Tag: K-Drama

  • Ratu Won Gyeong: Perempuan di Balik Berdirinya Tahta Joseon

    Ratu Won Gyeong: Perempuan di Balik Berdirinya Tahta Joseon

    Drama Korea The Queen Who Crowns (2025) menghidupkan kembali legenda Ratu Won Gyeong melalui penampilan memukau Cha Joo-Young, yang menggambarkannya sebagai sosok sentral cerdas dan penuh pengaruh dalam pembentukan Dinasti Joseon. Melalui narasi yang berfokus pada perspektifnya, drama ini mengangkat kisah perjuangan perempuan yang tidak hanya menjadi istri raja, tetapi juga arsitek kekuasaan yang membentuk masa depan kerajaan.

    Latar Belakang Ratu Won Gyeong

    Ratu Won Gyeon (Lady Min) berasal dari klan Yeoheung Min, salah satu keluarga bangsawan terkemuka yang mendominasi percaturan politik akhir masa Goryeo. Sebagai putri Min Je, seorang pejabat negara yang menguasai strategi pemerintahan dan menganut filsafat Neo-Konfusianisme—ia mewarisi kecerdasan politik ayahnya. Filsafat inilah yang kelak menjadi landasan ideologis Dinasti Joseon.

    Lahir di tengah ketidakstabilan politik Goryeo, Lady Min tumbuh dalam lingkungan aristokratik yang mengutamakan pendidikan tinggi dan pengaruh istana. Sejak muda, ia menunjukkan kecerdasan dan kemampuan memahami dinamika politik yang rumit. Dua kemampuan penting yang kelak menjadi ciri khasnya sebagai Ratu. Min Je membekali putrinya dengan pendidikan mendalam dalam sastra klasik, sejarah, dan ajaran Konfusianisme, sehingga Ratu Won Gyeong tidak hanya tumbuh sebagai perempuan istana yang anggun, tetapi juga berkembang menjadi politisi yang cakap.

    Strategi Kekuasaan Ratu Won Gyeong

    Pertemuan dengan Yi Bang Won, anak raja Taejo, yang mendirikan Dinasti Joseon, menandai babak baru dalam kehidupannya. Keduanya menikah dengan tujuan membentuk aliansi politik, tetapi hubungan itu berkembang menjadi partner yang strategis. Won Gyeong tidak hanya mendampingi suaminya, ia juga membentuk pijakan ideologis dan politik yang menopang ideologi mereka.

    Raja Taejong dan Ratu Won Gyeong dalam Drama The Queen Who Crowns
    Source: ssmedia.my.id

    Transisi dari Goryeo ke Joseon membuka peluang sekaligus tantangan. Saat konflik suksesi meletus di antara para putra Raja Taejo, Won Gyeong memilih untuk berdiri di sisi Yi Bang Won. Ia menyusun strategi kudeta yang berujung pada Peristiwa Putra Mahkota Kedua—salah satu episode paling berdarah dalam sejarah istana Joseon.

    Dalam konflik tersebut, Won Gyeong memainkan peran krusial. Ia memantau aliansi, menilai loyalitas pejabat, dan mengelola intrik yang muncul. Meski tindakan-tindakannya jarang terdokumentasi secara eksplisit, pengaruhnya terasa jelas. Setelah kudeta berhasil, Yi Bang Won dinobatkan sebagai Raja Taejong, dan Won Gyeong menjadi Ratu.

    Ratu dan Ibu yang Bijak

    Transisi menuju peran sebagai ratu bukan berarti perjuannya telah berakhir. Istana baru, membawa dinamika baru. Meski banyak ratu hanya berfungsi sebagai simbol belaka, Won Gyeong menegaskan kekuasaannya dengan otoritasnya di Istana. Di tengah ancaman politik dari selir-selir muda yang dijadikan alat politik suaminya, ia dengan cerdik mempertahankan otoritas dan pengaruhnya di istana.

    Alih-alih melawan secara personal dan terbuka, Won Gyeong memilih jalur diplomasi. Dengan kepala tegak, ia mempertahankan martabat kerajaannya sembari merancang masa depan anak-anaknya—terutama Yi Do, yang kelak akan mengukir sejarah sebagai Sejong The Great . Ia tak hanya menjadi ibu dari raja, ia adalah pembentuk karakter dan visi sang putra.

    Dengan strategi halus dan cerdik, Ratu Won Gyeon berhasil meredam konflik istana tanpa mempermalukan siapapun. Gaya kepemimpinannya yang lembut tapi tetap efektif, mengajarkan bahwa stabilitas bisa dicapai bukan dengan dominasi, melainkan dengan kebijakan.

    Interpretasi Perempuan dalam Dunia Modern

    Sayangnya, sejarah resmi Dinasti Joseon jarang menuliskan peran perempuan secara adil. Para sejarawan sering menyebut Won Gyeong hanya sebagai istri atau ibu. Namun, pengaruhnya turut menjaga stabilitas istana dan mendukung kesinambungan kekuasaan kerajaan.

    Budaya populer, seperti drama sejarah The Queen Who Crowns, menginterpretasikan ulang sosok Ratu Won Gyeong dan mengangkatnya kembali ke permukaan. Drama ini menggambarkannya sebagai perempuan kuat yang turut menentukan setiap keputusan penting. Hal tersebut memberikan ruang bagi penonton untuk memahami bahwa di balik suksesnya Raja Taejong dan Raja Sejong, berdiri sosok ibu dan istri yang berperan penting.

    Ratu Won Gyeong membuktikan bahwa perempuan mampu memainkan peran penting di tengah dunia yang didominasi laki-laki, bahkan dalam sistem sepatriarkal zaman Joseon sekalipun. Ia adalah lambang ketahanan, diplomasi, dan kekuatan intelektual.

    Baca juga: Kalis Mardiasih Bahas Pendidikan Perempuan hingga Ketimpangan Gender dalam Diskusi Ruang Gagasan

    Referensi:

    • The Queen Who Crowns. 2025. TvN.
    • Forbes. 2025. ‘The Queen Who Crowns’ Refuses To Be Her King’s Subject.

  • Mengenal Kepribadian Oh Yi-Young di “Resident Playbook”

    Mengenal Kepribadian Oh Yi-Young di “Resident Playbook”

    MANUNGSA— Oh Yi-Young, yang diperankan oleh Go Youn-Jung, menjadi tokoh utama dalam drama medis Resident Playbook (spin-off dari Hospital Playlist). Sejak kemunculannya, ia menampilkan raut wajah yang dingin dan menunjukkan sikap terbuka, bahkan kerap bersikap blak-blakan.

    Menurut kreator drama ini, Shin Won-Ho menggambarkan Oh Yi-Young sebagai karakter yang berwajah kaku tanpa ekspresi. Di lingkungan RS Jongno Yulje tempat ia bertugas, sikap cuek Oh Yi-Young langsung mencuri perhatian tenaga pengajar dan rekan dokter. Dalam beberapa adegan awal, Oh Yi-Young menampakkan sikap acuh tak acuh yang langsung mengundang reaksi di antara senior dan profesor departemen obstetri.

    Kepribadian Oh Yi-Young dalam Resident Playbook

    Keunikan Oh Yi-Young terletak pada sikapnya yang polos dan tanpa basa-basi. Ia selalu berlaku jujur dalam situasi apa pun dan sering menyampaikan pendapatnya secara lugas. Sebagai contoh, ketika duduk di pertemuan karyawan, ia pernah tegas menolak ajakan duduk bersama profesor dengan alasan ia sedang bersama seseorang yang ia sukai. Sikap kaku dan terbuka semacam ini memang menajdi ciri khasnya. Pandangan ini membuat setiap gerakan kecil di wajahnya tampak berakna. Shin Won-Ho mengakui bahwa ekspresi tanpa emosi adalah kelebihan Go Youn-Jung, sehingga sedikit ekspresi saja langsung menuampaikan emosi yang kuat pada penonton.

    Awal yang Sulit dan Character Development

    Awalnya, Oh-Yi-Young tidak memasuki dunia medis karena panggilan hati, melainkan terpaksa. Ia enggan menjalani residensi, namun terpaksa kembali ke rumah sakit untuk melunasi hutang-hutangnya. Tekanan pekerjaan dokter ternyata sangat berat. Tekanan beban kerja dan skema rumah sakit bahkan sempat membuatnya mempertimbangkan mundur. Kolega yang manipulatif membuatnya hampir menyerah. Dalam titik terendah itu, alarm gawat darurat (code blue) nyaris membuatnya lari, namun justru membuat Oh Yi-Young sadar untuk bertahan mengahadapi tantangan.

    Oh Yi-Young saat menghadapi situasi code blue

    Lambat laun, kepribadian Oh Yi-Young mulai berkembang. Ia belajar lebih banyak tentang empati dan tanggung jawab. Misalnya, dalam sat momen ia tak tega meninggalkan pasien yang kesakitan dan memilih untuk membantu memindahkan pasien tersebut. Pengalamannya dalam membantu proses persalinan pertama kali memberi dampak mendalam pada Yi-Young. Satu ucapan salah satu professornya, Seo Jung Min, menandai titik balik reputasinya yang berubah dari residen biasa menjadi talenta medis yang menjanjikan. Langkah-langkah kecil ini menunjukkan bagaimana kepribadian Oh Yi-Young yang terus tumbuh menjadi dokter bertanggung jawab.

    Pengaruh Lingkungan

    Lingkungan rumah sakit dan interasi dengan orang lain sangat membentuk kepribadian Oh Yi-Young. Sikap blak-blakannya sering menimbulkan ketegangan sekaligus humor saat berhadapan dengan profesor atau senornya. Misalnya saat seorang senior menyuruhnya tersenyum di bawah tekanan, ia justru menjelaskan pandangannya secara jujur, menimbulkan suasana serius sekaligus jenaka. Interaksi ini menegaskan kejujuran khas Oh Yi-young, apa adanya.

    Walau awalnya canggung dalam bersosialisasi, perlahan Oh Yi-Young mulai memenangkan hati rekan-rekannya. Seiring berjalannya waktu, ia perlahan bersahabat dengan mereka. Lewat pengalaman kerja bersama, ia belajar bekerja sama. Misalnya, ia memberanikan diri membantu senior melakukan suturasi di ruang bedah dan mendapat pujian karena kepiawaiannya. Kerjasama seperti ini mengikis citra dinginnya. Bahkan rivalitas sesama residen pun berujung pada persahabatan. Semua pengalaman ini menegaskan bahwa lingkungan kerja yang kompetitif mampu mendorong Oh Yi-Young untuk berkembang.

    Sisi Hangat Oh Yi-Young

    Di balik wajah beku Oh Yi-young, penonton dapat melihat sisi hangat dan rapuh yang membuatnya makin menarik. Meskipun di depan ia terlihat sinis, hati Oh Yi-young sebenarnya lembut. Ia menunjukkan belas kasih pada pasien; misalnya dengan sabar menenangkan pasien yang ketakutan menjalani operasi besar. Tenaga medis dan penonton merasakan bahwa di bawah sikap cueknya tersimpan hati baik. Orang-orang tidak mungkin tidak menyukai kejujuran dan kepeduliannya.

    Kejujurannya juga mewarnai kisah cintanya yang canggung. Saat jatuh hati pada senior Goo Do-won, ia berani mengekspresikan perhatian—seperti meraih tangan Do-won saat foto bersama—tanpa rasa malu. Kegagapan Oh Yi-Young dalam cinta justru menambah kehangatan karakternya. Go Youn-Jung berhasil menampilkan dualitas; Oh Yi-Young nerd dalam percintaan, namun jujur apa adanya.

    Oh Yi-Young dan Goo Do-Won

    Secara keseluruhan, Oh Yi-young tampil sebagai sosok kompleks yang tumbuh sepanjang cerita. Ciri cuek yang terlihat jelas di permukaan justru melengkapi kehangatan hatinya. Kombinasi ekspresi dingin dan kepedulian tulus ini membuat ia menjadi karakter yang berkesan.

    Baca juga: Micro-Activism In Action: Mengapa Suara Generasi Muda Seperti Melati dan Isabel Wijsen Penting dalam Perubahan Sosial?