Kategori: Sosok

  • Young On Top: Anak Muda Bertumbuh dan Menginspirasi

    Young On Top: Anak Muda Bertumbuh dan Menginspirasi

    MANUNGSA – Young On Top dan anak muda inspiratif hadir sebagai ruang belajar, berbagi, dan bertumbuh bersama dalam membangun masa depan yang lebih baik.

    Di tengah dunia yang terus berubah dan penuh tantangan, anak muda Indonesia membutuhkan ruang untuk belajar, tumbuh, dan bergerak. Salah satu komunitas yang hadir sebagai jawaban atas kebutuhan itu adalah Young On Top (YOT). Komunitas ini mewadahi anak muda berprestasi untuk berkumpul, berbagi, memberi dampak, dan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

    Para pendiri Young On Top menggagas bahwa anak muda bisa menjadi pemimpin yang positif jika mereka mendapat kesempatan dan pembinaan. Berangkat dari semangat itulah, YOT terus berkembang menjadi gerakan nasional yang melibatkan ribuan anak muda dari berbagai kota di Indonesia.

    Ruang Tumbuh yang Inklusif

    Tidak semua anak muda memiliki kesempatan untuk mendapatkan akses pendidikan berkualitas atau bimbingan dari orang-orang berpengalaman. YOT menjembatani kesenjangan itu. Komunitas ini membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang, kampus, atau status sosial.

    Di Young On Top, setiap anggota diajak untuk bertumbuh, baik secara personal maupun profesional. Mereka mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan, diskusi inspiratif, hingga proyek sosial. Semua kegiatan ini dirancang untuk membangun kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kritis.

    YOT percaya bahwa setiap anak muda punya potensi. Tugas komunitas adalah membantu mereka menemukan dan mengasah potensi itu. Tidak heran jika banyak alumni YOT kini telah menjadi pemimpin muda di berbagai sektor seperti bisnis, sosial, media, hingga pemerintahan.

    Belajar dengan Cara yang Relevan

    YOT tidak sekadar mengajarkan teori. Komunitas ini membekali anak muda dengan keterampilan yang benar-benar dibutuhkan di dunia nyata. Mulai dari public speaking, manajemen waktu, kepemimpinan, komunikasi digital, hingga bagaimana membangun personal branding.

    Belajar di YOT terasa menyenangkan karena disampaikan dengan gaya yang santai, interaktif, dan relatable. Narasumbernya pun bukan hanya akademisi, tapi juga praktisi muda yang sudah lebih dulu berkarya di bidangnya.

    Anak muda jadi lebih mudah menyerap ilmu karena pembelajaran terasa dekat dengan keseharian mereka. Bahkan, banyak dari mereka yang awalnya pemalu, kini bisa tampil percaya diri di depan umum berkat pengalaman di YOT.

    Menginspirasi Lewat Aksi Nyata

    Salah satu nilai utama YOT adalah “impact”. Komunitas ini mendorong anggotanya untuk tidak hanya belajar demi diri sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi orang lain. Karena itu, hampir semua chapter YOT di berbagai kota punya program sosial yang menyentuh masyarakat.

    Mulai dari kegiatan berbagi makanan, pelatihan soft skill di sekolah-sekolah, hingga kampanye literasi digital, semua dilakukan secara mandiri oleh anak-anak muda di YOT. Mereka belajar memimpin, bekerja dalam tim, dan mengelola program yang punya dampak nyata.

    Tempat Bertemu dan Berjejaring

    Di era digital, koneksi adalah kunci. YOT menyediakan platform bagi anak muda untuk saling bertemu, bertukar pikiran, dan membangun jaringan positif. Lewat event seperti YOT National Conference, Talkshow, dan program mentoring, para anggota bisa terhubung dengan sesama pemuda inspiratif dari berbagai kota.

    Bertemu orang-orang yang punya semangat serupa bisa memantik motivasi. Anak muda merasa tidak sendiri dalam perjuangannya. Bahkan, tak jarang dari pertemuan ini lahir kolaborasi baru, proyek bersama, hingga ide bisnis yang berkembang menjadi nyata.

    Young On Top bukan sekadar komunitas anak muda. YOT adalah gerakan, rumah tumbuh, dan ruang bertumbuh yang terus menyalakan semangat di hati ribuan pemuda Indonesia. Di sana, anak muda tidak hanya belajar untuk sukses, tapi juga belajar memberi makna.

    Di tengah gempuran informasi dan tekanan sosial, YOT hadir sebagai ruang yang aman, positif, dan penuh inspirasi. Anak muda tidak lagi berjalan sendiri. Mereka berjalan bersama, saling menguatkan, dan terus berusaha menjadi pribadi yang berdampak. Karena pada akhirnya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten, dan Young On Top adalah tempat di mana langkah kecil itu dimulai.

    Setiap orang punya potensi, tetapi tidak semua orang punya keberanian untuk mengejarnya. Dunia ini bukan milik mereka yang sempurna, melainkan milik mereka yang berani mencoba, belajar dari gagal, dan terus melangkah. Jangan tunggu sempurna untuk memulai. Mulailah dari yang kecil, dari yang kamu bisa, dan dari sekarang. Karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten.

    Melalui Young On Top dan anak muda inspiratif, semangat kepemimpinan dan kolaborasi terus tumbuh di berbagai kota di Indonesia.

    Baca juga: Tukang Parkir: Pejuang Jalanan yang Tak Pernah Menyerah

  • Puspa Nawasena 2025: Cahaya di Balik Gerakan Sosial

    Puspa Nawasena 2025: Cahaya di Balik Gerakan Sosial

    Jakarta selalu punya cerita. Bukan sekadar hiruk-pikuk ibu kota, tapi juga kisah tentang mereka yang mencoba membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik tanpa sorotan besar, tanpa panggung mewah. Salah satunya adalah sosok muda bernama Cahaya Manthovani.

    Kompas TV baru saja menganugerahkan penghargaan Puspa Nawasena kepada Cahaya, perempuan kelahiran Jakarta, 7 Juli 1999, dalam ajang Anugerah Puspa Bangsa 2025.

    Panitia memberikan penghargaan ini kepada perempuan muda yang membawa harapan baru dan membentuk masa depan Indonesia melalui aksi nyata dan keberanian menciptakan perubahan sosial. Bagi Cahaya, penghargaan ini bukan sekadar trofi atau bentuk apresiasi. Ini adalah sebuah panggilan tanggung jawab.

    Tidak Sekadar Simpati, Tapi Aksi

    Cahaya bukan aktivis instan. Ia telah aktif di berbagai kegiatan sosial, pendidikan, advokasi, dan pemberdayaan komunitas sejak usia muda. Lewat lembaga yang dipimpinnya, Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, ia menunjukkan bahwa kepedulian sosial bukan hanya wacana.

    Salah satu program unggulannya adalah dukungan terhadap inisiatif Makan Bergizi Gratis yang digagas pemerintah. Melalui yayasan tersebut, Cahaya berhasil menyalurkan makanan bergizi kepada lebih dari 1.500 siswa dan guru di 11 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tangerang, Banten. Di balik angka itu, ada kerja keras, konsistensi, dan komitmen. Ia berupaya memastikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak dasar mereka, termasuk akses terhadap makanan sehat dan bergizi.

    Cahaya mendorong kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan dunia pendidikan. Menurutnya, keberlanjutan sebuah gerakan sosial hanya bisa terjadi jika semua pihak turut serta mengambil bagian.

    Warisan Nilai, Bukan Jabatan

    Sebagai putri dari Reda Manthovani, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen di Kejaksaan Agung, Cahaya tentu mengenal dunia birokrasi dan penegakan hukum sejak kecil. Namun, ia memilih jalur yang berbeda berbasis kemanusiaan, akar rumput, dan kepekaan sosial.

    Menariknya, Cahaya tidak menjadikan latar belakang keluarganya sebagai “kendaraan utama”. Dia memanfaatkan pengaruhnya untuk memperluas jangkauan kegiatan sosial, membangun jaringan dengan komunitas akar rumput, dan menyuarakan kepentingan kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan.

    Cahaya merupakan bagian dari Generasi Z, generasi yang sering kali lebih nyaman menghadapi dunia digital daripada berinteraksi langsung dalam realita sosial. Namun, ia membuktikan bahwa generasinya juga bisa menjadi agen perubahan. Ia mengajak rekan-rekannya untuk tidak sekadar ‘peduli’ lewat unggahan media sosial, tetapi juga terjun langsung, membangun jejaring, dan menanamkan nilai-nilai empati dalam kehidupan sehari-hari.

    Cahaya juga menaruh perhatian besar pada Generasi Emas 2045, yakni generasi muda yang akan memimpin Indonesia saat negara ini genap 100 tahun. Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan berbasis empati dan aksi nyata.

    Panitia Anugerah Puspa Bangsa 2025 memberikan Penghargaan Puspa Nawasena kepada Cahaya, yang berarti “masa depan yang cerah” dalam bahasa Sanskerta. Penghargaan ini merupakan salah satu dari lima kategori yang dirancang untuk mengapresiasi perempuan inspiratif dari seluruh Indonesia.

    Bukan hanya Selebrasi Prestasi

    Ajang ini bukan sekadar selebrasi, tapi wadah untuk mengangkat kisah perubahan dari ketulusan dan aksi nyata. Cahaya mewakili energi muda yang rela turun tangan, tak haus popularitas, dan mengutamakan kemanusiaan.

    Cahaya Manthovani membuktikan bahwa perubahan besar lahir dari langkah kecil yang konsisten dan penuh empati. Di balik penghargaan Puspa Nawasena 2025, terdapat sosok perempuan muda yang tak hanya berani bermimpi, tapi juga berani bertindak.

    Dengan semangat dan kerja nyata, Cahaya menginspirasi generasi muda Indonesia untuk terlibat langsung dalam perubahan sosial, menjadikan harapan bukan sekadar cerita, melainkan nyata di setiap langkah perjuangan mereka.

    Baca juga: Fajar Menang MasterChef Indonesia Season 12 dan Lamar Zahra di Grand Final

  • Cinta Laura: Empowerment dan Bicara Tanpa Takut

    Cinta Laura: Empowerment dan Bicara Tanpa Takut

    MANUNGSA – Cinta Laura dan empowerment perempuan adalah dua hal yang berjalan seiring. Sebagai artis muda yang berprestasi, Cinta Laura tidak hanya bersinar di dunia hiburan, tetapi juga secara aktif menyuarakan isu-isu perempuan. Melalui pendidikan, keberanian, dan ketegasan sikapnya, ia menjadi simbol kekuatan perempuan muda yang tak takut untuk tampil berbeda dan bersuara.

    Cinta Laura lahir di Jerman dan tumbuh dalam lingkungan internasional. Ia menguasai bahasa Inggris dan Indonesia dengan fasih, dan aktif menyampaikan pesan-pesan sosial yang kuat. Selain itu, ia berkarier sebagai aktris, penyanyi, dan model. Namun, di balik semua pencapaiannya di dunia hiburan, Cinta tetap konsisten menampilkan sisi intelektualnya yang tajam dan empatik.

    Perempuan dengan Misi yang Jelas

    Cinta Laura bukan sosok yang pasif, tumbuh dengan visi yang jelas tentang siapa dirinya dan apa yang ingin dia capai. Cinta pernah berkata bahwa menjadi cantik dan pintar bukan hal yang saling bertentangan. Justru keduanya bisa berjalan beriringan. Dia ingin membuktikan bahwa perempuan bisa sukses, cerdas, dan tetap memiliki prinsip yang kuat.

    Lulus dari Columbia University, salah satu universitas terbaik di dunia, dengan predikat cum laude, Cinta menunjukkan bahwa pendidikan tetap menjadi prioritasnya, meskipun dunia hiburan telah lebih dulu mengenalnya. Baginya, pendidikan adalah alat penting untuk memperkuat posisi perempuan di masyarakat.

    Bicara Tanpa Takut

    Salah satu hal yang membuat Cinta Laura menonjol adalah keberaniannya untuk bicara. Dia sering menggunakan platform media sosial dan wawancara publik untuk membahas isu-isu penting, mulai dari body shaming, kesehatan mental, kesetaraan gender, hingga bullying.

    Cinta tidak takut menyuarakan pendapat meskipun bertentangan dengan arus utama. Dia kerap mengkritik standar kecantikan yang tidak realistis dan tekanan terhadap perempuan untuk selalu terlihat sempurna. Menurutnya, kita tidak boleh mengukur nilai diri dari penampilan fisik semata.

    Cinta juga terbuka soal perjuangannya melawan bullying yang pernah dia alami sejak kecil. Pengalaman ini tidak membuatnya lemah. Justru, dia mengubah luka itu menjadi kekuatan untuk menguatkan orang lain. Pesannya selalu sama, jangan pernah membiarkan orang lain mendefinisikan siapa kamu.

    Empowerment yang Menginspirasi

    Bagi Cinta, empowerment bukan sekadar kata. Cinta hidup dengan prinsip tersebut setiap hari. Dia mendorong anak-anak muda, terutama perempuan, untuk percaya diri, membangun jati diri, dan memperjuangkan apa yang mereka yakini benar. Melalui wawancara, kampanye sosial, hingga proyek film, Cinta selalu menekankan pentingnya pendidikan, keberanian, dan integritas.

    Cinta juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk menjadi duta kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Tidak hanya tampil di panggung hiburan, Cinta memilih menggunakan suaranya untuk memperjuangkan hal-hal yang lebih besar dari dirinya sendiri.

    Melawan Stigma dengan Karakter

    Cinta Laura membuktikan bahwa menjadi artis tidak selalu harus ikut arus atau memenuhi ekspektasi publik. Dia memilih untuk tampil apa adanya, berbicara dengan jujur, dan tetap menjaga karakter yang kuat. Dalam banyak kesempatan, dia menolak untuk “menjual diri” demi popularitas. Cinta lebih memilih dihormati karena isi kepala dan prinsip hidupnya.

    Keberanian Cinta ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia menunjukkan bahwa menjadi berbeda bukanlah kelemahan, tapi kekuatan. Dalam dunia yang sering menuntut kita untuk seragam, Cinta berdiri tegak sebagai pribadi yang otentik.

    Cinta Laura adalah contoh nyata bahwa seorang publik figur bisa memberikan dampak yang lebih dari sekadar hiburan. Ia adalah suara bagi mereka yang merasa tidak didengar.

    Lewat setiap kata yang dia ucapkan dan sikapnya yang di tunjukkan, Cinta Laura mengajak kita semua untuk bangkit, bersuara, dan berani menjadi diri sendiri. Karena pada akhirnya, kekuatan sejati bukan datang dari apa yang orang lihat, tapi dari keberanian kita untuk jujur dan terus melangkah, apa pun tantangannya.

    Baca juga: Warisan Intelektual Abdul Malik Fadjar Melalui Rumah Baca Cerdas

  • Tukang Parkir: Pejuang Jalanan yang Tak Pernah Menyerah

    Tukang Parkir: Pejuang Jalanan yang Tak Pernah Menyerah

    MANUNGSA – Di balik peluit dan rompi lusuh, tukang parkir sering dipandang sebelah mata. Padahal, mereka adalah pejuang jalanan yang menjalani hidup dengan penuh keteguhan dan kerja keras. Dari panas terik hingga hujan deras, mereka tetap berdiri bukan hanya menjaga kendaraan, tapi juga menjaga harapan.

    Di tengah panasnya kota, ada sosok-sosok sederhana yang kerap luput dari perhatian. Mereka berdiri di bawah terik matahari, terpaan hujan, dan hiruk lalu lintas yang padat. Salah satu dari mereka adalah Pak Joko, seorang tukang parkir di pertigaan jalanan sebuah jalan raya yang menyambung kampus. Usianya sudah menginjak 67 tahun, namun semangatnya tetap membara layaknya anak muda yang tengah mengejar mimpi.

    Setiap pagi, sejak pukul tujuh, Pak Joko sudah bersiap dengan rompi oranyenya yang sudah mulai pudar. Tangannya menggenggam peluit kecil, dan senyumnya selalu menyambut setiap pengunjung yang datang. Meski pekerjaannya terlihat sederhana, namun jika diselami lebih dalam, ada nilai-nilai yang bisa dipelajari dari kesehariannya.

    Menjaga Amanah di Tengah Keterbatasan

    Pekerjaan sebagai tukang parkir bukanlah pilihan utama bagi banyak orang. Pak Joko memandang pekerjaan ini sebagai bentuk tanggung jawab dan amanah yang harus ia jalani dengan sepenuh hati. Dia tidak hanya mengarahkan pengunjung saat memarkir kendaraan, tetapi juga menjaga agar kendaraan tetap aman dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Di balik kesederhanaannya, tersimpan filosofi hidup yang mendalam. Pak Joko  percaya bahwa sekecil apa pun pekerjaan, jika dilakukan dengan tulus, maka akan membawa berkah. Baginya, menjaga kepercayaan orang lain adalah bagian dari ibadah.

    Menghidupi Keluarga dengan Jalan yang Halal

    Setiap hari, penghasilannya berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000. Meski jauh dari cukup, ia tidak pernah mengeluh. Bahkan, saat sebagian orang tergoda untuk “memungut lebih” atau mengambil kesempatan dalam kesempitan, ia justru memilih tetap jujur.

    Kejujuran itu pula yang membuat banyak pengunjung merasa nyaman dan respek terhadapnya. Tak jarang, pelanggan tetapnya menyempatkan berbincang sejenak, bahkan sekadar membawakan sarapan atau minuman hangat.

    Menjadi Teladan Tanpa Panggung

    Meski tak punya panggung, tak pernah viral, dan tak diganjar penghargaan resmi, sosok Pak Joko adalah inspirasi nyata di tengah masyarakat. Dia membuktikan bahwa nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, kerja keras, dan ketulusan tidak harus datang dari tokoh publik atau orang berpendidikan tinggi.

    Perkataannya yang sederhana namun mengena itu seakan menampar kesadaran banyak orang. Bahwa menjadi inspirasi tidak harus melalui gelar, pangkat, atau jabatan. Kadang, inspirasi justru datang dari sosok-sosok seperti Pak Joko, yang bekerja dalam diam namun memberi pengaruh besar.

    Refleksi untuk Kita Semua

    Cerita ini adalah potret nyata bahwa pekerjaan apapun jika dilakukan dengan sepenuh hati akan memberi makna. Pekerjaan “tukang parkir” itu mengajarkan kita untuk tidak memandang rendah profesi tertentu, karena di balik pekerjaan yang tampak sederhana itu, ada perjuangan besar dan nilai kehidupan yang luar biasa.

    Di saat banyak orang berlomba-lomba menjadi terkenal, atau meraih posisi tertinggi, tukang parkir ini mengajarkan arti keikhlasan dan integritas dari pinggir jalan. Mungkin hanya seorang tukang parkir, namun nilai-nilai yang di wariskan kepada anak-anaknya dan secara tidak langsung kepada masyarakat adalah warisan yang tak ternilai harganya.

    Setiap hari kita melewati tukang parkir yang berdiri di bawah terik matahari, hujan, atau malam yang dingin. Mungkin kita hanya memberi mereka uang receh, tanpa sempat menyadari betapa besar perjuangan yang mereka jalani. Mereka bukan sekadar “penjaga motor atau mobil”, mereka adalah bagian dari kehidupan kota yang sering terlupakan.

    Tukang parkir mengajarkan kita arti kesederhanaan dan ketulusan. Mereka bekerja keras dari pagi hingga malam demi keluarga, tanpa mengeluh atau meminta lebih. Dengan peluit kecil dan tangan yang ramah, mereka membantu orang lain meski hidup mereka sendiri tak selalu mudah.

    Mereka mengajarkan kita bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan dengan jujur adalah pekerjaan yang mulia. Mereka membuktikan bahwa kita tidak bisa menilai seseorang dari seragam atau gajinya, melainkan dari semangat dan ketulusan dalam bekerja.

    Baca juga: Bazar Makanan & Senam Sehat di RT 09 Lowokwaru Malang

  • Novel “Ayah” Andrea Hirata: Kisah Pengorbanan Tanpa Batas

    Novel “Ayah” Andrea Hirata: Kisah Pengorbanan Tanpa Batas

    Andrea Hirata sekali lagi memukau pembaca dengan karyanya yang berjudul “Ayah”. Penulis menghadirkan narasi mendalam tentang sosok ayah yang berjuang keras memberikan kehidupan layak bagi keluarganya, meskipun menghadapi berbagai keterbatasan ekonomi dan sosial.

    Karakter Ayah yang Kompleks by Andrea Hirata

    Tokoh utama dalam novel ini menggambarkan sosok ayah yang jauh dari sempurna, namun penuh dengan kegigihan luar biasa. Dia bekerja sebagai buruh kasar dengan upah minim, tetapi tidak pernah mengeluh atau menyerah pada keadaan. Sebaliknya, dia terus mencari cara kreatif untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan ketika harus menghadapi penghinaan dan pandangan merendahkan dari masyarakat sekitar.

    Yang membuat karakter ini begitu menyentuh adalah kejujurannya dalam mengakui keterbatasan diri. Dia menyadari bahwa pendidikannya rendah dan kemampuan finansialnya terbatas, namun dia tidak membiarkan hal tersebut menjadi alasan untuk berhenti bermimpi memberikan masa depan cerah bagi anak-anaknya.

    Dinamika Hubungan Ayah-Anak

    Andrea Hirata dengan brilian menggambarkan kompleksitas hubungan antara ayah dan anak-anaknya. Di satu sisi, anak-anak seringkali merasa malu dengan pekerjaan dan kondisi ekonomi ayah mereka. Mereka terkadang membandingkan ayah mereka dengan ayah teman-teman mereka yang lebih sukses secara materi.

    Namun, seiring berjalannya waktu, anak-anak mulai memahami besarnya pengorbanan yang telah lakukan ayah mereka. Mereka menyadari bahwa balik penampilan sederhana dan pekerjaan kasar, ayah mereka memiliki hati yang besar dan cinta yang tak terbatas. Transformasi pemahaman ini menjadi titik klimaks emosional dalam cerita.

    Perjuangan Melawan Stigma Sosial

    Novel ini juga mengkritik tajam pandangan masyarakat yang seringkali menilai seseorang berdasarkan status ekonomi dan pekerjaan. Ayah dalam cerita ini harus menghadapi berbagai bentuk diskriminasi dan penghinaan karena profesinya sebagai buruh kasar.

    Meskipun demikian, dia tetap mempertahankan martabat dan harga diri. Dia mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa tidak ada pekerjaan yang hina selama lakukan dengan jujur dan untuk menghidupi keluarga. Pesan moral ini sampaikan Andrea Hirata dengan sangat kuat tanpa terkesan menggurui.

    Makna Pengorbanan Sejati by Andrea Hirata

    Yang paling mengharukan dari novel ini adalah penggambaran pengorbanan seorang ayah yang rela melakukan apa saja demi kebahagiaan keluarganya. Dia mengorbankan kebanggaan pribadi, kenyamanan, bahkan kesehatan, asalkan anak-anaknya bisa mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik.

    Andrea Hirata berhasil menunjukkan bahwa cinta seorang ayah tidak selalu diungkapkan melalui kata-kata manis atau kemewahan materi. Sebaliknya, cinta itu terwujud dalam tindakan nyata, kerja keras tanpa lelah, dan pengorbanan tanpa pamrih yang dilakukan setiap hari.

    Refleksi tentang Nilai Keluarga

    Novel “Ayah” menjadi pengingat berharga tentang pentingnya menghargai sosok ayah dalam kehidupan kita. Andrea Hirata mengajak pembaca untuk merefleksikan hubungan mereka dengan ayah masing-masing dan memahami bahwa seringkali pengorbanan terbesar dilakukan dalam keheningan, tanpa pengakuan atau pujian.

    Melalui narasi yang penuh emosi ini, Andrea Hirata sekali lagi membuktikan kemampuannya dalam mengangkat kisah sederhana menjadi karya sastra yang mendalam dan menginspirasi.

    Baca juga : Kolaborasi Lisa BLACKPINK dan Tyla di Lagu ‘When I’m With You’

  • Ariel Tatum: Belajar Jujur pada Diri Sendiri

    Ariel Tatum: Belajar Jujur pada Diri Sendiri

    MANUNGSA – Ariel Tatum meninggalkan gemerlap dunia hiburan untuk menemukan kembali jati dirinya. Ariel belajar berhenti sejenak, mengenali luka batin, dan perlahan jujur pada perasaan yang selama ini ia pendam. Perjalanan itu bukan hanya menguatkannya, tapi juga menginspirasi banyak orang untuk lebih mencintai diri sendiri.

    Ariel Tatum

    Publik telah mengenal Ariel Tatum sebagai aktris berbakat dengan wajah memikat dan kemampuan akting yang kuat. Namun di balik gemerlap dunia hiburan, Ariel menyimpan perjalanan batin yang panjang untuk mengenal diri sendiri dan belajar jujur atas apa yang dia rasakan.

    Tak banyak yang tahu bahwa perempuan kelahiran 1996 ini pernah bergelut dengan tekanan batin yang berat. Di masa ketika kariernya sedang naik, Ariel justru memilih mundur sejenak dari layar kaca. Dia tidak mundur karena kehabisan peluang, tapi karena ingin menemukan kembali jati dirinya yang sebenarnya.

    Ketika Popularitas Tak Menyembuhkan Luka

    Sejak usia remaja, Ariel Tatum sudah menjadi sorotan. Dia tampil di berbagai sinetron, iklan, hingga film layar lebar. Tetapi seiring dengan bertambahnya popularitas, tekanan pun datang tanpa henti.

    Ariel sempat mengalami gangguan kesehatan mental yang membuatnya merasa terasing bahkan dari dirinya sendiri. Ariel menjalani terapi, berkonsultasi dengan psikolog, dan perlahan-lahan mulai memahami bahwa hidup bukan soal menyenangkan semua orang, tapi tentang berdamai dengan diri sendiri.

    Memilih Menepi, Bukan Menyerah

    Keputusan Ariel untuk vakum dari dunia hiburan sempat mengejutkan banyak orang. Tapi bagi Ariel, itu adalah langkah penting untuk memulihkan diri. Dia mulai menulis jurnal, belajar meditasi, dan menjalani hidup yang lebih tenang jauh dari sorotan kamera.

    Ariel tak lagi menutupi perasaannya dengan senyum palsu atau sikap profesional semata. Dia belajar menangis jika perlu, berbicara jika sakit, dan diam jika lelah. Baginya, kejujuran emosional adalah bentuk tertinggi dari keberanian.

    Kembali dengan Wajah Baru

    Setelah beberapa waktu menepi, Ariel kembali ke dunia hiburan. Tapi kali ini, dia membawa versi dirinya yang lebih utuh dan kuat. Ariel tak lagi takut menunjukkan sisi rapuhnya di hadapan publik. Dia mulai membuka suara tentang kesehatan mental, tekanan di balik layar, dan pentingnya mencintai diri sendiri.

    Peran-peran yang dia ambil pun lebih selektif. Ariel memilih karakter yang membuatnya tumbuh, bukan hanya populer. Dia juga aktif dalam kegiatan sosial, terutama yang berkaitan dengan isu perempuan dan kesehatan jiwa.

    Kini, publik mengenal Ariel Tatum bukan hanya sebagai artis, tetapi juga sebagai sosok yang berani membuka diri tentang perjuangan batinnya. Di era media sosial yang sering penuh pencitraan, keberanian Ariel untuk tampil apa adanya justru menginspirasi banyak orang. Banyak penggemar yang merasa lebih dekat dengan Ariel karena kejujurannya.

    Belajar Jujur Bukan Hal Mudah

    Meski kini tampak lebih damai, Ariel mengakui bahwa belajar jujur pada diri sendiri adalah proses panjang. Masih ada hari-hari berat, masih ada keraguan, tapi dia tak lagi menghindar. Ariel memilih untuk terus berjalan perlahan tapi pasti.

    Dengan berani bersikap jujur, Ariel menunjukkan bahwa setiap orang bisa sembuh, berkembang, dan menemukan versi terbaik dari dirinya tanpa harus tampil sempurna di mata orang lain.

    Baca juga: Peduly Malang: Tumbuh Bersama, Bergerak untuk Sesama

  • Santo, Pendiri “Santo Suruh” Jasa Suruhan Serba Bisa

    Santo, Pendiri “Santo Suruh” Jasa Suruhan Serba Bisa

    MANUNGSA— Santo adalah sosok di balik layanan jasa unik bernama “Santo Suruh”. Sebuah jasa suruhan serba bisa yang siap mengerjakan berbagai permintaan, selama masih halal dan tidak merugikan orang lain. Berawal dari pengalamannya sebagai tukang galon. Santo membangun layanan ini untuk membantu siapa saja yang butuh bantuan praktis dalam kehidupan sehari-hari.

    Pemuda asal Pondok Gede, Bekasi, bernama Susanto atau yang lebih terkenal dengan panggilan Santo viral karena menawarkan jasa suruhan serba bisa untuk berbagai kebutuhan, asalkan halal dan tidak merugikan orang lain. Berbekal tekad dan kreativitas, Santo menjalankan usahanya di Jakarta dengan cara yang tak biasa.

    “Pada tahun 2019 dsaya agang galon, lalu di situ lihat peluang buat bangun usaha,” ungkap Santo dalam tayangan di kanal YouTube Kompas.com, ‘Strategi Mengakali Hidup di Jakarta’, Rabu (5/2/2025).

    Ia siap melakukan apa saja, mulai dari antar barang, bersih-bersih, hingga permintaan unik lainnya. Konsep jasa suruhan ini pun menarik perhatian publik karena dianggap solutif dan out of the box

    Santo Suruh, Jasa Suruhan Serba Bisa

    Dengan tagline “Kalo mau punya duit, Harus mau disuruh” memulai layanan ini pada 2019. Layanan ini pun mulai berkembang pesat, terutama ketika pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020. Santo Suruh siap mengerjakan pekerjaan apapun selama halal dan tidak merugikan orang lain. Lebih dari 500 pekerjaan telah terselesaikan dari customer yang sudah memilih dan mempercayakan layanan santo suruh.

    Santo suruh menyediakan berbagai macam layanan. Seperti Bersih – bersih mulai dari daily cleaning membersihkan hunian menyapu, mengepel, mengelap. Buang sampah sampai full home cleaning. Selain itu ada juga layanan Rawat hewan mulai dari membersihkan kandang / kotoran hewan sampai mengubur bangkai hewan. Selain layanan yang tersedia Santo Suruh siap mengerjakan layanan apapun selama halal dan tidak merugikan orang lain. Sesuai permintaan layanan apa yang kamu butuhkan, beserta jadwal dan budget kamu. 

    layanan lain yang tersedia di Santo Suruh

    Untuk tarifnya sendiri Santo menargetnya jasanya berdasarkan pekerjaan yang telah ia selesaikan mulai dari 50 ribuan saja dan bisa menyesuaikan budget pemesan. Santo memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan usahanya ini. Platform media sosial menjadi sarana efektif untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan membangun reputasi bisnis yang positif. Jadi, untuk kamu yang tertarik menggunakan layanan jasa Santo suruh bisa kunjungi web mereka di santosuruh.co.id atau melalui platform instagram @suruh_santo dan tiktok @santosuruh

    Mengutip dari kanal YouTube Nugroho Triko Pramono, Santo menyampaikan bahwa rahasia keberhasilan usahanya terletak pada kepercayaan. Memberikan layanan dengan kejujuran dan rasa tanggung jawab Menjadi dasar kuat dalam membina hubungan dengan pelanggan.

    Walau tak jarang menghadapi rintangan, semangat dan konsistensi Santo dalam menjaga kualitas pelayanan berhasil menjadi pencapaian yang luar biasa.

    Baca Juga : Jerhemy Owen Tanam 10.000 Pohon untuk Indonesia

  • Dr. Tirta: Olahraga sebagai Wujud Syukur atas Kesehatan

    Dr. Tirta: Olahraga sebagai Wujud Syukur atas Kesehatan

    MANUNGSA -Dr. Tirta tetap meluangkan waktu untuk berolahraga, meskipun ia sibuk sebagai dokter, aktivis, dan influencer. Ia menjaga kesehatan bukan sekadar menjalani rutinitas, tetapi sebagai bentuk nyata rasa syukur atas tubuh yang masih kuat dan penuh energi.

    Dr. Tirta Mandira Hudhi tetap menyempatkan diri untuk berolahraga. Baginya, olahraga bukan hanya tentang menjaga tubuh tetap bugar, tetapi juga sebagai bentuk ikhtiar dan rasa syukur atas nikmat kesehatan yang telah Tuhan berikan. Dengan gaya khasnya yang santai dan penuh semangat, pria berkacamata ini menjelaskan bahwa olahraga adalah cara paling sederhana dan efektif untuk menjaga kesehatan.

    Dari Aktivis Kesehatan ke Pelari Aktif

    Nama Dr. Tirta mulai dikenal luas publik sejak pandemi COVID-19 melanda. Tirta tampil vokal di media sosial, menyebarkan informasi akurat tentang pencegahan penyakit dan pentingnya menjaga protokol kesehatan. Namun, jauh sebelum itu, dia sudah aktif mengkampanyekan gaya hidup sehat, termasuk pentingnya olahraga.

    Perubahan gaya hidup itu dimulai secara bertahap. Dia mencoba berbagai jenis olahraga, mulai dari gym, bersepeda, hingga lari. Kini, lari menjadi aktivitas favoritnya. Dr. Tirta memilih lari karena murah, bisa dilakukan di mana saja, dan membuatnya merasa lebih bebas, segar, serta fokus.

    “Kalau lagi stres atau capek, saya lari. Rasanya kayak nge-reset kepala,” katanya sambil tersenyum.

    Olahraga sebagai Ikhtiar

    Menurut Dr. Tirta, olahraga bukan hanya soal fisik. Lebih dari itu, olahraga adalah bentuk ikhtiar dan usaha nyata manusia untuk menjaga anugerah kesehatan. Dalam Islam, ikhtiar merupakan bagian dari keimanan. Dia percaya bahwa menjaga tubuh adalah bagian dari tanggung jawab spiritual.

    “Kita nggak tahu kapan sakit datang. Tapi dengan olahraga, kita memperkecil risiko. Ini bagian dari usaha kita. Sisanya, baru kita serahkan ke Tuhan,” jelasnya.

    Dr. Tirta menekankan bahwa olahraga tidak harus selalu berat atau mahal. Cukup dengan berjalan kaki 30 menit setiap hari atau naik-turun tangga bisa memberi dampak besar bagi tubuh. Konsistensi menurutnya  jauh lebih penting daripada intensitas.

    Bentuk Rasa Syukur

    Selain sebagai bentuk ikhtiar, Dr. Tirta memandang olahraga sebagai ekspresi rasa syukur. Di tengah kesibukan dan tekanan sehari-hari, Dr. Tirta mensyukuri tubuhnya yang masih mampu bergerak, bekerja, dan beraktivitas. Rasa syukur itu juga dia tunjukkan dengan mengajak orang lain untuk hidup lebih sehat. Dr. Tirta aktif membagikan tips olahraga sederhana di media sosial, menyemangati followers-nya agar mau bergerak, meski hanya lima menit sehari.

    Dr. Tirta bukan tipe orang yang duduk di menara gading. Namun, dia terjun langsung ke lapangan, menyapa masyarakat, dan melihat realitas hidup mereka. Dari situ, Dr. Tirta semakin yakin bahwa ia harus memperluas akses terhadap informasi dan motivasi soal hidup sehat.

    Karena itu pula, ia sering ikut serta dalam berbagai event komunitas, seperti fun run, gowes bareng, dan senam bersama warga. Tirta percaya, pendekatan yang ramah dan membumi lebih efektif ketimbang ceramah panjang lebar.

    Dengan gaya hidup aktif dan semangat berbagi, Dr. Tirta tak hanya menjadi panutan dalam dunia medis, tetapi juga inspirasi bagi siapa saja yang ingin memulai hidup lebih sehat. Lewat langkah-langkah kecil dan konsisten, dia menunjukkan bahwa olahraga bukan beban, melainkan wujud syukur yang paling nyata.

    Baca juga: Sal Priadi: Diam yang Bernyanyi, Rasa yang Bersuara

  • Sal Priadi: Diam yang Bernyanyi, Rasa yang Bersuara

    Sal Priadi: Diam yang Bernyanyi, Rasa yang Bersuara

    MANUNGSA – Di tengah dunia musik yang riuh dengan dentuman dan sorak penonton, Sal Priadi memilih hadir dengan cara yang tenang dan dalam. Sal tidak berteriak untuk menarik perhatian, melainkan berbisik dan menyentuh hati pendengarnya. Dengan suara lirih dan lirik puitis, Sal mengajak siapa pun yang mendengarnya masuk ke ruang paling sunyi di dalam hati mereka.

    Sal Priadi

    Sal bukan sekadar penyanyi. tapi juga pencerita. Sal tidak sekadar menyusun nada dan lirik, tapi merangkainya menjadi perasaan yang hidup. Di tengah gemerlap industri musik, Sal tampil dengan cara yang berbeda. Sal memilih diam yang dalam, lirih yang tajam, dan lagu-lagu yang menyentuh sisi paling sunyi dari hati pendengarnya.

    Lahir di Malang, Jawa Timur, Sal tumbuh di lingkungan yang lekat dengan nilai-nilai spiritual dan keluarga. Sal bukan anak band sejak kecil, justru belajar menyimpan banyak hal dalam diam, termasuk rasa kehilangan, pertanyaan tentang diri, dan cerita-cerita yang tidak selalu bisa dijelaskan. Semua itu perlahan berubah menjadi lagu ketika ia mulai menulis.

    Lagu yang Lahir dari Kehidupan, Bukan Sekadar Tren

    Sal tidak mengikuti arus tren musik populer dan tidak mengejar lagu viral atau nada yang mudah dihafal. Sal menulis dari apa yang dia rasakan. Lagu-lagunya seperti “Amin Paling Serius”, “Ikat Aku di Tulang Belikatmu”, hingga “Kini Hidup Hanya Tentang Cinta” bukan hanya musik, tapi bagian dari perjalanan hidupnya.

    “Aku menulis lagu karena aku harus. Karena kalau tidak, rasanya penuh,” kata Sal dalam salah satu wawancaranya. Sal jujur mengakui bahwa menulis lagu adalah caranya berdamai dengan dunia terutama dengan dirinya sendiri.

    Dari cara dia menyanyi, terlihat bahwa Sal tidak berusaha tampil hebat. Sal tidak mengejar tinggi nada atau ledakan emosi, tapi justru itulah yang membuatnya kuat. Sal bernyanyi dengan rasa. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa tulus, seolah dia sedang berbicara langsung dengan satu orang di antara ribuan penonton.

    Musik Sebagai Rumah, Bukan Panggung

    Sal melihat musik sebagai rumah, bukan sekadar panggung. Di lagu-lagunya, dia mengajak pendengar untuk pulang yang bukan ke tempat, tapi ke diri mereka sendiri. Sal mengangkat tema yang sederhana yaitu cinta yang gagal, perasaan yang tak terbalas, rindu yang tidak bisa disampaikan. Tapi dia mengolahnya menjadi dalam, penuh lapis makna.

    Dalam setiap konsernya, suasana selalu sunyi dan hangat. Orang-orang datang bukan untuk berjoget, tapi untuk mendengar. Mereka larut, menangis, atau bahkan hanya diam. Tapi dari diam itulah rasa berpindah dari panggung ke hati.

    Dukungan dan Doa dari Keluarga

    Salah satu kekuatan besar Sal adalah keluarganya. Sering juga menyebut ibunya dalam lagu dan wawancara. Dia tidak ragu mengungkapkan bahwa banyak nilai dalam hidupnya datang dari sosok ibu yang sabar dan penuh kasih. Doa ibunya menjadi pegangan saat dia merasa ragu, dan dukungan keluarganya membuatnya tetap membumi.

    Dalam beberapa kesempatan, Sal juga membagikan pengalamannya soal spiritualitas. Dia percaya bahwa karya yang baik bukan hanya berasal dari pikiran, tapi juga dari hati yang bersih. Sal mencoba tetap dekat dengan nilai-nilai keyakinannya meski dunia seni kadang membuat orang mudah hilang arah.

    Bagi banyak orang, lagu Sal menjadi pelukan. Saat mereka lelah, lagu-lagu itu datang sebagai teman. Saat mereka hancur, lagu itu tidak menghakimi, hanya menemani. Dan itu kekuatan yang tidak semua musisi punya.

    Sal Priadi membuktikan bahwa dalam dunia yang ramai, diam bisa lebih bermakna. Dalam dunia yang cepat, lagu yang pelan bisa lebih dalam. Sal bukan hanya penyanyi, tapi penutur rasa. Da membawa pesan bahwa menjadi manusia itu tidak harus sempurna, cukup jujur dan mau merasakan.

    Baca juga: Pelepasan Kontingen Pomprov III 2025: UMM

  • Sutradara Andi Rahman ‘Tak Ingin Usai Disini’ di Malam Perdana

    Sutradara Andi Rahman ‘Tak Ingin Usai Disini’ di Malam Perdana

    Cinema XXI Grand Indonesia Jakarta memutar film perdana sutradara muda Andi Rahman “Tak Ingin Usai Disini” untuk pertama kali di hadapan publik dalam acara gala premier, Kamis (30/5) malam, membuat Rahman tidak dapat menahan air mata.

    Sutradara Andi Rahman menunjukkan rasa terharu ketika layar besar menampilkan nama-nama kru film disertai standing ovation dari sekitar 300 undangan yang hadir. “Maaf, saya tidak bisa menahan tangis. Saya sudah memimpikan ini sejak kuliah film 7 tahun lalu,” ujar Rahman sambil menyeka air mata.

    Film drama keluarga berdurasi 105 menit ini mengisahkan perjuangan seorang ayah single parent yang membesarkan anaknya sambil mengejar cita-cita menjadi musisi. Rahman mengaku mengambil inspirasi dari kisah hidupnya sendiri.

    “Selama tim kami melakukan proses syuting 45 hari, kami menghadapi berbagai kendala mulai dari cuaca buruk hingga keterbatasan budget. Tapi semua kru bertahan karena mereka percaya pada cerita ini,” jelasnya.

    Pengalaman Sutradara Andi Rahman

    Andi tidak hanya menyutradarai film ini, tetapi juga turut menulis skenario dan mengarahkan langsung setiap proses produksi. Ia mengerahkan seluruh dedikasi dan perasaannya dalam menciptakan film ini. Bercerita tentang cinta, kehilangan, dan harapan yang tak pernah padam.

    Maka tak heran, ketika karyanya akhirnya tayang di layar lebar dan disaksikan banyak orang untuk pertama kalinya, Andi pun tak mampu membendung emosi.

    Premier tersebut menghadirkan pemeran utama Sarah Wijaya dan veteran aktor Bambang Hermanto, serta produser eksekutif PT Sinema Nusantara. Sarah yang memerankan ibu tunggal dalam film tersebut juga menunjukkan rasa terharu. “Film ini sangat menyentuh hati saya sebagai seorang ibu,” katanya.

    Usai pemutaran, Andi naik ke atas panggung bersama para pemeran utama untuk menyampaikan sambutan. Dengan suara bergetar, ia mengucapkan terima kasih kepada tim produksi, para aktor, keluarga, serta penonton yang telah memberikan dukungan.

    Ia mengaku momen tersebut merupakan salah satu impian terbesarnya yang menjadi kenyataan. Reaksi positif penonton dan tepuk tangan meriah yang mengiringi akhir film semakin memperkuat keyakinan Andi untuk terus berkarya di dunia perfilman Indonesia.

    Festival Film Indonesia 2025 telah meloloskan film ini dalam kategori Film Cerita Terbaik.

    baca juga : Sutradara Hanung Bramantyo Yang Ubah Wajah Film Indonesia