Kategori: Srawung

  • Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute A. Menjadi Magnet Mahasiswa

    Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute A. Menjadi Magnet Mahasiswa

    Malang, 27 Mei 2025 – Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute A. Malik Fadjar berada di Bazar Wisuda FLSP FESTAPHORIA  2025 yang digelar pada 25 Mei lalu di Helipad Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai ajang memperkenalkan diri.

    Sebagai salah satu unit usaha UMM yang memiliki karakteristik khusus sebagai pusat literasi dan pengembangan intelektual, RBC Institute melihat Bazar FLSP FESTAPHORIA 2025 sebagai momentum yang tepat.

    “Agenda Bazar Kampus dimanfaatkan sebagai sarana memperkenalkan Rumah Baca Cerdas kepada mahasiswa internal universitas,” ujar Manda sebagai penanggung jawab kegiatan.

    Untuk menarik perhatian mahasiswa dan tamu undangan, RBC Institute menghadirkan utama yang menjadi signature dari unit usaha ini. Pertama, pameran mobil terbang yang menunjukkan komitmen RBC terhadap inovasi dan teknologi masa depan. Kedua, Coffee Shop yang menjadi ruang interaksi santai bagi pengunjung sambil menikmati koleksi buku dan suasana literasi yang nyaman.

    Stand bazar RBC berhasil menampilkan koleksi buku dan Coffee Shop yang mengundang mahasiswa untuk berlama-lama dalam aktivitas literasi. Pendekatan ini terbukti efektif dalam memperkenalkan konsep “literasi yang menyenangkan” kepada generasi muda.

    Kehadiran delegasi tamu luar negeri dalam acara wisuda menjadi momentum berharga bagi RBC untuk menunjukkan komitmen UMM terhadap pengembangan literasi dan pendidikan berkualitas internasional. RBC memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan kekhasan dan keunggulan institute sebagai salah satu unit usaha unggulan UMM.

    Dengan respons positif yang diterima selama Bazar Wisuda FLSP 2025, RBC Institute A. Malik Fadjar berkomitmen untuk terus mengembangkan strategi perkenalan kepada mahasiswa. Keberhasilan Rumah Baca Cerdas (RBC) Institute A. Malik Fadjar  di Bazar Wisuda FLSP FESTAPHORIA  2025 membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat dan pendekatan yang menarik, unit usaha kampus dapat secara efektif memperkenalkan diri dan memperluas jangkauan.

    Baca juga : Menjawab Krisis Intelektual Lewat Literasi,  Kiprah Regeneratif RBC Institute A. Malik Fadjar

  • Mark Zuckerberg Ungkap Era Media Sosial Telah “Usai”

    Mark Zuckerberg Ungkap Era Media Sosial Telah “Usai”

    Malang, 18 Mei 2025 — CEO Meta Mark Zuckerberg mengakui era media sosial telah usai. Dalam testimoni persidangan antitrust Federal Trade Commission (FTC) pada April 2025. Pernyataan tersebut muncul ketika FTC menggugat Meta atas dugaan akuisisi ilegal Instagram dan WhatsApp.

    Saat membicarakan tentang media sosial, rasanya kurang lengkap tanpa menyebut Meta. Perusahaan pemilik media sosial populer seperti Instagram dan Facebook telah lama terkenal sebagai penyedia layanan yang menjembatani interaksi antar pengguna dengan orang-orang terdekat. Namun, Perubahan besar terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Mark Zuckerberg pun menyebut bahwa ‘era media sosial telah usai’. Kini, media sosial mulai berperan layaknya media biasa.

    Platform Media Sosial Semakin Seragam

    Zuckerberg menyatakan Facebook tidak lagi mengandalkan koneksi dengan teman dan keluarga sebagai daya tarik utama. Platform tersebut kini beralih fokus pada “penemuan konten hiburan yang lebih luas”. Pergeseran penggunaan media sosial menciptakan konten seragam di berbagai platform digital. Sebagian besar aplikasi mengadopsi format serupa seperti video pendek yang menghasilkan ekosistem digital homogen berbasis algoritma AI.

    Perubahan ini memunculkan sejumlah masalah. Pengguna mulai mengabaikan interaksi dengan teman dan keluarga, sehingga hubungan organik melemah. Algoritma AI lebih memilih konten viral seperti video pendek ketimbang mendorong percakapan personal. Akibatnya, ruang untuk diskusi atau berinteraksi semakin sempit karena orang lebih sibuk mengkonsumsi konten. Platform-platform ini akhirnya terasa sama saja dan membosankan, sementara pengguna hanya jadi penonton pasif. Kondisi ini membuat dunia digital semakin menjauh dari realitas dan justru bikin orang merasa kesepian karena kehilangan interaksi yang berarti.

    Baca juga : Siapa Edward de Bono? Inilah Tokoh di Balik Lateral Thinking dan Pengaruhnya terhadap Cara Berpikir di Dunia Modern

  • Tren Work-Life Balance 2025

    Tren Work-Life Balance 2025

    Tahun 2025 membawa perubahan fundamental dalam cara masyarakat memandang hubungan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Generasi baru mulai menjadikan filosofi “Work-Life Balance “ sebagai mantra untuk menolak kultur hustle dan mengutamakan keseimbangan hidup secara holistik.

    Pandemi COVID-19 mempercepat perubahan ini dengan mengubah persepsi terhadap makna bekerja. Para pekerja mulai menyadari bahwa produktivitas tidak selalu sebanding dengan jam kerja yang panjang. Oleh karena itu, mereka kini lebih menerima konsep “working smart, not hard” yang mendorong fokus pada hasil, bukan pada durasi kerja.

    Selanjutnya, Generasi Milenial dan Z mengambil peran utama dalam memimpin transformasi ini. Mereka secara aktif menuntut fleksibilitas kerja dan menolak budaya lembur yang berlebihan. Alih-alih mengejar penumpukan aset, mereka lebih memprioritaskan kualitas hidup, kesehatan mental, dan waktu untuk pengembangan diri.

    Seiring berjalannya waktu, banyak industri mulai menerapkan remote work dan hybrid working model sebagai standar baru. Para pekerja kini memilih tempat dan waktu kerja yang paling sesuai dengan ritme produktivitas mereka. tren work-life balance di tahun 2025

    tren work-life balance di tahun 2025

    Di sisi lain, sejumlah perusahaan global mulai mengadopsi sistem four-day work week. Penelitian membuktikan bahwa pengurangan hari kerja justru meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kepuasan kerja. Para pekerja memanfaatkan waktu libur tambahan untuk recharge, lalu kembali bekerja dengan energi yang lebih segar.

    Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental pun mencapai puncaknya pada tahun 2025. Banyak perusahaan mulai menyediakan program wellness yang lebih komprehensif, termasuk konseling psikologis, sesi yoga, dan praktik mindfulness. Mereka juga mulai menerapkan mental health days sebagai bagian dari kebijakan yang normal dan tidak lagi dianggap tabu.

    Dalam konteks ini, banyak orang mulai menggantikan pendekatan work-life balance yang kaku dengan work-life integration. Mereka tidak lagi memisahkan kehidupan profesional dan personal secara tegas, melainkan mengelola keduanya agar saling melengkapi. Mereka juga menyesuaikan prioritas sesuai fase kehidupan yang sedang dijalani.

    Lebih lanjut, kemajuan teknologi seperti Artificial Intelligence dan otomatisasi memberi peluang besar kepada manusia untuk fokus pada pekerjaan yang bermakna dan kreatif. Kini, pekerja menyerahkan tugas-tugas repetitif dan administratif kepada teknologi, sehingga mereka bisa lebih mengembangkan soft skills dan mengejar passion masing-masing.

    Untuk menjaga keseimbangan digital, banyak orang mulai menggunakan digital wellness tools. Aplikasi yang memblokir notifikasi di luar jam kerja dan alat pelacak kesejahteraan semakin banyak mereka manfaatkan untuk menetapkan batasan antara waktu kerja dan waktu pribadi.

    Meski begitu, perubahan ini tetap menghadirkan tantangan. Perusahaan harus menyesuaikan sistem evaluasi kinerja agar tidak lagi bergantung pada kehadiran fisik. Selain itu, mereka perlu membangun ulang budaya organisasi agar tetap mendukung fleksibilitas tanpa kehilangan semangat kolaborasi dan inovasi.

    Di saat yang sama, individu pun harus meningkatkan kemampuan self-management. Mereka perlu mengembangkan disiplin diri dan menetapkan batasan yang sehat untuk memanfaatkan sistem kerja fleksibel secara maksimal.

    Akhirnya, tren work-life balance di tahun 2025 mencerminkan perubahan nilai masyarakat yang kini lebih menghargai kualitas hidup daripada sekadar kuantitas kerja. Perubahan ini bukan hanya soal waktu, melainkan tentang menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, manusiawi, dan berkelanjutan.

    Baca juga : Tren Tiktok “gapapa kan?”

  • Kecanduan Konten Pendek Generasi Krisis Fokus di Era TikTok

    Kecanduan Konten Pendek Generasi Krisis Fokus di Era TikTok

    TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts membentuk cara tumbuh Generasi Z di tengah revolusi digital. Konten berdurasi 15–60 detik mengubah cara mereka mengonsumsi informasi dan hiburan. Namun, di balik kepraktisannya, konten ini menyimpan ancaman serius terhadap kemampuan fokus dan konsentrasi.

    Platform media sosial merancang algoritma yang secara sengaja memanfaatkan sistem reward dopamin di otak. Setiap kali pengguna melakukan scroll, menyukai, atau menemukan konten baru, sistem ini memberikan stimulus kepuasan instan yang mendorong mereka terus mencari lebih banyak. Konten pendek memperkuat pola ini karena menyajikan gratifikasi cepat yang mudah dicerna, sehingga menciptakan siklus konsumsi yang sulit dihentikan.

    Aplikasi-aplikasi ini juga menyematkan fitur autoplay dan infinite scroll untuk mempertahankan perhatian pengguna selama mungkin. Transisi mulus antar konten membuat pengguna kehilangan kesadaran waktu dan terus terjebak dalam pola konsumsi pasif.

    Dampak Konten Pendek

    Konsumsi konten pendek secara berlebihan telah mengakibatkan penurunan attention span yang signifikan pada Generasi Z. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata durasi fokus manusia telah menurun dari 12 detik pada tahun 2000 menjadi hanya 8 detik saat ini. Fenomena ini menciptakan kesulitan dalam mengerjakan tugas yang membutuhkan konsentrasi mendalam.

    Generasi Z mengalami kesulitan membaca teks panjang, menonton film tanpa gangguan, atau mengikuti pembelajaran yang membutuhkan atensi berkelanjutan. Mereka terbiasa dengan stimulasi visual yang cepat dan beragam, sehingga aktivitas yang monoton atau membutuhkan kesabaran menjadi sangat menantang.

    Krisis fokus ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Dalam bidang akademik, siswa mengalami kesulitan memproses informasi kompleks dan mempertahankan konsentrasi selama pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis dan analitis juga terganggu karena terbiasa dengan informasi yang tersaji secara instant dan superficial.

    Di tempat kerja, fenomena ini menciptakan tantangan produktivitas. Generasi Z cenderung mudah terdistraksi dan kesulitan menyelesaikan tugas yang membutuhkan fokus mendalam dalam waktu lama.

    Mengatasi kecanduan konten pendek membutuhkan pendekatan holistik. Digital detox secara berkala, pengaturan waktu screen time, dan menciptakan zona bebas gadget dapat membantu memulihkan kemampuan fokus. Praktik mindfulness dan meditasi juga terbukti efektif melatih konsentrasi.

    Institusi pendidikan perlu mengadaptasi metode pembelajaran yang mengakomodasi karakteristik Generasi Z sambil tetap melatih kemampuan fokus mereka. Integrasi teknologi dalam pembelajaran harus dilakukan secara bijak untuk mendukung, bukan menggantikan, proses berpikir mendalam.

    Kesadaran akan dampak negatif konsumsi konten pendek adalah langkah pertama menuju perubahan. Generasi Z perlu mengembangkan literasi digital yang sehat dan belajar menggunakan teknologi sebagai alat, bukan membiarkan diri dikuasai olehnya.

    baca juga : Akses Pendidikan di Indonesia Masih Jadi Privilege?

  • Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Jiwa Generasi Digital

    Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Jiwa Generasi Digital

    Generasi Z, yang lahir antara 1997-2012, menghadapi krisis kesehatan mental yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia. Data dari American Psychological Association menunjukkan bahwa 91% Gen Z melaporkan mengalami gejala stres fisik atau emosional. Peran masif media sosial dalam membentuk realitas sosial menghasilkan angka tertinggi dibandingkan generasi sebelumnya

    Media sosial menciptakan paradoks yang unik bagi Gen Z. Mereka adalah generasi yang paling terhubung secara digital, namun paradoksnya mereka juga melaporkan tingkat kesepian dan isolasi sosial tertinggi. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter telah menjadi ruang utama untuk interaksi sosial. Namun, ironisnya menciptakan jarak emosional yang lebih dalam.

    Algoritma media sosial dirancang untuk memaksimalkan engagement, bukan kesejahteraan pengguna. Hasilnya, Gen Z terpapar konten yang memicu kecemasan, perbandingan sosial yang tidak sehat, dan validasi yang bergantung pada metrik digital. Seperti likes, views, dan followers. Ketergantungan pada validasi eksternal ini mengikis kepercayaan diri intrinsik dan menciptakan siklus kecemasan berkelanjutan.

    Dampak Psikologis yang Kompleks

    Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berlebihan pada Gen Z berkorelasi dengan meningkatnya tingkat depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Fenomena “compare and despair” menjadi sangat nyata ketika mereka terus-menerus. Dengan membandingkan kehidupan mereka dengan highlight reel orang lain di media sosial.

    Fear of Missing Out (FOMO) telah berevolusi menjadi Fear of Missing Everything (FOME). Di mana Gen Z merasa tertekan untuk selalu update dengan tren terbaru, berita viral, dan aktivitas teman-teman mereka. Tekanan ini menciptakan chronic stress yang berdampak pada kualitas tidur, konsentrasi, dan kesehatan mental secara keseluruhan.

    Gen Z juga menghadapi bentuk baru dari perundungan melalui cyberbullying yang dapat terjadi 24/7 tanpa batas geografis. Cancel culture dan public shaming di media sosial menciptakan lingkungan yang tidak aman. Dengan berekspresi dan membuat kesalahan, padahal proses trial and error adalah bagian normal dari perkembangan remaja.

    Fenomena toxic positivity di media sosial juga menciptakan tekanan untuk selalu tampil bahagia dan sukses. Mengabaikan emosi negatif yang sebenarnya normal dan perlu diproses. Hal ini menyebabkan emotional suppression yang berbahaya bagi kesehatan

    Meskipun tantangan berat, Gen Z juga menunjukkan resiliensi luar biasa. Mereka lebih terbuka membicarakan kesehatan mental, aktif mencari bantuan profesional, dan menggunakan platform digital untuk edukasi mental health. Gerakan digital detox, mindful social media use, dan pembentukan komunitas support online positif. Menunjukkan bahwa generasi ini tidak hanya menjadi korban, tetapi juga agen perubahan untuk kesehatan mental yang lebih baik.

    Kunci utama adalah menciptakan literasi digital yang sehat. Mengembangkan resiliensi emosional, dan membangun koneksi otentik di luar dunia digital. Generasi yang lahir dan besar di era teknologi ini.

    Baca juga : Kerja Ikhlas, Cleaner Masjid Dapat Hadiah Haji dari Kerajaan Saudi

  • Kerja Ikhlas, Cleaner Masjid Dapat Hadiah Haji dari Kerajaan Saudi

    Kerja Ikhlas, Cleaner Masjid Dapat Hadiah Haji dari Kerajaan Saudi

    Malang, 26 Mei 2025 — Muhammad Cecep Abdullah, sosok yang terkenal sebagai Cleaner Masjid, menerima undangan haji dari Kerajaan Arab Saudi. Rencananya cecep akan melakukan perjalanan dari Sukabumi menuju bandara pada 29 Mei mendatang. Selanjutnya langsung melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci.

    Cleaner Masjid Viral

    Muhammad Cecep Abdullah (27 tahun), atau sapa dikenal Cecep. Adalah sosok pencetus cleaner masjid viral dengan akun @cleanermasjid. Namanya sempat viral di media sosial atas aksinya yang rutin membersihkan masjid secara sukarela. Cecep rutin membersihkan tempat wudhu dan toilet masjid yang jarang terurus. Ia melakukannya secara sukarela, bahkan menggunakan dana pribadi untuk membeli perlengkapan kebersihan. Kegiatan ini ia lakukan demi kebaikan dan hobinya dalam menjaga kebersihan dan lingkungan.

    Atas dedikasinya yang tulus ini, kini Cecep membawa kabar yang membahagiakan. Cecep mendapatkan undangan haji langsung dari Kerajaan Arab Saudi untuk keberangkatan tahun 2025. Ini adalah jawaban dari doa yang selama ini ia panjatkan. Cecep menyebut keinginan berhaji lewat undangan kerajaan mulai terlintas sejak namanya ramai dan viral menjelang Iduladha 2024.

    “Waktu pertama kali viral itu sebelum Idul Adha tahun 2024, aku lihat berita sedang musim haji, kemudian ada beberapa orang yang hajinya undangan dari kerajaan, dan saat itu mulai terketuk hati lalu berdoa kepada Allah meminta supaya haji jalur kerajaan,” kata Cecep dikutip dari sukabumiupdate.com pada Sabtu (24/5).

    Cecep mengaku masih merasa belum percaya terpilih sebagai jemaah haji undangan. Ia menilai banyak orang lain yang lebih rajin dan pantas menjadi tamu Allah. “Saya juga tidak tahu penilaiannya ai dari sisi apa. Banyak yang lebih rajin dari saya. Mungkin ini murni undangan dari Allah,” ujar Cecep.

    Cecep tercatat sebagai satu-satunya jemaah asal Sukabumi dalam rombongan tersebut. Total ada 21 orang dari berbagai daerah yang tergabung dalam kelompok jemaah undangan. Mereka terjadwal berangkat pada 29 Mei 2025, namun jadwal bisa berubah menyesuaikan kondisi penerbangan.

    baca juga : Langkah Kecil Novi Pratiwi, Dampak Besar untuk Sekitarnya

    Referensi :
    Sukabumiupdate.com. (2024). Inspiratif, cleaner masjid asal Sukabumi Cecep Abdullah diundang haji oleh Kerajaan Arab Saudi.

  • Bazar Makanan & Senam Sehat di RT 09 Lowokwaru Malang

    Bazar Makanan & Senam Sehat di RT 09 Lowokwaru Malang

    Malang – Suasana meriah tampak di RT 09 Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, pada Minggu pagi (25/5/2025). Ratusan warga mengikuti senam sehat dan bazar makanan yang panitia gelar di halaman Balai RW.


    Instruktur lokal memulai senam sehat penuh energi pada pukul 06.00 WIB dengan iringan musik populer. Lebih dari 100 warga turut serta, mulai dari anak-anak hingga lansia. Senam sehat ini menjadi pembuka kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran hidup sehat di lingkungan RT.

    Ketua RT 09, Bapak PInstruktur lokal memulai senam sehat penuh energi pada pukul 06.00 WIB dengan iringan musik populer. Pak Pras, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah inisiatif bersama warga untuk mempererat kebersamaan sekaligus mengajak masyarakat lebih peduli pada kesehatan. “Kami ingin menghidupkan kembali semangat gotong royong, sekaligus menumbuhkan gaya hidup sehat melalui kegiatan senam dan bazar ini,” ujarnya.

    Setelah senam selesai pukul 10.00 WIB, panitia melanjutkan acara dengan bazar makanan yang menyajikan aneka kuliner rumahan, seperti nasi pecel, bakso, soto ayam, serta camilan tradisional seperti klepon, pisang goreng, tahu isi, dan kue lapis. Sebagian besar makanan berasal dari olahan ibu-ibu PKK setempat.

    Menurut Bu Lilis, salah satu peserta bazar, kegiatan ini sangat positif karena memberi ruang bagi warga untuk berwirausaha. “Bazar ini sangat membantu kami mengenalkan produk makanan rumahan. Harapannya bisa terus rutin digelar,” katanya.

    Selain bazar dan senam, panitia juga menyediakan doorprize menarik, seperti peralatan dapur dan sembako, seperti beras dan minyak bagi peserta senam yang beruntung. Acara berlangsung aman, tertib, dan penuh keakraban.

    Selain mengadakan doorprize, panitia juga mengadakan cek kesehatan gratis bagi warga yang ingin ngecek keseheata. Seperti gula darah, tensi, dan kolestrol. Saya senang sekali dengan adanya acara seperti ini. Selain mempererat hubungan antarwarga, kegiatan ini juga menyehatkan dan menghibur,” ujar Bu Kandi, salah satu warga yang hadir.

    Warga RT 09 Kelurahan Lowokwaru sukses menggelar senam sehat dan bazar makanan sebagai bentuk kolaborasi dan ajang pemberdayaan ekonomi lokal yang mereka harapkan bisa terus berlanjut.

  • Dari Kegelapan Menuju Terang Melalui Pendidikan dan Kesetaraan

    Dari Kegelapan Menuju Terang Melalui Pendidikan dan Kesetaraan

    MALANG, 24 Mei 2025 – Seminar Kampung Season 3 tentang Refleksi terhadap pemikiran R.A. Kartini dalam bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang” sukses terselenggara pada Minggu (25/5) di Balai dusun Busu, Desa Slamparejo Kec. Jabung. Menghadirkan Presiden Mahasiswa UIN Maliki Malang, Muammar Shidiq dan Maharina Novia Z, Marketing Communication Rumah Baca Cerdas A. Malik Fadjar. Seminar ini menjelaskan relevansi yang kuat dengan tantangan masa kini, khususnya dalam isu kesetaraan gender dan pendidikan perempuan. 

    “Kartini menegaskan bahwa wanita dan pria memiliki hak yang sama dalam segala aspek kehidupan. Visinya tentang kesetaraan ini menjadi kontras dengan praktik pernikahan dini yang masih terjadi di era modern, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diperjuangkannya,” jelas Muammar Shidiq. 

    Maka dari itu, pendidikan menjadi kunci utama transformasi sosial menurut Kartini. Ia percaya bahwa melalui pendidikan tinggi, perempuan dapat mengubah budaya patriarki yang mengakar, termasuk tradisi menikah dini yang membatasi potensi perempuan.

    Di era Kartini, kemampuan mengubah lingkungan nenek moyang dan pengalaman tradisional menjadi bukti kekuatan pendidikan dalam mentransformasi masyarakat. Peran perempuan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi sebagai agen perubahan sosial.

    Lebih lanjut dalam Seminar kampung bertema “Perempuan dan Peradaban”, Muammar menegaskan “Warisan pemikiran Kartini mengajarkan bahwa perubahan pola pikir melalui pendidikan dapat merevolusi budaya dan menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan, dimana setiap individu memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang”.

    Menurut Kartini, perempuan memiliki peran penting sebagai agen perubahan di masyarakat. Melalui pendidikan tinggi, perempuan dapat mengubah pola pikir, budaya, dan lingkungan di daerah asal mereka. Para individu akan memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh sebagai modal untuk mentransformasi tradisi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

    Baca juga : Safira Hunar Bahas How to Branding Yourself in Digital Era

  • Talkshow “Beauty Beyond Mental Wellness” by Fablyme

    Talkshow “Beauty Beyond Mental Wellness” by Fablyme

    Malang, 24 Mei 2025 — Talkshow bertajuk “Beauty Beyond Mental Wellness: For Radiant Skin ” sukses terselenggara pada Sabtu (24/5) di Malang Creative Center. Event seru Kosmesia x FablyMe ini menghadirkan psikolog Nia Paramita Yusuf dan Joefanca, Marketing Manager dari brand skincare lokal FablyMe. Selain itu, dalam event ini juga ada workshop DIY moisturizer bersama tim RnD Kosmesia. Sesi Q&A, giveaway seru, photobooth kece & pembagian produk gratis.

    Workshop DIY moisturizer bersama tim RnD Kosmesia.

    Beauty Beyond Mental Wellness

    Ketika mental sedang tidak baik-baik saja, self-care sering pun terabaikan. Menurut psikolog Rr. Nia Paramita Yusuf, ada kaitan erat antara kondisi mental seseorang dengan semangatnya dalam merawat diri, termasuk kulit. Saat seseorang sedang banyak masalah atau secara psikologis sedang tidak stabil, biasanya mood menurun. Dalam kondisi itu, keinginan untuk melakukan self-care, seperti memakai skincare atau menjaga pola hidup sehat, sering kali ikut hilang.

    “Kalau hati sedang suram, rasanya malas untuk ngapa-ngapain, apalagi merawat diri. Padahal justru saat itulah kita butuh lebih banyak perhatian terhadap diri sendiri,” jelas Nia.

    Maka dari itu, di sinilah pentingnya self-love. Fablyme hadir dengan cinta, kasih, dan harapan seperti pada tagline mereka “Love Yourself, Love Your Skin”.

    “Mencintai diri sendiri ga hanya tentang happy, tapi berani menghadapi apapun dan being autentic of yourself on the right place. Karena kita diciptakan istimewa dan penuh cinta.

    Lebih lanjut, dalam Talkshow bertajuk “Beauty Beyond Mental Wellness: For Radiant Skin ” Nia dan Joefanca mengingatkan untuk rawatlah dirimu secara keseluruhan, body mind and soul. Karena, setiap manusia itu berharga, jadilah diri sendiri dan jangan banyak minta validasi ke orang lain. Cantik itu standartnya bukan orang lain tapi dari sendiri, cintai diri sendiri mulai dari hal kecil seperti menghargai diri sendiri dan merawat diri dengan teratur.

    baca juga : Dari Kecantikan Menuju Kebahagiaan: Merawat Diri untuk Jiwa yang Lebih Sehat


  • Jennifer Coppen Buktikan Single Mom Bisa Sukses

    Jennifer Coppen Buktikan Single Mom Bisa Sukses

    Awal karier Jennifer Coppen sebagai aktris muda

    Saat Jennifer Coppen dikenal banyak masyarakat karena single mom sukses. Jennifer Coppen yang bernama lengkap Jennifer Rochelle Coppen (20 Juli 2001) memulai karier di dunia hiburan sejak remaja. Namanya melambung setelah tampil dalam beberapa sinetron populer. Berkat bakat dan kerja keras, ia cepat dikenal sebagai artis muda berbakat. Jennifer Coppen buktikan single mom bisa sukses.

    Namun, di balik kesuksesan itu, Jennifer harus menghadapi ujian hidup. Di usia yang masih muda, ia memutuskan untuk menjalani kehamilan di luar nikah. Keputusan tersebut memicu perdebatan, tetapi Jennifer tetap berani melangkah.

    Perjalanan menjadi ibu tunggal di usia muda

    Jennifer Coppen sebagai ibu tunggal sukses menunjukkan keberanian luar biasa. Ia memilih merawat anaknya sendiri tanpa menggantungkan hidup pada siapa pun. Meskipun banyak tekanan sosial, ia tetap melangkah maju.

    Ia tak pernah menyalahkan keadaan. Sebaliknya, ia memanfaatkan situasi tersebut untuk tumbuh dan belajar. Peran barunya sebagai ibu mengubah pandangannya tentang hidup.

    Dukungan keluarga sebagai sumber kekuatan

    Selama menjalani masa sulit, Jennifer mendapat dukungan dari ibunya. Sang ibu juga pernah menjadi orang tua tunggal. Oleh karena itu, ia sangat memahami kondisi Jennifer.

    Hubungan mereka semakin erat. Dukungan keluarga membuat Jennifer merasa tidak sendirian. Selain itu, sahabat-sahabat terdekatnya juga memberi dorongan moral yang besar.

    Anak sebagai sumber semangat dan harapan

    Kehadiran anaknya menjadi motivasi utama dalam hidup Jennifer. Ia ingin memberikan kehidupan terbaik bagi sang buah hati. Maka dari itu, ia berjuang tanpa kenal lelah.

    Jennifer percaya bahwa setiap ibu memiliki kekuatan luar biasa. Oleh karena itu, ia selalu berusaha menjadi versi terbaik dirinya, demi masa depan anaknya.

    Terjun ke dunia bisnis dan bangun brand sendiri

    Tak hanya aktif sebagai artis, Jennifer juga membangun usaha sendiri. Ia merintis bisnis skincare dari nol. Awalnya tidak mudah, tetapi Jennifer pantang menyerah.

    Ia belajar seluk-beluk bisnis secara mandiri. Mulai dari produksi, pemasaran, hingga pengelolaan tim, semuanya ia pelajari dengan serius. Kini, bisnisnya berkembang pesat dan dikenal luas.

    Saat ini bisnis yang ia punya yaitu Jennskin (skincare), Chewy Dessert (cookies dan brownies).

    Jennifer Coppen tetap aktif di dunia hiburan

    Meskipun sibuk sebagai ibu dan pengusaha, Jennifer tetap berkiprah di dunia hiburan. Ia terus menerima tawaran bermain film dan sinetron. Komitmennya terhadap pekerjaan tetap tinggi.

    Ia mengatur waktu dengan baik agar bisa menjalani semua peran secara seimbang. Kehidupan pribadi dan profesional berjalan beriringan. Ia membuktikan bahwa ibu tunggal bisa tetap berkarya.

    Menjadi panutan bagi perempuan muda Indonesia

    Jennifer Coppen sebagai ibu tunggal sukses kini menjadi panutan bagi banyak perempuan. Ia sering membagikan kisahnya melalui media sosial. Tujuannya untuk menginspirasi dan memberi semangat.

    Menurut Jennifer, perempuan harus percaya pada kemampuan diri. Meski hidup tak selalu mudah, semua bisa dihadapi jika dijalani dengan semangat dan keyakinan.

    Mengubah luka menjadi kekuatan pribadi

    Perjalanan hidup Jennifer tidak selalu indah. Namun, ia tidak pernah menyerah pada rasa sakit. Ia memilih mengubah luka menjadi pelajaran berharga.

    Setiap pengalaman pahit justru membentuk karakternya menjadi lebih kuat. Ia percaya bahwa setiap cobaan membawa hikmah. Oleh karena itu, ia terus melangkah dengan hati yang teguh.

    Peran ganda: Ibu sekaligus pemimpin bisnis

    Setiap hari, Jennifer harus mengatur waktunya secara disiplin. Ia membagi waktu antara mengurus anak dan memimpin tim bisnisnya. Pagi hari, ia fokus pada kebutuhan anak. Setelah itu, ia mulai memantau produksi dan strategi pemasaran produknya.

    Dalam menjalankan bisnis, Jennifer menunjukkan kepemimpinan yang tegas dan penuh empati. Ia membangun hubungan baik dengan para karyawan. Selain itu, ia selalu terbuka terhadap kritik dan masukan. Hal ini membuat timnya bekerja lebih solid dan produktif.

    Tetap menjaga kesehatan mental dan fisik

    Menjalani peran ganda bukan tanpa tekanan. Oleh karena itu, Jennifer menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental. Ia rutin meditasi dan berolahraga untuk menjaga keseimbangan emosi. Selain itu, ia juga membatasi waktu kerja agar tetap punya waktu berkualitas bersama anak.

    Jennifer percaya bahwa ibu yang bahagia akan membesarkan anak yang bahagia juga. Karena itu, ia tidak ragu mencari bantuan profesional jika dibutuhkan. Ia ingin tumbuh bersama anaknya dalam lingkungan yang sehat dan suportif.

    Harapan Jennifer Coppen untuk masa depan

    Sebagai ibu muda, Jennifer memiliki banyak harapan. Ia ingin anaknya tumbuh bahagia dan bangga terhadap dirinya. Ia juga ingin terus berkembang, baik dalam karier maupun bisnis.

    Ia berharap kisahnya bisa memotivasi banyak orang. Terutama perempuan yang sedang dalam situasi serupa. Ia ingin semua perempuan tahu bahwa mereka bisa bangkit dan sukses.