Tag: Desa Slamparejo

  • Dibalik Kesuksesan Seminar Kampung 3 Balai Dusun Busu

    Dibalik Kesuksesan Seminar Kampung 3 Balai Dusun Busu

    Perempuan dan Peradaban

    Sayangnya, sejarah sering mencatat nama laki-laki lebih banyak. Padahal, perempuan juga bekerja keras di balik layar. Mereka mendidik generasi penerus, menjaga perdamaian, dan ikut menciptakan kehidupan yang lebih baik. Sekarang, perempuan terus memperkuat peran mereka di berbagai bidang. Mereka menjadi pemimpin, guru, dokter, peneliti, hingga pengusaha. Perempuan membawa pandangan baru yang lebih adil dan menyeluruh. Kehadiran mereka membantu menciptakan masyarakat yang lebih seimbang dan manusiawi.

    Maka dari itu, terbentuklah seminar kampung yang ke-3 kali nya di Balai Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Semina ini terbentuk dengan maksud untuk membangun semangat dan edukasi masyarakat terkhususnya perempuan di Dusun Busu. Panitia telah menyelenggarakan seminar kampung sebanyak tiga kali. Panitia menyelenggarakan seminar kampung pertama pada tahun 2020 dengan mengangkat tema ‘Wanita dan Karir’. Kemudian pada tahun 2023 dengan tema “Pemuda Pemudi Kreatif”, dan seminar kampus yang ketiga ini yang mengambil tema “Perempuan dan Peradaban”.

    Seminar kampung yang ke-3 ini sedikit berbeda dan istimewa.Siswa tingkat akhir jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) biasanya mengambil peran sebagai panitia setiap kali seminar kampung diselenggarakan. Namun berbeda, untuk seminar kali ini justru panitianya adalah siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama bahkan ada yang masih Sekolah Dasar yang seharusnya belum saatnya memegang event dalam bentuk seminar.

    Tema kali ini yaitu “Perempuan dan Peradaban” yang tentunya untuk menjunjung tinggi lebih perempuan Indonesia khususnya perempuan Dusun Busu, Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Para lelaki di sana telah membentuk wadah mereka sendiri, seperti karang taruna, grup seni budaya, dan berbagai komunitas lainnya.

    Awal Mula Seminar Kampung

    Tujuan diadakannya seminar kampung ini untuk membentuk mentalitas, kemandirian, dan tentunya kreativitas anak-anak Dusun Busu. Seminar kampung ini awalnya hanya sebuah candaan yang memang juga di rencanakan.

    Seminar kampung ini sebenarnya hanya kelas di gubug. Kelas event pertama ditujukan untuk perempuan tingkat Sekolah Dasar (SD), yang telah diajarkan cara membuat event sederhana seperti halaman atar latar. Mereka juga sudah mampu membentuk kepanitiaan sendiri di lingkungan mereka, serta menyelenggarakan kegiatan seperti outbound mini dan lomba-lomba kecil lainnya.

    Di kelas event kedua, siswa SMP belajar langsung mengorganisasi event di tingkat gang. Mereka belajar menyusun proposal, membuat surat-menyurat, serta mengurus perizinan acara yang mencakup lingkup Rukun Warga (RW).

    Event ketiga atau yang terakhir yaitu kelas event besar dari anak Sekolah Menengah Akhir (SMA). Tugasnya melaksanakan acara besar di kampung halaman sepeti seminar kampung ini.

    Sebuah Kebanggan

    Seminar kampung yang ke-3 kali ini seharusnya dilaksanakan oleh siswa SMA. Namun, secara mengejutkan, siswa SMP justru mengambil alih tanggung jawab tersebut dan berhasil menyelenggarakan seminar berskala kampung. Mereka bahkan menabung selama satu tahun dengan menyisihkan uang jajan, hingga berhasil mengumpulkan dana sebesar satu juta delapan ratus ribu rupiah demi terlaksananya seminar ini. Dengan rasa bangga dan campur aduk, Pakde Abid Hunter ini penuh haru dan semangat yang membara.

    “Saya berharap ada support untuk Dusun Busu, seperti support sarana proyektor, sound system, dari orang yang peduli. Dan untuk anak-anak saya yakin meraka sudah memiliki tekad tersendiri dari hati mereka.” Kata Khusnadi Abid atau kerap dipanggil dengan sebutan Pakde Abid Hunter.

    Kita perlu mengakui bahwa perempuan bukan pelengkap, tapi bagian penting dari setiap langkah kemajuan. Mereka tidak hanya membentuk keluarga, tetapi juga ikut membentuk dunia. Dengan memberi kesempatan yang sama, kita bisa membangun peradaban yang lebih kuat dan adil. Karena di balik setiap bangsa yang maju, ada perempuan yang bekerja dengan hati dan penuh semangat.

    Baca juga: Fourtwnty dan “Mangu” Sukses Mendunia