
Memulai bisnis tak lagi harus menunggu modal besar. Di era digital saat ini, para pemuda di usia produktif semakin terdorong untuk menjadi pelaku usaha bermodal minim, dengan mengandalkan kreativitas, teknologi, dan keberanian untuk mencoba. Langkah kecil seperti memanfaatkan media sosial, sistem dropship, dan kolaborasi desain menjadi lompatan awal menuju kemandirian finansial.
modal itu penting, tapi bukan segalanya. Di era sekarang, kita bisa mulai bisnis dari modal ide kreatif dulu. Misalnya, memanfaatkan media sosial buat branding, kolaborasi barter sama temen yang punya skill desain, atau bahkan dropship biar gak perlu stok barang dulu. Kuncinya “Start small, think big, and move fast. Jangan nunggu semua serba siap, mulai aja dulu dari yang ada.” kata Arkham
Tips Memulai Bisnis Modal Minimal
Memulai bisnis dengan modal kecil membutuhkan keterampilan khusus yang bisa menggantikan keterbatasan dana. Critical Thinking atau mengambil keputusan cepat atau tepat adalah kemampuan untuk menganalisis situasi secara objektif, mengevaluasi berbagai opsi dan, mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat.
Bisnis Modal Minimal tidak kalah penting Communication skill atau kunci membangun hubungan seperti meyakinkan tentang nilai produk, menegosiasi, membangun jaringan. Adaptability atau kemampuan beradaptasi juga penting mengingat dinamika dunia bisnis yang terus berubah. Sebagai pelaku bisnis harus siap melakukan perubahan strategi kapan saja dibutuhkan.
Sebagai pelengkap, penguasaan digital skill dasar seperti copywriting untuk menciptakan konten yang menarik.Basic design untuk visualisasi ide serta kemampuan menganalisis data untuk menghasilkan insight bernilai.
Manajemen waktu & prioritas. Arkham menggunakan sistem to-do list dan time blocking, jadi waktu kuliah tetap fokus, tapi bisnis juga tetap jalan. Anggap aja keduanya saling mendukung ilmu dari bangku kuliah bisa kamu praktekkan langsung di lapangan bisnis. Jadi bukan dua dunia yang saling bertabrakan, tapi dua dunia yang saling melengkapi.
Menyelaraskan pendidikan dengan aktivitas wirausaha di usia muda kuncinya adalah manajemen waktu & prioritas. Menggunakan sistem to-do list dan time blocking menjadikan waktu kuliah tetap fokus, tapi bisnis juga tetap jalan.
Anggap aja keduanya saling mendukung ilmu dari bangku kuliah bisa kamu praktekkan langsung di lapangan bisnis. Jadi bukan dua dunia yang saling bertabrakan, tapi dua dunia yang saling melengkapi.
Sektor bisnis yang paling potensial untuk dimasuki oleh wirausahawan muda yang relate banget sama gaya hidup Gen Z. Contohnya F&B kekinian kayak Chocotea, Digital service seperti konten kreator, social media management, sampai design dan AI tools.
Tidak masalah kalau belum punya banyak pengalaman justru itu jadi alasan buat terus belajar dan nyoba. Belajar dari trial-error karena pengalaman terbaik ya praktik langsung.Konsumsi konten edukatif seperti podcast, YouTube, artikel. Jangan malu belajar dari orang lain termasuk kritik.
Contoh untuk Chocotea, bisa pakai konten FOMO di TikTok, testimoni dari temen, dan visual yang aesthetic. Jangan lupa mainin storytelling—biar brand kita gak cuma jual produk, tapi juga vibes dan value.
Tokoh yang Sukses

Ada banyak, tapi beberapa yang paling relate seperti William Tanuwijaya (Tokopedia) yang mulai dari warnet,Gibran Rakabuming (Chilli Pari & Markobar). Mereka punya sama: visi, konsistensi, dan keberanian buat mulai dari nol.
Mindset itu bukan bawaan lahir, tapi hasil latihan. cara kembangin banyak baca dan diskusi (biar sudut pandang makin luas. Keluar dari zona nyaman karena pertumbuhan datang dari tantangan. Biasakan untuk action first, perfect later.
“Jangan tunggu hebat baru mulai, mulai aja dulu biar jadi hebat.”
Baca juga Menjadi Gen Z yang Produktif, Tips Mengatur Waktu di Era Multitasking