. 

    Karir M2M 
    Sayangnya, karir M2M berlangsung singkat. Setelah album kedua mereka, “The Big Room” (2002), duo ini bubar. Marion dan Marit memilih jalan solo masing-masing. Namun, meski hanya aktif selama beberapa tahun, M2M meninggalkan jejak— khususnya di Asia, termasuk Indonesia. 

    Di Indonesia, lagu-lagu mereka menjadi bagian dari kehidupan banyak remaja. Mereka diputar di radio, dijadikan lagu pensi, atau sekedar menemani masa-masa remaja. Hingga kini, lagu-lagu M2M masih banyak ditemukan di playlist “Nostalgia tahun 2000-an”. 

    Reunited in Jakarta 
    Dua dekade setelah lagu-lagu mereka menemani masa remaja banyak orang, M2M akhirnya kembali menyapa penggemarnya dengan formasi lengkap. Hari ini, 26 April 2025, Marion Raven dan Marit Larsen naik panggung bersama di Ecovention Hall, Ancol, Jakarta, dalam rangkaian konser reuni bertajuk The Better Endings Tour.

    Bagi banyak orang, ini bukan sekadar konser nostalgia. Ini merupakan reuni emosional antara M2M dan mereka yang tumbuh bersama lagu-lagunya. Dari Pretty Boy hingga Don’t Say You Love Me, semuanya hidup kembali, kali ini bukan lewat kaset atau radio, tapi secara langsung di hadapan ribuan orang.