Penulis: Affan Giffari

  • Fajar Menang MasterChef Indonesia Season 12 dan Lamar Zahra di Grand Final

    Fajar Menang MasterChef Indonesia Season 12 dan Lamar Zahra di Grand Final

    Fajar menang MasterChef Indonesia Season 12 dalam ajang grand final yang penuh kejutan. Pada momen spesial itu, ia juga melamar Zahra, menambah kebahagiaan di panggung kemenangan.

    Suasana dapur MasterChef Indonesia Season 12 pada malam grand final benar-benar memanas. Dua finalis terbaik, Fajar Gusti Pangestu dan Putu Hovit Yusmanjia, saling unjuk kemampuan dalam tiga tantangan penentu: Challenge 1, Challenge 2, dan Signature Dish Challenge. Keduanya tampil luar biasa dan membuat para juri kesulitan menentukan siapa yang layak menjadi juara.

    Namun, di akhir penilaian yang menegangkan, nama Fajar diumumkan sebagai pemenang. Ia meraih total 2.909 poin, unggul sangat tipis dari Hovit yang mengantongi 2.895 poin. Hanya berjarak 14 angka, selisih ini mencerminkan betapa ketat dan kompetitifnya babak final musim ini.

    Dengan penuh emosi, Fajar mengangkat trofi kebanggaannya. “Hadiah yang ditunggu-tunggu dan dicari-cari memang dari awal audisi ini adalah goals ku, sampai akhirnya didetik ini berhasil mengangkat pial aini, bangga banget sama diriku sendiri, pak hovit juga udah sangat keren jadi  hadiah ini aku persembahkan untuk pak hovit juga jadi kita berdua udah menang ” ujar Fajar di atas panggung kemenangan.

    Sejak awal kompetisi, Fajar telah menunjukkan bakat dan kreativitas yang luar biasa, terutama dalam bidang pastry. Tak heran jika para juri dan penonton menjulukinya sebagai “King of Pastry”. Ia berkali-kali memukau dengan dessert yang tidak hanya cantik secara visual, tapi juga kompleks dalam rasa dan teknik.

    Bekal fajar sebagai juara

    Fajar bukan hanya belajar secara otodidak, ia adalah lulusan dari Mediterranean Bali, sebuah institusi pariwisata ternama di Denpasar yang terkenal mencetak tenaga profesional di bidang kuliner dan perhotelan. Fajar mengambil program diploma food production dan selama masa studinya dia mendalami manajemen dapur dasar, sinitasi makanan, pastry hingga layanan fine-dining. Setelah lulus dari studinya fajar menjalani magang di sebuah restoran Rusia yang berlokasi di Kuta, Bali. Di sana, dia mengasah kemampuannya dalam sajian khas Eropa Timur, mulai dari cold appetizer, Teknik braising hingga garnish bergaya molecular. Latar belakang pendidikannya memberi fondasi kuat bagi teknik memasaknya yang rapi dan matang.

    Namun yang membuat Fajar menonjol bukan hanya tekniknya, tetapi konsistensinya. Fajar secara konsisten menunjukkan performa yang stabil sepanjang kompetisi. Di setiap episode, ia tampil dengan rasa percaya diri dan teknik memasak yang matang. Ia berhasil menghindari posisi terbawah, bahkan ketika tantangan semakin sulit dan tekanan meningkat. Konsistensi inilah yang membedakannya dari peserta lain.

    Para juri pun mencatat bagaimana Fajar mampu menjaga kualitas masakan dan kreativitasnya tanpa mengalami penurunan performa.Sikap tenang dan fokus yang Fajar tunjukkan menjadi kunci keberhasilannya melaju ke babak final. Para juri MasterChef Indonesia sangat menghargai peserta yang menunjukkan stabilitas selama kompetisi. Konsistensi dalam kualitas dan performa menjadi faktor utama penilaian. Peserta yang mampu menjaga stabilitas ini memiliki peluang besar untuk melaju ke babak akhir dan meraih kemenangan di ajang bergengsi tersebut.

    Jauh sebelum menjadi juara MasterChef, Fajar sudah memulai kiprahnya di dunia bisnis. Ia memiliki restoran steak kaki lima bernama Cita Rasa: Steak kaki lima, yang ia bangun di Denpasar dan kemudian membuka cabang di Jakarta. Konsep restoran tersebut mencerminkan visi Fajar dalam menggabungkan rasa lokal dengan teknik modern, menghadirkan pengalaman kuliner yang unik bagi pelanggannya.

    Kemenangan ini mengangkat nama Fajar ke tingkat yang lebih dikenal luas. Ia menunjukkan bakatnya sebagai chef sekaligus membuktikan kemampuannya membangun bisnis kuliner dari nol. Fajar menempatkan dirinya sebagai pengusaha muda yang menginspirasi di dunia gastronomi melalui kerja keras, kreativitas, dan visi yang tajam

    Momen Romantis di Malam Kemenangan

    Namun, kemenangan Fajar tidak berhenti pada trofi dan hadiah. Di penghujung acara, fajar membuat kejutan yang menyentuh semua orang. Di tengah sorak-sorai penonton dan para juri, Fajar melamar kekasihnya, zahra, yang juga merupakan salah satu peserta di kompetisi  MasterChef Indonesia Season 12. Momen pada saat itu menjadi penutup dan juga pemanis sekaligus emosional dari perjalanan panjang Fajar di dapur kompetisi.

    Tak hanya itu, Fajar juga mempersembahkan trofi kemenangannya tersebut kepada sang ibu, sosok yang menurutnya selalu mendukungnya sejak awal. Suasana kegembiraan pun pecah, tidak hanya dari keluarga, tapi juga para juri dan finalis lain yang menyaksikan momen tersebut.

    Dengan keluarnya Fajar sebagai juara MasterChef Indonesia Season 12, Fajar mendapatkan hadiah berupa uang tunai Rp100 juta, satu unit mobil matic, emas batangan seberat 100 gram, serta sebuah trip ke Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam kompetisi pizza terbesar di dunia

    Baca juga: Kisah Sukses Rahmad Hafids: Dari Mahasiswa Jadi Pengusaha

  • Warriors Berada Di ujung Tanduk: Stephen Curry Alami Cedera

    Warriors Berada Di ujung Tanduk: Stephen Curry Alami Cedera

    Golden State Warriors menerima pukulan berat ketika dokter tim menyatakan Stephen Curry harus menepi dari lapangan selama setidaknya satu minggu akibat cedera hamstring kiri tingkat satu. Curry menjalani pemeriksaan MRI yang mengungkap cedera tersebut dan langsung memulai proses pemulihannya di tengah ketatnya persaingan playoff NBA. Pemain yang terkenal dengan kemampuan menembak tiga poin yang sangat akurat ini kini harus menghadapi kenyataan pahit, setelah mengalami cedera hamstring kiri tingkat satu pada Game pertama semifinal Wilayah Barat melawan Minnesota Timberwolves.

    Cedera yang terjadi pada Stephen Curry bukan hanya sekadar kehilangan pemain inti, layaknya Gotham City yang kehilangan sosok pahlawannya yaitu Batman. Warriors mengalami pukulan besar bagi mental dan ritme permainan Warriors. Tanpa Curry, Warriors terlihat kesulitan menemukan identitas mereka di lapangan.Warriors tampil tidak konsisten dalam tiga pertandingan terakhir tanpa Stephen Curry. Tim yang dipimpin oleh Steve Kerr itu mengalami kekalahan krusial di Game ke-4 playoff, dengan skor akhir 117-110. Sekarang Golden State Warriors tertinggal 3-1 dalam seri best-of-seven yang menentukan nasib mereka di musim ini.

    Peran Stephen Curry

    Stephen Curry bukan sekadar pemain. Curry adalah sosok Pahlawan dari tim itu sendiri, dari sistem permainan Warriors dalam beberapa tahun terakhir, Curry telah menjadi simbol keberhasilan dan gaya main “pace and space” yang agresif. Dengan kemampuannya menarik perhatian pertahanan lawan dari jarak jauh, ia menciptakan ruang bagi rekan setimnya untuk mencetak angka seperti Jimmy Butler dan Buddy hield.

    Pelatih Steve Kerr mengakui bahwa kehilangan Curry berdampak langsung pada strategi ofensif tim. “Tanpa Steph, segalanya terasa berbeda. Dia bukan hanya pencetak angka, tapi juga playmaker utama kami yang mengatur tempo permainan,” kata Kerr dalam wawancara pasca pertandingan.

    Selain dampak teknis, cedera ini juga membawa beban emosional bagi Curry sendiri. Menurut beberapa laporan dari ruang ganti, Curry tampak sangat terpukul setelah mengetahui diagnosis cedera yang ia alami. Ia dikabarkan menangis, menyadari bahwa absennya di saat-saat krusial ini bisa menjadi akhir dari perjalanan playoff Warriors.

    Curry, yang dikenal dengan semangat kompetitifnya, selalu menjadi pemimpin dalam dan luar lapangan. Ketika ia tidak bermain, dampaknya terasa bukan hanya dalam statistik, tetapi juga dalam semangat tim secara keseluruhan. “Kami merindukan kehadirannya. Dia memberi kami kepercayaan diri untuk terus bertarung,” ujar Draymond Green, power forward veteran Warriors.

    Harapan Warriors di Game 5

    Peluang Stephen Curry untuk kembali bermain pada Game 5 masih sangat tipis, namun tim medis Warriors tetap membuka peluang kecil bagi kembalinya sang bintang di Game 6. Mereka terus memantau perkembangan kondisinya dari hari ke hari, dan menjadwalkan evaluasi lanjutan menjelang pertandingan penting yang akan berlangsung pada hari Minggu mendatang. Jika proses pemulihan berjalan sesuai harapan, Curry berpeluang memperkuat tim di momen krusial tersebut. Namun, kembalinya Curry tetap akan bergantung pada evaluasi terakhir terhadap kondisi hamstring-nya. Tim tidak ingin mengambil risiko yang besar dengan memaksakan sang bintang kembali terlalu cepat dan memperparah cederanya.

    Sementara itu, Warriors mencoba bertahan dengan pendekatan satu pertandingan pada satu waktu. Pemain seperti Jimmy Butler dan Buddy Hield mulai mengambil lebih banyak tanggung jawab dalam menyerang dan bertahan. Namun, beban besar tetap berada di Pundak Draymond Green  yang harus mengambil peran utama dalam memimpin tim dan menjaga moral tim tetap tinggi.

    Masa Depan Warriors

    Dengan kondisi saat ini, masa depan Warriors di playoff tampak suram. Mereka harus memenangkan tiga pertandingan berturut-turut melawan tim Minnesouta Timberwolves yang sedang dalam performa terbaik musim ini. Tanpa Curry di Game 5, misi tersebut menjadi nyaris mustahil tetapi tidak sepenuhnya tertutup.

    Jika Warriors mampu mencuri kemenangan dan Curry kembali di Game 6, momentum bisa berubah. Namun satu hal yang pasti, kondisi fisik dan mental Stephen Curry akan menjadi faktor penentu apakah Golden State mampu bangkit dari ketertinggalan dan kembali mengejar gelar juara NBA lagi tahun ini.

    baca juga : Bram Panaskan Arena, Resmi Jadi Raja Tripoin IBL All-Star 2025

  • Masih Tak Aman di Jalan: Suara Perempuan dari Ruang Publik

    Masih Tak Aman di Jalan: Suara Perempuan dari Ruang Publik

    Suara Perempuan dari Ruang Publik Masih Tak Aman

    Masih Tak Aman di Jalan. Pagi hari yang cerah dan sejuk yang seharusnya membawa nuansa ketenangan berubah menjadi membawa nuansa yang tidak tenang lagi bagi para Perempuan khususnya. Seorang perempuan duga menjadi sasaran pelecehan saat berada di Jalan Simpang Ijen Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Korban yang awalnya sedang asyik bersepeda mengalami trauma usai kejadian yang menimpanya. Saat itu, korban yang seorang diri sedang bersepeda melintasi jalan tersebut dan saat yang bersamaan, ada pria tak dikenal mengendarai sepeda motor membuntuti korban dari belakang, pelaku naik sepeda motor mendekati korban untuk melakukan aksi pelecehannya yang membuat korban mengalami trauma dan ketakutan.


    Pengalaman ini bukan kasus tunggal. Jutaan perempuan Indonesia menghadapi pelecehan seksual di ruang publik setiap hari, dari yang bersifat verbal hingga fisik. Ini bukan hanya persoalan kenyamanan, tetapi menyangkut hak perempuan atas rasa aman saat berada di luar rumah.


    Meskipun berbagai kota di Indonesia tengah gencar melakukan modernisasi dan mendorong kesetaraan gender, ruang publik masih belum sepenuhnya aman bagi perempuan. Berbagai tempat seperti transportasi umum, trotoar, jembatan penyeberangan, pusat perbelanjaan, hingga taman kota, masih sering menjadi lokasi terjadinya pelecehan seksual.

    Aksinya pun beragam, mulai dari ucapan tidak senonoh, siulan, sentuhan tanpa persetujuan, hingga tindakan yang lebih serius seperti memperlihatkan alat kelamin secara sengaja dan upaya pemaksaan fisik. Komnas Perempuan mencatat bahwa laporan pelecehan di ruang publik terus meningkat, namun masih banyak korban yang memilih diam. Dalam laporan Catcalling Jakarta 2023, 7 dari 10 responden mengaku mengalami pelecehan jalanan, tetapi hanya 1 dari 10 yang pernah melapor kepada pihak berwenang.

    Penyebab Utama Pelecehan Masih Marak


    Masih Tak Aman di Jalan. Salah satu penyebab utama mengapa pelecehan masih marak adalah budaya patriarki yang mengakar kuat di masyarakat. Banyak orang masih memandang perempuan sebagai objek, bukan subjek yang setara. Banyak orang menyalahkan korban karena menganggap meraka “mengundang” tindakan pelecehan melalui cara berpakaian atau perilaku. Padahal saya sedang memakai jaket dan celana longgar,” ujar Rani. Seorang mahasiswi di Bandung. “Itu bukan soal pakaian, tapi soal sikap dan kurangnya edukasi.”


    Di sisi lain, pelaku sering merasa kebal hukum karena kurangnya penegakan aturan. Banyak perempuan yang akhirnya memilih bungkam karena takut akan stigma sosial atau pengalaman tidak menyenangkan saat melapor. Pemerintah memang telah melakukan beberapa upaya dalam menangani kasus kekerasan seksual. Pemerintah mengesahkan UU TPKS pada tahun 2022 untuk memberikan perlindungan kepada korban, termasuk mereka yang mengalami pelecehan diruang publik. Namun sayangnya, penerapannya di lapangan masih jauh dari kata ideal.

    Banyak aparat kepolisian dan penegak hukum lainnya belum dibekali pelatihan yang cukup dalam menangani kasus kekerasan berbasis gender. Lala, seorang perempuan yang pernah mengalami pelecehan di bus kota, menceritakan pengalamannya saat mencoba melapor. Alih-alih mendapat perlindungan, ia justru mendapatkan serangkaian pertanyaan menyudutkan. “Saya malah ditanya kenapa pulang malam, kenapa naik bus, kenapa nggak naik ojek online. Rasanya kayak saya yang salah,” katanya dengan suara lirih.

    Semangat Perempuan


    Meski begitu, semangat untuk melawan tidak pernah padam. Sejumlah komunitas dan gerakan sosial kini aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menciptakan ruang publik yang aman bagi perempuan. Nama-nama seperti Hollaback! Jakarta, Perempuan Mahardhika, hingga Jakarta Feminist tak asing lagi dalam berbagai kampanye online, edukasi publik, hingga pelaporan pelecehan secara kolektif. Selain itu, perkembangan teknologi juga dimanfaatkan sebagai alat perjuangan. Aplikasi seperti Safecity serta fitur pelaporan pelecehan di layanan transportasi daring memungkinkan korban untuk mencatat dan menyuarakan kejadian yang mereka alami. Media sosial pun kini menjadi ruang alternatif yang memberdayakan perempuan untuk berbagi pengalaman dan saling menguatkan.


    Masalah pelecehan di ruang publik bukan hanya persoalan hukum atau keamanan, tapi juga menyangkut desain kota yang ramah perempuan. Penerangan jalan, kamera pengawas, transportasi aman, hingga pelatihan sopir dan petugas publik harus menjadi bagian dari solusi jangka panjang. Pendidikan juga memegang peran penting, tanpa mengubah pola pikir masyarakat sejak dini tentang kesetaraan gender, penghargaan terhadap tubuh orang lain, dan pentingnya persetujuan maka pelecehan akan terus berulang lintas generasi.

    Bagi kebanyakan Perempuan esok pagi mungkin tak banyak berbeda akan tetapi tetap harus berjalan, tetap waspada, dan tetap berharap tidak mengalami pelecehan. Tapi dengan semakin banyak suara perempuan yang bersuara, dan solidaritas yang dibangun hari demi hari, harapan untuk ruang publik yang lebih aman dan manusiawi terus menyala. Karena berjalan kaki maupun bersepeda seharusnya menjadi aktivitas yang menguntungkan bukan malah merugikan.

    Baca juga: Micro-Activism In Action: Mengapa Suara Generasi Muda Seperti Melati dan Isabel Wijsen Penting dalam Perubahan Sosial?

  • Lewat Perpustakaan Jalanan, Inisiatif Kesadaran Membaca Untuk Menghidupkan Literasi

    Lewat Perpustakaan Jalanan, Inisiatif Kesadaran Membaca Untuk Menghidupkan Literasi

    Menghidupkan Literasi Lewat Perpustakaan Jalanan

    Di tengah keramaian dan riuhnya lalu lintas Yogyakarta, ada sebuah perpustakaan yang unik dan berbeda dari perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan ini tidak memiliki bangunan megah atau rak-rak tinggi yang menjulang. Sebaliknya, buku-buku tertata rapi di atas tikar yang sederhana. Perpustakaan jalanan ini menunggu siapa saja yang ingin membuka lembar demi lembar buku, mengeja huruf-huruf yang menjadi jembatan menuju dunia impian dan pengetahuan baru.

    Monica dan 12 temannya mendirikan Perpustakaan Jalanan Yogyakarta karena prihatin dengan minimnya fasilitas membaca di kota mereka. Mereka menciptakan tempat agar semua orang mudah mengakses buku tanpa harus ke perpustakaan formal yang terkadang sulit dijangkau

    Mereka semua awalnya bergerak di bidang literasi di tempat yang berbeda-beda. Namun, pada tanggal 30 September 2017, mereka sepakat untuk bergabung dan mendirikan Perpustakaan Jalanan DIY. Mereka memiliki tujuan yang sama: membangun kesadaran membaca yang dapat membuka mata dan hati setiap pembaca terhadap realitas kehidupan di sekitarnya.

    Konsep Perpustakaan Jalanan

    \Perpustakaan Jalanan tidak hanya hadir di Yogyakarta. Konsep ini sudah berkembang di beberapa kota lain di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Tanjung Pinang, dan Bojonegoro. Namun, Perpustakaan Jalanan Yogyakarta membawa sesuatu yang baru dengan melakukan kunjungan ke desa-desa setiap bulannya. Mereka ingin literasi tidak hanya menjadi milik warga kota, tapi juga masyarakat desa yang mungkin aksesnya ke buku jauh lebih terbatas.

    Hingga kini, sudah ada empat desa yang dikunjungi oleh Perpustakaan Jalanan Yogyakarta, yaitu Desa Tegalmojo, Demakan Baru, Jetis, dan Badran. Di desa-desa ini, mereka membawa serta tumpukan buku dan tikar, membuka ruang bagi anak-anak dan orang dewasa untuk duduk bersama membaca, berdiskusi, dan berbagi cerita.

    Lebih dari sekadar tempat membaca, Perpustakaan Jalanan ini juga menjadi ruang sosial yang unik. Di sini, orang dari berbagai latar belakang bisa bertemu dan berinteraksi. Mahasiswa yang haus ilmu, pedagang yang mencari hiburan setelah berjualan, seniman jalanan yang ingin menambah wawasan, hingga tukang becak yang ingin belajar, semuanya duduk bersama, berbagi cerita dan bertukar pandangan. Buku menjadi jembatan yang menghapus batas-batas sosial yang biasanya memisahkan mereka.

    Perpustakaan Jalanan mengajarkan kita bahwa literasi tidak harus hadir dengan bangunan kokoh dan fasilitas mewah. Mereka menyediakan tikar sederhana dan tumpukan buku bekas, serta menggerakkan orang-orang yang memiliki niat tulus untuk memulai perubahan besar dari langkah kecil

    Inisiatif Literasi

    Perpustakaan Jalanan juga menjadi bukti bahwa jalanan bukan sekadar tempat berpindah. Di Yogyakarta, jalanan menjadi ruang belajar, ruang bertumbuh, dan ruang bermimpi. Anak-anak yang biasanya hanya bermain di jalanan kini bisa menemukan dunia baru melalui buku-buku yang dibaca bersama-sama. Mereka bisa membayangkan masa depan yang lebih cerah, mengasah kreativitas, dan memperluas wawasan tanpa harus meninggalkan lingkungan tempat mereka tinggal.

    Inisiatif ini juga menunjukkan pentingnya peran komunitas dalam menggerakkan literasi. Karena buku-buku yang ada di Perpustakaan Jalanan bukan hanya milik satu orang atau satu kelompok, tapi milik semua orang yang ingin belajar. Setiap buku yang dibaca, setiap cerita yang dibagikan, memperkuat ikatan sosial dan menumbuhkan semangat belajar bersama.

    Para relawan yang mengelola perpustakaan ini tidak hanya sekadar menyediakan buku. Mereka juga mengadakan kegiatan seperti diskusi, workshop menulis, dan membaca bersama. Kami mendorong masyarakat untuk tidak hanya membaca secara pasif, tetapi juga aktif berinteraksi dengan isi buku dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari

    Akses Informasi Di Era Digital

    Meski sederhana, Perpustakaan Jalanan mampu menjawab tantangan besar dalam dunia literasi. Di era digital seperti sekarang, akses ke informasi memang semakin mudah, tapi akses ke buku fisik dan pengalaman membaca langsung tetap sangat penting. Perpustakaan Jalanan memberikan pengalaman itu dengan cara yang dekat dan personal.

    Kini, Perpustakaan Jalanan terus berkembang dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas lokal, maupun individu yang peduli terhadap literasi. Mereka berharap, semakin banyak orang yang tergerak untuk mendukung dan mengembangkan gerakan ini sehingga literasi bisa menyebar lebih luas lagi, tidak hanya di kota tapi juga di pelosok desa. Dengan membaca, kita membuka jendela dunia dan memperkuat masyarakat agar mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan.

    Melalui langkah kecil dari anak-anak muda yang peduli ini, semangat membaca dan belajar terus hidup, tumbuh, dan menyebar, menyalakan harapan bahwa Indonesia yang lebih cerdas dan kritis akan lahir dari hati yang selalu haus ilmu.

    baca juga : Duduk Baca, Lapak Baca Gratis di Alun-Alun Kota Malang

  • Persib Bandung Pastikan Kunci Gelar Juara Liga 1 2024/2025

    Persib Bandung Pastikan Kunci Gelar Juara Liga 1 2024/2025

    Persib Bandung resmi juara Liga 1 musim 2024/2025 setelah Persik Kediri dan Persebaya bermain imbang 3-3. Hasil ini membuat Persebaya dan Dewa United dengan 54 poin tak mampu mengejar Persib yang telah mengumpulkan 64 poin.

    Dengan demikian, Persib memastikan diri sebagai juara pada pekan ke-31 kompetisi, jauh sebelum musim berakhir. Keberhasilan ini menjadi bukti dominasi Persib selama musim ini dan konsistensi mereka dalam meraih hasil positif di setiap pertandingan.

    Gelar juara ini juga menandai pencapaian penting bagi Persib, karena mereka menjadi tim pertama yang mengamankan gelar musim ini dengan jarak poin yang cukup besar dari pesaing terdekat. Para pemain dan pelatih Persib pun menyambut gembira pencapaian ini, yang merupakan hasil kerja keras dan kerja sama sepanjang musim.

    Kemenangan Persib Bandung

    Kemenangan ini menandai kali pertama bagi Persib meraih gelar juara Liga Indonesia dengan sistem kompetisi musim reguler. Sebelumnya, Persib menjadi juara di tiga edisi kompetisi Liga Indonesia yang menerapkan sistem penyisihan, yakni pada musim 1994/95, Liga Super Indonesia (ISL) 2014, dan Liga 1 2023/24.

    Secara keseluruhan, gelar juara Liga 1 2024/25 ini merupakan gelar domestik ke-9 bagi Maung Bandung di kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia. Secara khusus, ini menjadi gelar ke-4 Persib di era Liga Indonesia yang dimulai sejak musim 1994/95.

    Persib memang memulai dominasi era Liga Indonesia dengan menjadi juara di musim perdana 1994/95. Setelah itu, klub asal Bandung ini kembali meraih gelar pada Liga Super Indonesia 2014, kemudian secara beruntun memenangkan Liga 1 pada musim 2023/24 dan kini musim 2024/25.

    Menariknya, Persib meraih gelar juara musim ini sebagai yang tercepat kedua sejak kompetisi Liga Indonesia menggunakan sistem reguler. Pada edisi sebelumnya, klub harus melalui babak penyisihan dengan berbagai tahap untuk menjadi juara. Sistem musim reguler memungkinkan Persib meraih gelar lebih awal dengan jumlah poin yang tidak terkejar oleh pesaingnya.

    Pelatih dan manajemen Persib menyambut positif pencapaian ini sebagai bukti konsistensi dan kerja keras tim sepanjang musim. Para pemain pun mendapatkan apresiasi dari pendukung setia Maung Bandung yang terus memberikan dukungan selama kompetisi berlangsung.

    Dengan prestasi ini, Persib semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu klub terbesar di sepak bola Indonesia. Kemenangan beruntun dalam dua musim terakhir menunjukkan kualitas tim yang terus berkembang dan mampu mempertahankan performa di level tertinggi.

    Persib kini berpeluang untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi musim berikutnya dengan modal kepercayaan diri tinggi. Para pemain dan pelatih diprediksi akan menjaga fokus agar tetap bisa mempertahankan prestasi dan mengharumkan nama klub dan kota Bandung di kancah sepak bola nasional.

    Baca juga: Simon Tahamata Jadi Head of Scouting PSSI 2025

  • Isa Wahyudi dan Kampung Budaya Polowijen

    Isa Wahyudi dan Kampung Budaya Polowijen

    Ki Demang, yang bernama asli Isa Wahyudi, memulai gerakan pelestarian budaya di Kampung Budaya Polowijen, Kecamatan Belimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Ia sering mendengar keluhan tentang potensi budaya kampungnya yang belum tergali dan kurang diperhatikan. Melihat kondisi tersebut, Ki Demang merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu yang dapat mengembalikan kebanggaan dan kecintaan masyarakat terhadap budaya mereka sendiri.

    Ia pun mencetuskan gagasan membangun Kampung Budaya Polowijen, sebuah ruang komunitas yang tidak hanya menjadi tempat belajar dan melestarikan budaya, tetapi juga menjadi tempat rekreasi dan destinasi wisata edukatif.

    Gagasan ini mendapat sambutan hangat dari warga kampung. Mereka turut ambil bagian dalam gerakan Ki Demang untuk menghidupkan kembali budaya Polowijen, sehingga kampung tersebut berubah menjadi pusat kebudayaan yang hidup dan dinamis.

    Salah satu yang paling menarik di Kampung Budaya Polowijen adalah suasana yang tercipta sepanjang lorong gang kampung. Di sana berdiri deretan gazebo dengan dinding anyaman bambu dan atap ijuk yang asri, berjejer rapi di tepi sungai yang mengalir lembut, serta hamparan sawah yang menghijau membentang di sekitar kampung. Pemandangan ini bukan hanya mempercantik lingkungan, tapi juga menghadirkan suasana yang nyaman dan menenangkan bagi para pengunjung dan warga lokal.

    Sapaan ramah dari warga serta Ki Demang sendiri yang kerap mengajak berbincang setelah mengajar tari menambah kehangatan suasana. Di dalam sanggar—bangunan utama yang menjadi pusat kegiatan seni—orang-orang belajar menari, membatik, dan membuat kerajinan tradisional lainnya.

    Kampung Budaya Polowijen

    Sejak peresmian Kampung Budaya Polowijen pada tanggal 2 April 2017, kampung ini berkembang pesat menjadi pusat kegiatan kebudayaan dan edukasi.Ki Demang rutin menggelar event “Warisi Tradisi Lestarikan Budaya” setiap 18 April dengan seni, kerajinan, dan kuliner.. Kegiatan-kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana belajar dan berkreativitas bagi warga lokal, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan pelajar dari berbagai daerah.

    Keberhasilan Kampung Budaya Polowijen tidak hanya berhenti di lingkup lokal. Kampung ini juga menjadi destinasi wisata edukatif yang banyak dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Pada tahun 2018, misalnya, Kampung Budaya Polowijen menerima sekitar 50 mahasiswa dari 17 negara di Asia dan Eropa yang mengikuti program Design Thinking Camp. Program ini memberikan kesempatan bagi para peserta untuk memahami konsep pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat secara langsung melalui kegiatan yang dilakukan di kampung tersebut. Kehadiran mereka membawa nuansa internasional dan membuka wawasan bagi warga Polowijen untuk terus berkembang dan berinovasi.

    Namun, perjuangan Ki Demang tidak hanya berfokus pada pelestarian budaya semata. Ia juga memiliki visi untuk memberdayakan warga sekitar secara ekonomi dan sosial. Para ibu rumah tangga dan pemuda mendapatkan peluang usaha baru yang berkelanjutan. Dengan demikian, Kampung Budaya Polowijen tidak hanya menjadi pusat budaya, tetapi juga sumber penghidupan dan kebanggaan bagi masyarakat setempat.

    Perjuangan Ki Demang

    Ki Demang sendiri terus melanjutkan perjuangannya tanpa mengenal lelah. Ia rajin mencari ide-ide baru dan berinovasi untuk menghidupkan Kampung Budaya Polowijen agar tidak kehilangan relevansi di tengah perkembangan zaman. Berbagai program baru sering kali ia ciptakan, dari pelatihan keterampilan baru hingga kolaborasi dengan seniman dan komunitas budaya lain

    Ki Demang rutin menggelar event “Warisi Tradisi Lestarikan Budaya” setiap 18 April dengan seni, kerajinan, dan kuliner. Acara ini juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi antarwarga dan memperkenalkan budaya Polowijen kepada dunia luar.

    Dengan semangat Ki Demang dan warga, Kampung Budaya Polowijen berhasil menjadi contoh pelestarian budaya yang sekaligus memberdayakan masyarakat. Kisah mereka menginspirasi banyak komunitas untuk melestarikan budaya lokal tanpa kehilangan relevansi di era modern. Kini, kampung ini menjadi simbol kebangkitan budaya dan kekuatan komunitas untuk perubahan positif.

    Isa Wahyudi, atau Ki Demang, membuktikan bahwa satu orang dengan semangat dan tekad bisa menggerakkan perubahan besar. Kampung Budaya Polowijen menjadi bukti hidup bahwa pelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat bisa berjalan bersama, menginspirasi kita semua untuk menjaga warisan dan menciptakan masa depan yang lebih baik.

    Baca juga: Lewat Perpustakaan Jalanan, Inisiatif Kesadaran Membaca Untuk Menghidupkan Literasi