Kategori: Sosok

  • Menyelami Dunia Sastra dan Jurnalisme Leila S. Chudori

    Menyelami Dunia Sastra dan Jurnalisme Leila S. Chudori

    MANUNGSA— Leila S. Chudori dikenal sebagai salah satu penulis dan jurnalis paling berpengaruh di Indonesia. Melalui karya-karyanya, ia tak hanya merekam sejarah dan realitas sosial-politik, tetapi juga menginspirasi generasi penulis muda dengan keberaniannya mengangkat isu-isu penting.

    Pendidikan Leila S. Chudori

    Leila Salikha Chudori lahir di Jakarta pada 12 Desember 1962. Sejak muda, bakat menulisnya telah terlihat jelas. Cerpen pertamanya berjudul “Pesan Sebatang Pohon Pisang”, dimuat di majalah anak-anak Si Kuncung ketika ia berumur 11 tahun. Selain itu, Leila mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Lester B. Pearson College of the Pacific di Kanada, kemudian menempuh studi Ilmu Politik dan Studi Pembangunan Perbandingan di Universitas Trent. Setelah lulus pada 1988, ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan majalah Tempo sebagai wartawan.

    Karir dan Karya

    Leila secara berani mengangkat tema-tema sensitif dalam karya-karyanya, mulai dari politik hingga dinamika sosial Indonesia. Tidak hanya menerjemahkan kumpulan cerpen “Malam Terakhir” (1989) ke dalam bahasa Jerman (Die Letzte Nacht), ia juga meraih kesuksesan dengan novel pertamanya, “Pulang” (2012). Novel ini menceritakan pengalaman pengasingan politik di Paris dan berhasil memenangkan Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada 2013.

    Selain itu, “Laut Bercerita” (2017), karya terbarunya, mendapatkan penghargaan S.E.A. Write Award pada tahun 2020. Keberhasilan ini menandai posisi Laila sebagai penulis yang tidak hanya diapresiasi di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional.

    Leila S. Chudori dalam Dunia Jurnalistik dan Perfilman

    Di dunia jurnalistik, Leila telah mewawancarai tokoh-tokoh penting dunia, seperti Nelson Mandela, Yasser Arafat, dan Cory Aquino. Berkat pengalaman tersebut, perspektifnya kian kaya, yang kemudian tercermin dalam karya-karyanya, baik jurnalistik maupun fiksi.

    Selain menulis, Leila juga aktif dalam dunia perfilman dan televisi. Ia menulis naskah drama televisi “Dunia Tanpa Koma” (2006), yang memenangkan penghargaan serial Televisi Terbaik di Bandung Film Festival 2007. Naskah film pendek Drupadi (2009), yang merupakan interpretasi epik Mahabharata, juga menjadi bagian dari karya-karya kreatifnya.

    Leila S. Chudori merupakan ibu dari penulis Rain Chudori. Bersama putrinya, ia mendirikan Peron House, sebuah penerbit yang berfokus pada karya sastra Indonesia dan internasional. Melalui penerbitan ini, mereka berupaya memperluas jangkauan karya-karya sastra Indonesia ke dunia internasional, sekaligus memupuk talenta penulis baru.

    Melalui perjalanan dan dedikasinya, Leila S. Chudori telah membuktikan bahwa sastra dan jurnalistik dapat menjadi media kuat untuk merekam dan memahami kompleksitas kehidupan sosial-politik Indonesia.

    Baca juga: Menjadi Rory Gilmore, Gigih Belajar ditengah Banyaknya Distraksi

    Referensi:

    • Telkomsel. 2024. Mengenal Laila S. Chudori: Biodata dan Buku-Bukunya.
    • Badan Bahasa Kemendikbud. 2022. Laila S. Chudori
    • Goodreads. 2017. Leila S. Chudori (Author of Laut Bercerita)

  • Langkah Kecil Novi Pratiwi, Dampak Besar untuk Sekitarnya

    Langkah Kecil Novi Pratiwi, Dampak Besar untuk Sekitarnya

    Meninggalkan Angkasa, Menyentuh Tanah

    Pada usianya yang cukup muda, Langkah Kecil Novi Pratiwi, Dampak Besar untuk Sekitarnya. Setelah bertahun-tahun menjalani profesi sebagai pramugari di sebuah maskapai penerbangan swasta, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dengan sukarela. Bukan disebabkan oleh kelelahan, dan bukan juga karena hilangnya semangat untuk terbang, tetapi karena suara hati kecilnya terdorong untuk melayani kelompok yang sering terlupakan: orang dengan gangguan mental (ODGJ). 

    “Saya senantiasa merasakan dunia saya sangat nyaman, sementara luar sana banyak orang yang tidak memiliki tempat untuk diakui sebagai manusia,” kata Novi saat diwawancarai oleh media lokal Radar Jogja (2023). 

    Keputusan Novi tidak muncul secara tiba-tiba. Ketika masih terbang, ia sering kali membaca cerita mengenai penelantaran ODGJ di berbagai lokasi. Salah satu yang paling teringat adalah saat ia menyaksikan seorang perempuan dengan gangguan mental tidur di bawah jembatan dalam perjalanan dari bandara menuju hotel transit. “Saat itu saya hanya dapat melihat dari belakang jendela mobil.” “Tapi hatiku masih berada di sana,” kenangnya. 

    Dari Sayap ke Pelukan Perikemanusiaan 

    Setelah berhenti dari pekerjaan sebagai pramugari, Novi kembali ke kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah. Di situlah ia mulai memahami dunia rehabilitasi ODGJ secara langsung. Pada awalnya, ia hanya berpartisipasi sebagai sukarelawan di sebuah lembaga kecil yang menangani masalah ODGJ yang terabaikan. Namun seiring waktu, fungsinya mengalami perubahan. Ia mulai berpartisipasi dalam menjemput pasien, memandikan, memberi makan, serta mendampingi sesi terapi mereka. 

    Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, minimal ada lebih dari 400 ribu ODGJ berat di Indonesia, namun tidak semuanya menerima perawatan medis yang sesuai. “Novi menyatakan, ‘Statistik bisa tercatat, namun dampak sosial mereka tidak dapat diukur.’” 

    Ia juga menekankan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya memperlakukan ODGJ secara manusiawi. Masih ada banyak kejadian pemaksaan, pengusiran, bahkan penyiksaan yang mreka lakukan atas nama ‘gangguan’. 

    Novi kini meluncurkan inisiatif kecil berbasis komunitas yang disebut “Ruang Pulih”, sebuah gerakan tidak resmi yang mengizinkan rumahnya menjadi tempat singgah bagi ODGJ yang terabaikan sebelum mereka rujuk ke rumah sakit jiwa atau panti sosial. Tempat tinggal sederhana itu tidak memiliki banyak perlengkapan, tetapi penuh dengan kasih sayang dan ketulusan. 

    Satu Raga, Satu Transformasi 

    Bagi Novi, mendukung ODGJ bukan hanya tindakan sosial, tetapi juga proses pemulihan yang saling menguntungkan. “Kadang saya merasa sembuh saat mendengar tawa mereka atau hanya sekadar mau menggenggam tangan saya,” ujarnya. 

    Salah satu cerita yang paling mengesankan adalah mengenai Pak Karyo (nama samaran), seorang pria berusia 50-an yang ditemukan dalam keadaan hampir telanjang, tidak bisa berbicara, dan mencari makan dari tempat sampah di terminal kota. memerlukan waktu dua bulan sebelum Pak Karyo kembali mengenali dirinya. Saat ini, ia telah dapat bertani di kebun kecil milik Novi. 

    Cerita ini kemudian dipublikasikan oleh saluran YouTube Lentera Jiwa dan berhasil menarik lebih dari 50 ribu penonton, yang kebanyakan mengaku terinspirasi. Banyak yang kemudian mengirimkan bantuan logistik atau hanya datang untuk menyaksikan secara langsung kegiatan di Ruang Pulih. 

    Namun, Novi tidak merasa bahwa ia luar biasa. “Saya hanya ingin ada, meski hanya satu orang yang saya bantu.” “Bagi saya, itu sudah memadai.” 

    Menginspirasi Melalui Tindakan Konkret 

    Cerita Novi bukan hanya motivasi pribadi, tetapi juga bukti bahwa tindakan kecil yang rutin dapat memberikan pengaruh besar. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang berlomba meraih perhatian di media sosial, Novi mengambil langkah tenang: mengangkat kembali jiwa-jiwa yang pernah hancur. 

    Saat ini, Novi berkolaborasi dengan berbagai profesional medis, psikiater setempat, serta Dinas Sosial Kabupaten Klaten untuk memfasilitasi layanan bagi pasien ODGJ yang tidak memiliki keluarga atau identitas. Ia juga kerap menjadi pembicara dalam diskusi kampus mengenai kesehatan mental dan advokasi hak asasi manusia. 

    “Saya tidak merasa menyesal dengan pilihan untuk berhenti menjadi pramugari.” “Saat ini saya memang tidak terbang, tetapi saya merasakan kedekatan yang lebih dengan sesama manusia,” ucapnya. 

    Menjadi Jembatan Impian 

    Kisah Novi Pratiwi menunjukkan bahwa setiap individu memiliki peluang untuk memberikan dampak, tanpa memandang latar belakang atau pekerjaan sebelumnya. Meskipun ia mungkin tidak lagi terbang di angkasa biru, telapak kakinya di tanah telah menjadi penghubung harapan bagi mereka yang selama ini terabaikan. 

    Dalam era yang cepat dan sering kali egois, sosok seperti Novi mengingatkan kita tentang satu hal mendasar: kebaikan tidak perlu berlebihan, cukup ada di saat mereka butuh. 

    Baca Juga: Rachel Vennya, Simbol Perempuan Tangguh

  • Menjadi Rory Gilmore, Gigih Belajar ditengah Banyaknya Distraksi

    Menjadi Rory Gilmore, Gigih Belajar ditengah Banyaknya Distraksi

    Rory Gilmore sebagai Cermin Realita

    Rory Gilmore dalam serial Gilmore Girls

    Romanticizing Rory Gilmore

    Playlist Spotify “studying like rory gilmore”

    Namun, kita harus menekankan bahwa semangat belajar Rory bukan sekadar romantisasi perjuangan. Ia menunjukkan bahwa kerja keras tidak instan dan hasilnya pun tidak selalu sesuai harapan. Meski akhirnya berhasil masuk Yale, Rory menghadapi berbagai tantangan akademik dan pribadi sepanjang perjalanannya. Ia pernah stres, gagal dalam ujian, bahkan memutuskan cuti kuliah sejenak karena krisis identitas. Melalui semua itu, Rory mengajarkan bahwa kegigihan bukan berarti tanpa jatuh.

    Disiplin dan Konsisten

    Serial ini menggambarkan Rory sebagai sosok yang selalu menjadikan belajar sebagai prioritas utamanya.Bahlan saat teman-temannya bersantai, ia memilih untuk mengulang materi dan menulis esai. Jadwal belajarnya ketat dan metode belajarnya terorganisir dengan baik. Tidak hanya membaca buku pelajaran, ia juga aktif dalam ekstrakurikuler dan menulis untuk media sekolah. Semua ini menunjukkan bahwa keberhasilannya bukan hasil keberuntungan, melainkan hasil dari upaya konsisten.

    Namun, serial ini menampilkan semangat belajarnya dengan cara yang alami dan tidak kaku. Rory tetap memiliki kehidupan sosial dan hubungan personal yang kompleks. Ini memperlihatkan bahwa menjadi gigih bukan berarti mengorbankan seluruh aspek lain dalam hidup. Justru, keseimbangan yang ia upayakan menjadi kekuatan tersendiri dalam karakternya.

    Jejak Rory Gilmore di Mata Gen Z

    Kini, lebih dari dua dekade setelah serial pertamanya tayang, Rory Gilmore masih relevan. Generasi Z kerap menjadikan Rory sebagai inspirasi dalam rutinitas belajar mereka. Bahkan di beberapa platform seperti website dan YouTube menciptakan komunitas daring bertajuk “Rory Gilmore Reading Challenge” yang mengajak peserta menyelesaikan daftar bacaan klasik versi Rory. Hal ini menunjukkan bahwa karakter fiksi dapat berdampak nyata, khususnya dalam membentuk budaya belajar di era digital yang penuh distraksi.

    Meski demikian, tidak semua hal dalam karakter Rory patut ditiru tanpa refleksi. Beberapa orang menilai bahwa ekspektasi tinggi yang menekannya dapat memberi tekanan berlebihan. Namun, dari sisi lain, Rory menyampaikan pesan penting bahwa belajar adalah proses yang berharga, bukan sekadar alat untuk meraih prestasi.

    Baca juga: Ilmuwan Perempuan Chien-Shiung Wu Yang Melawan Dunia Patriarki

  • Rachel Vennya, Simbol Perempuan Tangguh

    Rachel Vennya, Simbol Perempuan Tangguh

    Rachel Vennya bukan nama asing di jagat media sosial Indonesia. Kisah inspiratif Rachel Vennya Simbol Perempuan tangguh yang penuh warna—dari seorang ibu muda, pengusaha sukses, hingga aktivis sosial yang menginspirasi jutaan orang. Di balik glamornya dunia selebritas dan influencer, tersimpan kisah perjuangan, pembelajaran, dan transformasi pribadi yang menggerakkan banyak orang untuk berani berubah.

    Awal Perjalanan: Menjadi Ibu di Usia Muda

    Sebelum ia menjadi seperti sekarang, Rachel Vennya dulu seorang perias dan penjual jamu pelangsing. Rachel Vennya memulai perjalanannya sebagai figur publik ketika ia masih sangat muda. Di usia awal 20-an, ia menikah dan menjadi seorang ibu. Meski terbilang muda, Rachel tidak membiarkan peran barunya menjadi hambatan. Ia justru memeluk status sebagai ibu dengan penuh kebanggaan dan tanggung jawab. Saat banyak orang meragukan kemampuannya, Rachel menunjukkan bahwa perempuan muda juga mampu menjalani peran ganda dengan sukses.

    Kehidupan keluarga Rachel sempat menjadi sorotan publik, terutama setelah perceraiannya. Namun, ia memilih untuk tidak larut dalam keterpurukan. Sebaliknya, ia menjadikan momen itu sebagai titik balik untuk membangun kembali jati dirinya.

    Bangkit dan Bertransformasi

    Pasca perceraian, Rachel menunjukkan keberanian luar biasa. Ia mengambil langkah besar dalam hidupnya dengan mengejar kemandirian secara finansial dan emosional. Rachel memperluas cakrawala kariernya, tidak hanya sebagai influencer tetapi juga sebagai entrepreneur. Ia mengelola berbagai lini bisnis, termasuk fesyen dan kuliner, yang mendapat sambutan hangat dari pasar.

    Ketekunan dan keberaniannya menginspirasi banyak perempuan untuk mandiri. Rachel tidak takut mengambil resiko dan belajar dari setiap kesalahan. Ia menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya tentang hasil akhir, melainkan proses panjang yang dipenuhi perjuangan dan niat kuat untuk bertumbuh.

    Membangun Citra Positif di Tengah Sorotan

    Menjadi figur publik berarti harus siap dengan sorotan dan kritik. Rachel tidak luput dari kontroversi, termasuk kasus pelanggaran karantina yang sempat membuatnya menjadi pusat perhatian negatif. Namun, yang membedakan Rachel dengan banyak tokoh lain adalah responnya terhadap kesalahan.

    Alih-alih membela diri secara berlebihan, Rachel mengakui kesalahannya secara terbuka dan meminta maaf kepada publik. Ia menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran besar dalam hidupnya. Sikap tanggung jawab inilah yang membuat banyak pengikutnya tetap setia dan justru semakin menghormatinya.

    Konsisten Menyuarakan Isu Sosial

    Selain aktif di dunia bisnis dan media sosial, Rachel juga menunjukkan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial. Ia menggunakan platformnya untuk menyuarakan berbagai topik penting, mulai dari kesehatan mental, pemberdayaan perempuan, hingga bantuan kemanusiaan.

    Di masa pandemi, Rachel aktif menggalang bantuan untuk masyarakat yang terdampak. Ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk donasi dan kampanye kesadaran publik. Langkah ini memperkuat citranya sebagai influencer yang tidak hanya peduli pada konten, tetapi juga pada kehidupan nyata orang banyak.

    Inspirasi untuk Perempuan Indonesia

    Rachel Vennya menjadi simbol perempuan muda Indonesia yang berani, mandiri, dan penuh empati. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa sukses di banyak bidang sekaligus—menjadi ibu, pengusaha, konten kreator, dan aktivis sosial. Di tengah tantangan hidup, Rachel terus tumbuh dan berkembang, tanpa kehilangan jati dirinya.

    Banyak perempuan muda yang terinspirasi oleh kisah Rachel. Ia tidak menampilkan kehidupan yang sempurna, melainkan menunjukkan kenyataan bahwa setiap orang bisa jatuh, tetapi juga bisa bangkit. Kejujuran dan keterbukaannya menjadi nilai penting yang membuatnya dekat dengan publik.

    Personal Branding yang Autentik

    Kesuksesan Rachel tidak lepas dari kemampuannya membangun personal branding yang kuat dan autentik. Ia tidak sekadar menjual produk atau konten, tetapi juga nilai dan prinsip hidup yang diyakininya. Konsistensi dalam menyampaikan pesan dan gaya hidup yang relevan dengan audiens membuat Rachel menjadi salah satu influencer paling berpengaruh di Indonesia.

    Rachel membagikan konten yang mencerminkan kesehariannya secara autentik, penuh warna, dan mudah dipahami audiens. Ia membangun engagement yang kuat sekaligus membentuk kepercayaan publik terhadap pribadinya.

    Tetap Tumbuh di Tengah Tantangan

    Di balik pencapaiannya, Rachel tetap menunjukkan sisi manusiawi. Ia sering membagikan proses refleksi diri, perjuangan sebagai orang tua tunggal, dan perjuangan mental yang ia alami. Sikap ini memberi pesan bahwa tidak apa-apa untuk tidak selalu kuat, asal tetap mau belajar dan memperbaiki diri.

    Rachel juga aktif mengembangkan kapasitas pribadinya, termasuk mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk menunjang kariernya. Ia menyadari bahwa popularitas tidak akan bertahan tanpa fondasi pengetahuan dan integritas yang kuat.

    Rachel Vennya dan Masa Depan yang Cerah

    Kisah Rachel Vennya bukan hanya tentang popularitas. Ia tentang keberanian, ketekunan, dan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan. Rachel membuktikan bahwa kesalahan tidak menjadi akhir segalanya ketika seseorang bertanggung jawab dan bertekad untuk memperbaiki diri.

    Dengan visi yang semakin matang dan pengaruh yang luas, Rachel Vennya terus bergerak sebagai agen perubahan. Ia menginspirasi generasi muda untuk berani bermimpi, berjuang, dan bertanggung jawab terhadap pilihan hidup mereka. Dari ibu muda hingga ikon perubahan, Rachel telah membuktikan bahwa setiap orang punya kesempatan untuk menulis ulang Kisah inspiratif Rachel Vennya sebagai Rachel Vennya simbol perempuan tangguh.

  • YouTuber “Outdoor Boys” Pilih Jeda  Demi Keluarga

    YouTuber “Outdoor Boys” Pilih Jeda Demi Keluarga

    Amerika Serikat – YouTuber “Outdoor Boys” Pilih Jeda Demi Keluarga, popularitas yang tinggi tidak selalu berhubungan dengan kenyamanan. Luke Nichols, pemilik saluran YouTube terkenal Outdoor Boys, memilih untuk mengambil jeda dari dunia konten digital. Keputusan ini diambilnya untuk melindungi kehidupan pribadinya dan memberikan ruang yang lebih damai bagi keluarganya. 

    Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Luke mengungkapkan bahwa popularitasnya mulai berdampak pada kehidupan anak-anaknya.“Kami memutuskan untuk istirahat sejenak karena semua ini mulai terlalu besar,” ujarnya sambil duduk di dalam iglo buatan, latar khas dalam salah satu videonya. 

    Petualangan, Keluarga, dan Sorotan Publik Outdoor Boys

    Outdoor Boys ini terkenal dengan konten petualangan di alam terbuka seperti mendirikan tempat berlindung di hutan, mancing, berburu, serta berbagai proyek penjelajahan alam lainnya. Saluran ini sangat populer karena tidak hanya menampilkan aspek teknik bertahan hidup, tetapi juga kehangatan keluarga yang terlibat dalam setiap kegiatan.

    Namun, meningkatnya eksposur di media sosial membuat Luke merasa harus melindungi privasi keluarganya. Anak-anaknya yang sering tampil dalam konten mulai menjadi perhatian, dan ia merasa sudah saatnya untuk mengambil langkah mundur. “Saya ingin anak-anak saya bisa hidup seperti anak-anak lain, tanpa tekanan kamera dan ekspektasi publik,” ujarnya. 

    Keputusan ia memilih jeda mendapatkan sambutan positif dari banyak penggemarnya. Warganet mengapresiasi tindakannya sebagai wujud keberanian dan cinta seorang ayah. “Ketenaran bisa dicapai kembali, tapi waktu bersama keluarga tidak bisa diulang,” tulis seorang pengguna Instagram di bagian komentar. 

    Langkah ini juga menyadarkan publik bahwa menjadi content creator bukan hanya tentang jumlah penayangan dan subscriber, tetapi juga mengenai keseimbangan hidup. Kegiatan sehari-hari yang terekam kamera seringkali menciptakan batasan dengan kenyataan yang seharusnya lepas dari ekspektasi masyarakat. 

    Walaupun belum jelas apakah keputusan ini bersifat jangka panjang atau sementara, Luke menyatakan bahwa saat ini ia hanya ingin memusatkan perhatian pada keluarga. Ia juga menyatakan bahwa akan selalu menyukai aktivitas di luar ruangan, tetapi ingin melakukannya tanpa rasa beban untuk mendokumentasikan. 

    Kisah Luke Nichols mencerminkan aspek berbeda dari dunia digital di mana individu di balik layar juga ingin merasakan kehidupan yang normal, terlepas dari perhatian publik. Keputusan YouTuber “Outdoor Boys” Pilih Jeda Demi Keluarga tersebut mengajarkan bahwa ketenaran bukan segalanya, dan nilai kekeluargaan tetap tidak tergantikan.

    Baca Juga: Muhammad Al Imran Ukir Sejarah di Debut Internasional, Raih Emas di Dubai

  • Momen Cinta Laura di Red Carpet Cannes 2025 Banjir Pujian

    Momen Cinta Laura di Red Carpet Cannes 2025 Banjir Pujian

    CANNES, Perancis – Momen Cinta Laura di red carpet memukau di Festival Film Cannes 2025 pada 16 Mei. Aktris dan aktivis ini mengenakan kebaya kontemporer berwarna merah marun rancangan Intan Avantie. Ia hadir sebagai Brand Ambassador L’Oréal Paris Indonesia dan menjadi sorotan kamera sejak melangkah di Palais des Festivals.

    Makeup Flawless Karya Bubah Alfian

    Kebaya off-shoulder itu Cinta padukan dengan kain batik prada bermotif buketan dari Pekalongan. Sentuhan aksesori dari Tulola, seperti sirkam bermotif bunga dan anting subeng dari batu rose quartz, melengkapi penampilannya. Make-up artist Bubah Alfian memberi sentuhan smokey eyes dengan nuansa coklat dan oranye, serta lipstik nude yang mempertegas karakter wajahnya.

    Kebanggaan Membawa Budaya Indonesia ke Cannes

    Di sela sesi wawancara, Cinta menyampaikan kebanggaannya. “Saya sangat bangga bisa mengenakan kebaya di panggung sebesar Cannes. Dunia harus tahu betapa indahnya budaya Indonesia,” ucap Cinta dengan penuh semangat kepada media internasional.

    Cinta menegaskan bahwa kehadirannya bukan sekadar sebagai selebritas. Ia membawa misi budaya dan ingin mengangkat citra positif Indonesia. “Saya ingin anak muda Indonesia tahu bahwa mereka bisa bersinar tanpa melupakan akar budaya sendiri,” tambahnya.

    Viral di Media Sosial, Dipuji Netizen dan Media Internasional

    Penampilan Cinta viral di berbagai platform media sosial. Ribuan netizen memuji keberaniannya membawa kebaya ke ajang perfilman paling bergengsi di dunia. Media mode internasional menyoroti gaya busana Cinta Laura yang unik dan otentik.

    Penampilan Cinta Laura di Cannes 2025 menarik perhatian media internasional dan mengangkat budaya Indonesia di panggung global. Dengan mengenakan busana tradisional, Cinta menunjukkan bahwa kebaya mampu bersaing di ajang internasional bergengsi seperti Cannes.

    Cinta Laura mengikuti berbagai acara networking penting di Cannes setelah tampil di karpet merah. Ia berdiskusi dengan produser dan sutradara internasional untuk mengembangkan proyek film bersama. Kehadiran aktifnya di festival ini memperkuat posisi Cinta sebagai duta budaya dan artis Indonesia yang siap bersaing di kancah global.

    Ajang bergengsi Momen Cinta Laura di red carpet Festival Film Cannes 2025, yang berlangsung pada 13–24 Mei, menjadi tempat berkumpulnya film-film unggulan dan selebritas dari berbagai negara. Cinta Laura berhasil membawa nama Indonesia ke tengah perhatian dunia dengan cara yang elegan dan membanggakan.

  • Petualangan Dokter Tirta Membawa Perubahan di Tanah Air

    Petualangan Dokter Tirta Membawa Perubahan di Tanah Air

    Dokter Tirta Membawa Perubahan di Tanah Air, secara aktif mengunjungi berbagai pelosok Indonesia dan menganggap perjalanannya itu sebagai pengalaman pribadi yang berharga. Dorongan utamanya berakar pada kesadaran mendalam tentang ketimpangan akses kesehatan yang masih menjadi realitas pahit di negeri ini.

    Berawal dari Kesadaran

    Sebagai seorang dokter yang pernah bertugas di rumah sakit besar dan memiliki akses pada fasilitas kesehatan memadai. Dokter Tirta melihat kontras tajam antara pelayanan kesehatan di kota besar dengan daerah terpencil.

    Pengalaman menyaksikan langsung bagaimana masyarakat di pelosok harus menempuh jarak berpuluh kilometer untuk mendapatkan perawatan baik. Bahkan, tidak memiliki akses sama sekali menjadi titik balik yang menggerakkan hatinya.

    Melawan Disparitas

    Dokter Tirta merasa terpanggil untuk memastikan bahwa akses kesehatan tersedia bagi semua orang, tidak peduli latar belakang sosial ekonomi mereka Ketimpangan akses ini bukan hanya soal infrastruktur tetapi juga keterbatasan tenaga medis, obat-obatan, dan pengetahuan kesehatan dasar di daerah terpencil.

    Melampaui Tugas Profesional

    Yang membedakan Deker Tirta dari banyak tenaga medis lainnya adalah keputusan untuk tidak hanya praktik di zona nyaman. Ia memiliki untuk secara aktif menggunakan keahliannya medisnya. Platform media sosialnya dan jaringan yang dimilikinya untuk mengadvokasi perubahan sistematik dalam pelayanan kesehatan nasional.

    Dalam perjalanan hidupnya yang luar biasa Dokter Tirta telah mengukir jejak inspiratif sebagai seorang dokter yang tidak hanya mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Menjadi agen perubahan sosial yang sangat berpengaruh di Indonesia.

    Bermula dari tekadnya untuk memberikan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitasnya bagi masyarakat yang paling membutuhkan. Beliau memulai misi mulianya dengan berkeliling ke daerah-daerah terpencil di seluruh nusantara.

    Perjalanan Dr.Tirta membawa perubahan di Tanah air tidak hanya sekedar memberikan pengobatan, melainkan juga membawa harapan dan edukasi kesehatan ke komunitas-komunitas yang selama ini terisolasi dari akses pelayanan medis yang memadai. Dengan semangat kemanusiaan yang luar biasa ia mengunjungi desa terpencil, daerah konflik, dan wilayah yang sulit terjangkau. 

    Beliau membawa perlengkapan media seadanya namun dengan deduksi yang tak pantas. Setiap langkahnya merupakan upaya nyata untuk mengurangi kesenjangan kesehatan yang selama ini melingkupi masyarakat indonesia bagian kebawah.

    Kontribusi Dr. Tirta

    Kontribusi terbesarnya tercermin dalam upaya preventif dan edukatif yang dilakukannya. Dr Tirta tidak sekadar mengobati penyakit tetapi juga mengajarkan masyarakat tentang pentingnya hidup sehat, sanitasi, dan pencegahan penyakit. Melalui pendekatan yang ramah dan komunikatif, ia berhasil mengubah persepsi masyarakat terhadap kesehatan.

    Mengajak untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan. Ceramah-ceramahnya yang inspiratif di berbagai daerah telah membuka wawasan ribuan orang akan pentingnya kesehatan preventif.

    Dalam perjalanannya Dr tirta juga aktif mengkampanyekan isu-isu kesehatan kritis yang sering terabaikan. Ia membangkitkan kesadaran masyarakat tentang masalah gizi buruk, pentingnya imunisasi, kesehatan ibu dan anak, serta berbagai penyakit menular yang masih menjadi ancaman di wilayah-wilayah terpencil.

    Setiap kali ia berkunjung ke suatu daerah, tidak hanya membawa obat-obatan, tetapi juga membawa semangat perubahan dan harapan baru bagi masyarakat setempat. Jejak langkahnya telah menginspirasi banyak tenaga medis muda untuk turut serta dalam misi sosial mengabdi kepada masyarakat. Dr Tirta membuktikan bahwa seorang dokter sejati. 

    Tidak hanya diukur dari kemampuan medisnya tetapi juga dari kepedulian dan dedikasi untuk membawa perubahan positif. Melaui pengabdiannya ia membantu ribuan orang, emngubah kehidupan mereka, dan membawa harapan baru di tanah air tercinta.

    Baja juga : Ilmuwan Perempuan Chien-Shiung Wu Yang Melawan Dunia Patriarki

  • Ilmuwan Perempuan Chien-Shiung Wu Yang Melawan Dunia Patriarki

    Ilmuwan Perempuan Chien-Shiung Wu Yang Melawan Dunia Patriarki

    Ilmuwan Perempuan Chien-Shiung Wu, muncul sebagai salah satu ilmuwan terkemuka abad ke-20. Akan tetapi di balik kejayaannya, tersimpan cerita perjuangan melawan diskriminasi, pengabaian, serta bayang-bayang sistem patriarki yang sangat mendalam dalam dunia akademis. 

    Dari Sekolah Desa ke Laboratorium Manhattan 

    Chien-Shiung Wu lahir pada 31 Mei 1912 di sebuah kota kecil yang terletak di provinsi Jiangsu, Tiongkok. Ayahnya, Wu Zhong-Yi, merupakan seorang reformis pendidikan yang mendirikan sekolah untuk perempuan, sebuah langkah yang dianggap radikal pada zaman itu. Dukungan orang tua dan sistem pendidikan yang maju telah membentuk keberanian Wu sejak kecil. Ia dibesarkan dalam atmosfer yang meyakini bahwa perempuan berhak atas pendidikan yang setara. 

    Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Nanjing, Wu berangkat ke Amerika Serikat pada tahun 1936 untuk mendapatkan gelar doktor di University of California, Berkeley, di bawah pengawasan fisikawan terkenal Ernest Lawrence peraih Nobel serta penemu siklotron. Meskipun berada di lingkungan akademik yang bergengsi, Wu merasakan secara langsung suasana yang tidak ramah terhadap perempuan dan peneliti luar negeri. Ia sering kali menjadi perempuan tunggal pada ruang seminar, dan sering kali teracuhkan dalam pembicaraan akademik, meskipun sumbangannya setara atau bahkan lebih besar. Dalam sejumlah catatan korespondensi, Wu menyatakan kekecewaannya karena harus menghadapi keraguan dari rekan-rekannya hanya karena ia adalah perempuan Asia.

    Setelah mendapatkan gelar Ph.D. di tahun 1940, Wu mengajar di Smith College dan Princeton, meskipun pada saat itu nyaris tidak ada pengajar wanita di lembaga prestisius tersebut. Pada waktu itu, sejumlah universitas menolak untuk merekrut dosen wanita di bidang ilmu murni. Namun, reputasi Wu sebagai seorang eksperimen cermat mulai tumbuh, terutama karena ketekunannya dan kemampuan menghubungkan teori dengan praktik di laboratorium. Kemampuannya ini membawa dia ke Columbia University, tempat di mana ia akhirnya menjadi bagian dari Proyek Manhattan selama Perang Dunia II salah satu periode paling signifikan dalam sejarah fisika nuklir yang sekaligus menunjukkan betapa sumbangsih perempuan sering kali tersembunyi di balik batas patriarki sains modern.

    Eksperimen Besar, Penghargaan yang Terlewat 

    Puncak sumbangan ilmiah Wu terjadi pada tahun 1956. Dua fisikawan teoretis, Tsung-Dao Lee dan Chen-Ning Yang, mengajukan bahwa hukum konservasi paritas yang meyakini simetri hukum fisika mungkin tidak berlaku dalam interaksi nuklir yang lemah. Pemikiran ini dianggap sangat polemik dan belum teruji. 

    Di sini Wu memainkan peranan yang signifikan. Ia mengatur eksperimen menggunakan isotop kobalt-60 dan menunjukkan bahwa hukum paritas benar-benar melanggar dalam keadaan tertentu. Penemuan ini menggegerkan dunia fisika dan membuka peluang untuk pemahaman baru mengenai interaksi partikel subatomik. 

    Namun yang menyedihkan: ketika Lee dan Yang meraih Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1957, Chien-Shiung Wu tidak disebutkan. Ia, sang eksperimen yang mengonfirmasi teori mereka, kembali diacuhkan. Bagi banyak orang, ini merupakan simbol yang nyata dari ketidakadilan gender dalam penghargaan ilmiah. 

    Melampaui Lab, Suara untuk Kesetaraan

    Wu tidak berdiam diri. Dalam sejumlah pidatonya, ia mengungkapkan secara tegas mengenai ketidaksetaraan gender dalam dunia penelitian. Dalam salah satu kuliah populernya, ia mengajukan pertanyaan: 

    “Apakah alam membedakan antara pikiran laki-laki dan perempuan? Mengapa sains harus melakukannya?”

    Setelah bertahun-tahun berproduksi, Wu akhirnya meraih beberapa penghargaan prestisius, seperti Wolf Prize dan National Medal of Science. Walaupun tidak pernah meraih Nobel, ia secara umum diakui sebagai pelopor dalam fisika modern dan menjadi representasi kekuatan ilmuwan wanita. 

    Ia juga berperan aktif dalam mendorong remaja putri untuk terlibat di bidang sains dan teknologi. Keteguhan dan keberhasilannya menjadi teladan antar generasi bahwa kualitas serta dedikasi tidak terbatas pada satu jenis kelamin. 

    Warisan yang Tak Tertulis, Tapi Tak Terlupakan

    Ilmuwan perempuan Chien-Shiung Wu wafat pada tahun 1997, tetapi peninggalannya tetap ada. Ia menunjukkan bahwa kejeniusan tidak memandang gender dan bahwa keberanian menghadapi arus patriarki mampu mengubah sejarah. Dalam dunia yang masih berupaya untuk setara, ceritanya menjadi pengingat bahwa perempuan tidak hanya berhak berada di ruang laboratorium mereka seharusnya berada di jantung sejarahnya. 

    Baca juga: B.J. Habibie: Kasih, Teknologi, dan Dedikasi Tanpa Batas

  • B.J. Habibie: Kasih, Teknologi, dan Dedikasi Tanpa Batas 

    B.J. Habibie: Kasih, Teknologi, dan Dedikasi Tanpa Batas 

    Masa Kecil dan Keteguhan Seorang Ibu 

    Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Ia besar dalam keluarga yang sangat menghargai pendidikan. Akan tetapi, kehidupan tidak selalu mendukung. Saat ayahnya meninggal dunia ketika ia berumur 14 tahun, kehidupan Habibie mengalami perubahan. Ibu R.A. Tuti Marini harus menjadi satu-satunya sandaran keluarga. Dengan semangat yang tinggi, ia mendorong Habibie dan saudaranya agar tidak menyerah pada situasi. 

    Dari sang ibu, Habibie mewarisi cinta terhadap ilmu pengetahuan serta keyakinan bahwa pendidikan adalah satu-satunya cara untuk merubah nasib. Dalam keadaan terbatas, ibu tersebut bahkan bersedia menjual perhiasan agar bisa membiayai pendidikan Habibie di Jerman. Pengorbanan ini menandai permulaan dari perjalanan panjang yang akan mengangkat nama Indonesia di kancah internasional. 

    Menembus Langit Jerman 

    Tiba di Jerman, Habibie belajar teknik penerbangan di Technische Hochschule Aachen. Dan memilih fokus pada spesialisasi dalam pembuatan pesawat terbang sebuah bidang yang sangat sedikit diminati, terutama oleh mahasiswa dari negara berkembang. Habibie tidak hanya ingin sekadar menyelesaikan, ia ingin diakui sebagai seorang ahli. 

    Di negara orang, ia bekerja sambilan, hidup sederhana, dan belajar hingga larut malam. Rintangan bahasa, budaya, serta iklim tidak mengurangi semangatnya. Sebaliknya, karakter yang tangguh dan semangat juang Habibie justru berkembang dari situ. Ketekunan yang tak kunjung padam ini tertanam dalam jiwanya sebagai wujud pengabdian kepada negara, meskipun ia masih terpisah jauh dari tanah kelahiran. 

    Setelah menyelesaikan studi dengan predikat cumlaude, Habibie bergabung dengan perusahaan penerbangan Jerman, Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB). Ia menjadi salah satu figur kunci dalam kemajuan teknologi pesawat modern. Dunia mengakui kecerdasannya, namun perasaannya tetap terikat pada Indonesia. 

    Pulang untuk Membangun Bangsa 

    Akhirnya, Habibie dipanggil kembali oleh Presiden Soeharto pada tahun 1974. Pada waktu itu, Indonesia berada di fase permulaan pengembangan industri strategis. Habibie diminta untuk memimpin Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan selanjutnya mendirikan PT IPTN, perusahaan penerbangan nasional. Saya mengorbankan kenyamanan hidup di luar negeri untuk mengabdi kepada bangsa. 

    Dengan pandangan yang luas, Habibie menciptakan dasar untuk industri teknologi canggih di Indonesia. Salah satu prestasinya adalah pembuatan pesawat N-250, pesawat turboprop asli Indonesia yang menjadi lambang kemajuan teknologi nasional. Walaupun proyek ini akhirnya terhenti akibat krisis moneter, semangat dan warisan Habibie tetap berlanjut. 

    Cinta Sejati dalam Diam dan Doa 

    Di balik kecerdasannya B.J Habibie, dikenal sebagai pribadi yang setia dan romantis. Cinta sejati antara Habibie dan pasangannya, Hasri Ainun Besari, telah menggetarkan emosi jutaan jiwa. Mereka berjumpa untuk pertama kalinya saat masih remaja dan menikah sebelum Habibie kembali ke Jerman. Ainun merupakan pendamping hidup Habibie, selalu bersamanya dalam kebahagiaan dan kesedihan, dari laboratorium sampai istana negara. 

    Ketika Ainun meninggal dunia pada 2010, Habibie kehilangan sebagian penting dari dirinya. Dia menulis buku Habibie & Ainun sebagai ungkapan rasa hormat dan cinta yang abadi. Buku ini lalu diadaptasi menjadi film dan menjadi salah satu cerita yang paling diingat dalam sejarah sinema Indonesia. 

    Presiden Di Tengah Badai

    Pada tahun 1998, dalam situasi krisis politik dan ekonomi, B.J. Habibie diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia untuk menggantikan Soeharto. Walaupun masa jabatannya pendek, ia melakukan tindakan-tindakan berani seperti membuka akses demokrasi, membebaskan para tahanan politik, dan memperkenalkan kebebasan media. Kepemimpinannya yang padat namun berarti menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kemanusiaan dapat bersatu dalam pemerintahan. 

    Walaupun terdapat pendapat pro dan kontra, sumbangsih Habibie sebagai pemimpin yang transformatif tidak dapat diabaikan. Ia menunjukkan bahwa kecintaan terhadap ilmu pengetahuan tidak menghalangi seseorang untuk menjadi pemimpin yang bijaksana. 

    Warisan Yang Tak Pernah Habis

    Wafat pada 11 September 2019 pada usia 83 tahun. Kehilangannya meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Akan tetapi, lebih dari itu, ia memberikan warisan: dorongan untuk terus belajar, keyakinan bahwa teknologi dapat memerdekakan, dan pengabdian kepada negara sebagai prinsip hidup yang paling utama. 

    Nama B.J. Habibie tidak hanya tertulis dalam catatan sejarah, tetapi juga bertahan dalam sanubari masyarakat Indonesia. Ini merupakan bukti bahwa pengetahuan, kasih, dan semangat perjuangan dapat bersatu menjadi kekuatan besar untuk transformasi.

    Baca juga: Sisi Lain K.H Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah yang Penuh Kasih

  • Muhammad Al Imran Ukir Sejarah di Debut Internasional, Raih Emas di Dubai

    Muhammad Al Imran Ukir Sejarah di Debut Internasional, Raih Emas di Dubai

    Malang, 16 Mei 2025— Atlet para bulu tangkis Indonesia, Muhammad Al Imran, mencetak prestasi gemilang. Ia meraih medali emas dalam debut internasionalnya di ajang 6th Fazza Dubai Para Badminton Internasional 2025. Bertanding di nomor tunggal putra klasifikasi SL3, Imran menaklukkan unggulan keempat dunia asal India, Umesh Vikram Kumar, dalam pertandingan tiga gim dengan skor 21-18, 19-21, dan 21-9.

    Prestasi ini terasa lebih istimewa karena Imran meraihnya hanya beberapa hari setelah berhasil lolos klasifikasi internasional SL3. “Alhamdulillah, saya bisa masuk Pelatnas dan langsung ikut kejuaraan internasional. “Alhamdulillah, saya bisa masuk Pelatnas dan langsung ikut kejuaraan internasional. Bersyukur diberi rezeki menjadi juara,” ujar Imran dalam keterangan tertulis yang diterima dari NPC Indonesia.

    Perjalanan karir Imran mulai mencuat sejak meraih emas pada ajang Jawa Barat 2022 di Bekasi. Ia kemudian memperkuat kontingen Jawa Barat pada Peparnas XVII/2024 di Solo dan berhasil membawa pulang tiga medali emas. Atas konsistensinya di level nasional, Imran dipanggil ke pelatnas dan langsung mendapat kepercayaan untuk tampil di ajang internasional di Dubai

    Menurut Ukun Rukaendi, Pelatih Nasional Bulu Tangkis, prestasi Imran sudah terlihat sejak tampil di Peparnas Solo. “Kami sudah memprediksi Imran punya potensi besar. “Ketika mendapat kesempatan debut, dia langsung membuktikannya dengan meraih emas. Ini membuat banyak negara peserta terkejut,” ujar Rukaendi seperti dikutip dari Antara News.

    Keberhasilan Al Imran menandai langkah awal proses pembinaan menuju atlet muda bersaing level dunia. Tim pelatih kini tengah mempersiapkan program jangka panjang agar imran dapat bersaing di Paraimpiade Los Angeles 2028.

    Kemenangan ini bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi bagi Imran, tetapi juga menjadi harapan baru bagi masa depan para bulu tangkis Indonesia. Kombinasi dedikasi dan semangat juang Imran menjadi modal berharga untuk terus menghadirkan prestasi gemilang bagi Indonesia di dunia internasional

    Baca juga: Warriors Berada Di ujung Tanduk: Stephen Curry Alami Cedera