Penulis: manungsa.id

  • CJFest UMM 2025 Hadirkan Edukasi Jurnalisme Digital untuk Pelajar SMA

    CJFest UMM 2025 Hadirkan Edukasi Jurnalisme Digital untuk Pelajar SMA

    MANUNGSA— Malang, Juni 2025 – Communication Journalism Festival (CJFest) UMM 2025 kembali hadir sebagai inovasi akademik dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Festival ini bertujuan memperkenalkan praktik jurnalisme digital kepada pelajar SMA/sederajat se-Indonesia. CJFest tahun ini menjadi bagian dari peluncuran portal berita Praktikum Jurnalistik 3 oleh mahasiswa praktikan, dengan mengusung tema besar “Local Wisdom”. Selanjutnya, Festival ini terdiri atas dua agenda utama: Workshop & MOJOAksi serta Portal Exhibition: Launch, Talk, Award. Seluruh rangkaian kegiatan ini menghadirkan ruang kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pelajar untuk mengeksplorasi potensi lokal melalui media digital.

    Workshop Mobile Journalism Bersama Pelajar SMA

    Kegiatan workshop akan terselenggara secara daring pada 13 Juni 2025, terbuka untuk seluruh pelajar SMA/sederajat di Indonesia. Workshop ini mengangkat topik utama Mobile Journalism (MOJO), dan menghadirkan Yoga Tri Priyanto, seorang Digital Creator sekaligus Creative Writer dari KapanLagi Youniverse, sebagai pemateri utama.Selain itu, ia akan berbagi teknik liputan, strategi pengambilan gambar, penyuntingan video, dan publikasi konten jurnalistik di platform digital. Penyampaian materi berdurasi 90 menit dengan pendekatan interaktif sesuai gaya belajar generasi muda.

    CJ FEST UMM 2025

    Kompetisi MOJOAksi: Eksplorasi Kearifan Lokal Lewat Video

    Kemudian, sebagai lanjutan dari kegiatan workshop, peserta dapat mengikuti kompetisi MOJOAksi dengan tema “Local Wisdom”. Lalu mereka harus membuat video jurnalistik berdurasi maksimal lima menit tentang budaya, tradisi, atau fenomena unik dari daerah asal masing-masing. Selanjutnya peserta wajib mengunggah melalui Instagram dengan tagar #cjfestumm25 dan #jurnalistikumm, serta mention akun resmi CJFest UMM dan sekolah peserta. Penilaian karya mencakup orisinalitas, kedalaman narasi, teknik visual, dan penerapan prinsip jurnalisme digital secara kreatif.

    Peluncuran Portal dan Exhibition di Malang Creative Center

    Acara puncak akan terselenggara secara luring pada 17 Juni 2025 di Malang Creative Center. Pada sesi ini, hasil karya praktikan Jurnalistik 3 akan hadir dalam pameran interaktif. Setiap booth merepresentasikan tema portal berita yang telah dikembangkan oleh mahasiswa. Pengunjung dapat menjelajahi booth dengan format edukatif dan estetik. Selain itu, akan ada talkshow bertema “AI dalam Pandangan Jurnalistik” yang kembali menghadirkan Yoga Tri Priyanto sebagai pembicara utama. Panitia akan menutup acara dengan mengumumkan pemenang kompetisi dan meresmikan peluncuran portal berita Jurnalistik 3. CJFest UMM 2025 menjadi ruang inspiratif untuk memperkuat keterampilan jurnalistik generasi muda dan melestarikan budaya lokal lewat media digital.

    Contact Person:

    Email: cjfestumm@gmail.com

    Phone: 0851-6278-7647 (Joy)

    Baca Juga : Talkshow Literasi Tengah Kota Bersama Henry Manampiring

  • Ruang Belajar Alternatif Rumah Baca Cerdas Satukan Edukasi dan Aksi Nyata

    Ruang Belajar Alternatif Rumah Baca Cerdas Satukan Edukasi dan Aksi Nyata

    Rumah Baca Cerdas pertama kali didirikan pada 30 November 2005, oleh almarhum Abdul Malik Fadjar. Awalnya, rumah baca ini merupakan perpustakaan pribadi yang menyimpan koleksi buku milik beliau berisi ratusan judul dari berbagai bidang seperti pendidikan, agama, politik, dan pemikiran kebangsaan. Namun, warisan pemikiran itu tidak berhenti di lemari saja. Malik Fadjar memiliki visi buku-buku itu harus hidup, menyapa masyarakat, dan menjadi sumber perubahan.

    Semangat itu kemudian mewujud dalam bentuk rumah baca yang terbuka untuk umum. Tidak hanya sebagai tempat membaca, RBC berkembang menjadi pusat kegiatan literasi dan diskusi, sebuah ruang bertemunya gagasan, komunitas, dan aksi.

    Mengenal Abdul Malik Fadjar

    Prof. Abdul Malik Fadjar bukanlah nama yang asing di dunia pendidikan Indonesia. Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama, dan juga Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selama hidupnya, beliau dikenal sebagai sosok yang tenang, tajam dalam berpikir, dan penuh dedikasi terhadap pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan.

    Rumah Baca Cerdas Institut Abdul Malik Fadjar dibentuk sebagai perpanjangan semangat beliau dalam membumikan ilmu pengetahuan. Dalam berbagai pidatonya, Abdul Malik Fadjar kerap menyuarakan pentingnya membangun budaya literasi sebagai fondasi kemajuan bangsa. RBC Institute menjadi cermin dari keyakinan itu bahwa membaca adalah langkah awal untuk membebaskan, dan diskusi adalah cara untuk mencerahkan

    Bertransformasi Menjadi Institut

    RBC Institute sudah berjalan sejak tahun 2005, namun pada tahun 2020, institusi ini secara resmi menjadi RBC Institute Abdul Malik Fadjar. Transformasi ini mengubah banyak hal, RBC Institute kini memiliki struktur organisasi yang lebih sistematis, termasuk posisi Direktur Eksekutif, dan menjalin kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai mitra operasional utama. Hadir sebagai ruang yang ramah, terbuka, dan membumi. Selain perpustakaan dan ruang diskusi, RBC Institute juga dilengkapi working space, coffee corner, dan area komunitas yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan, dari rapat hingga pertunjukan seni.

    Transformasi ini memungkinkan RBC Institute untuk menjangkau lebih luas dari mahasiswa hingga masyarakat umum, dari diskusi kecil hingga kolaborasi strategis dengan berbagai institusi. Meski berlabel institut, atmosfer RBC Institute tetap bersahabat, hangat, dan membumi. Ia bukan menara gading, melainkan rumah gagasan.

    Berbagai Kegiatan Dan Kolaborasi

    RBC Institute memiliki berbagai kegiatan yang di adakan sendiri maupun yang diadakan secara kolaborasi, RBC Institute adalah ruang yang menyediakan dan menciptakan kolaborasi yang berdampak kepada masyarakat, dan mengundang banyak masa secara kuantitas beberapa contohnya ada pelatihan, diskusi, dan perpustakaan keliling.

    “Pelatihan dan diskusi ini sebenarnya sedikit menyatu. Terakhir kali, kami juga membuka kelas bahasa isyarat, dan peminatnya cukup banyak,” Ujar Manda, pengelola RBC Institute

    Salah satu bentuk konkret yaitu adanya kelas bahasa isyarat yang RBC adakan, otomatis RBC Institute harus menggandeng komunitas Akar Tuli Malang untuk berkolaborasi mengadakan acara tersebut.

    Kelas Bahasa Isyarat ini dibuka untuk umum, diikuti oleh mahasiswa, aktivis sosial, dan warga. Dalam sesi-sesi yang berjalan secara rutin, peserta tidak hanya belajar alfabet isyarat, tetapi juga diajak memahami perspektif teman tuli dalam kehidupan sehari-hari membongkar stereotip, membuka empati, dan memperluas cakrawala keberagaman.

    RBC Institite juga aktif juga dalam pengajaran komunitas yang meliputi kelas literasi dasar yang secara keseluruhan itu mendukung secara material dan kurikulum.

    “Untuk menyemarakkan literasi di tingkat akar rumput, kami bekerja sama dengan berbagai komunitas, salah satunya Republik Gubuk,”

    Republik Gubuk adalah komunitas berbasis akar rumput yang bergerak di bidang sosial, budaya, dan pendidikan. Mereka aktif membangun kesadaran kritis dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai kegiatan, termasuk diskusi, pelatihan, dan gerakan literasi

    Langkah baru dalam gerakan literasi ditandai dengan peresmian malik fajar corner di kafe Belong, Poncokusumo. Sebuah pojok baca hasil kolaborasi Rumah Baca Cerdas Malik Fadjar UMM dan Komunitas Republik Gubuk.

    Lebih dari sekedar tempat membaca, ruang ini dihadirkan sebagai titik temu gagasan dan penghormatan atas pemikiran Abdul Malik Fadjar.

    Meneruskan Obor Perjuangan

    Keberadaan Rumah Baca Cerdas Institut Abdul Malik Fadjar menjadi pengingat bahwa warisan terbesar seorang pendidik bukan hanya gelar atau jabatan, melainkan nilai dan gagasan yang terus hidup dan tumbuh. Dalam dunia yang makin cepat dan digital, RBC nstitute hadir sebagai ruang jeda untuk membaca lebih dalam, berpikir lebih jernih, dan bertindak lebih nyata.

    Melalui program-programnya, RBC Institute terus menyalakan obor literasi dan pemikiran kritis di tengah masyarakat. Sebuah obor yang dinyalakan oleh Abdul Malik Fadjar dan kini diteruskan oleh mereka yang percaya bahwa perubahan besar selalu berawal dari kata, buku, dan ruang diskusi kecil yang jujur.

    GreenShift – Page-Building Gutenberg Blocks

  • Swiftonomics: Fenomena Ekonomi di Balik Kesuksesan Taylor Swift

    Swiftonomics: Fenomena Ekonomi di Balik Kesuksesan Taylor Swift

    Swiftonomics dan kesuksesan ekonomi Taylor Swift mencerminkan pengaruh besar seorang artis terhadap industri musik dan ekonomi global.

    Awal Karir Taylor Swift

    Taylor Swift adalah artis musik paling ikonik di generasinya. Tur Eras-nya saat ini sudah menjadi yang terlaris sepanjang masa. Mengingat ketenaran, kekayaan, dan popularitasnya di kalangan generasi milenial dan generasi Z. Merupakan mayoritas mahasiswa dan siswa sekolah menengah saat ini.

    Taylor Swift telah mengembangkan karirnya dari penyanyi country remaja menjadi mega bintang pop global yang berpengaruh secara ekonomi. Setelah debut pada 2006, Taylor secara konsisten menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi. Mencoba berbagai genre musik sambil membangun basis penggemar yang sangat loyal.

    Karir Taylor Swift menawarkan banyak sekali peluang untuk mengejar ekonomi. Dampak karirnya telah menyebabkan munculnya istilah baru dalam dalam dunia ekonomi “Swiftonomics”. Fenomena ini mendorong bank-bank besar dan ekonom untuk menganalisis.

    momen kebersamaan taylir dengan swifties

    Fenomena “Swiftonomics”

    Konser dan tur Taylor Swift, khususnya The Eras Tour yang mulai pada tahun 2023. Menghasilkan dampak ekonomi signifikan yang merujuk pada fenomena “Swiftonomics”. Nama “Swift” dan “economics” atau ekonomi membentuk istilah ini.  

    Fenomena Swiftonomics dan kesuksesan ekonomi Taylor Swift merujuk pada dampak ekonomi signifikan. Menghasilkan konser dan tur Taylor Swift, khususnya The Eras Tour yang mulai pada tahun 2023. Istilah ini menggabungkan nama “Swift” dengan “economics” atau ekonomi.

    Taylor Swift tidak ragukan lagi membuat sebuah fenomena. Tur Eras-nya memiliki dampak ekonomi pada kota-kota yang telah menjadi tuan rumahnya, menghasilkan pendapatan yang signifikan. 

    Tur menghasilkan beberapa miliar dolar, menjadikan salah satu terlaris sepanjang masa. Ratusan ribu penggemar yang berbondong-bondong datang ke konsernya telah merasakan dampak finansial ini.. Selain itu, tur tersebut telah meningkatkan peluang kerja lokal, mulai dari staf secara vendor lokal. 

    Dampak perekonomian Lokal

    Keberhasilan tur tersebut menjadi kekuatan ekonomi yang besar dari acara hiburan berskala besar. Keputusan bisnisnya yang cerdas, termasuk mengambil kembali kendali atas karya masternya melalui proyek perekaman ulang, telah memperkuat kekuatan ekonominya. Beberapa contoh nyata dampak ekonomi

    Taylor Swift mengadakan konser Eras Tour yang menghasilkan pendapatan ekonomi lokal hingga 100 juta per kota penyelenggara di Amerika Serikat. Ini termasuk pengeluaran hotel, restoran, transportasi, dan bisnis lokal lainnya.

    Singapura, yang menjadi satu-satunya tujuan Asia Tenggara untuk Eras Tur. Memperkirakan dampak ekonomi yang sangat signifikan. Hotel, restoran dan bisnis lainnya mendapatkan keuntungan dari datangnya penggemar dari berbagai negara. 

    Bisnis kecil seperti pedagang merchandise, transportasi, lokal, dan penjual makanan juga mendapatkan keuntungan dari kehadiran ribuan penggemar. Bukti kekuatan ekonomi dari industri hiburan langsung menunjukkan bagaimana satu artis dapat menjadi katalisator aktivitas ekonomi.

    Para ekonom telah mencatat bahwa konser-konsernya dapat meningkatkan PDB lokal. Penggemar yang bersedia melakukan perjalanan jauh dan membelanjakan uang dalam jumlah besar untuk pengalaman terkait Swift.

    Bagaimana pengalaman langsung dan koneksi personal dengan penggemar. Menciptakan nilai ekonomi di era digital. Fenomena ini menunjukkan bagaimana industri musik besar dapat memberikan dampak positif. Signifikan terhadap ekonomi lokal di berbagai kota di seluruh dunia.

    Pengaruh Swifttonomics juga terlihat pada industri perfilman, dengan konser “Taylor Swift The Eras Tour” menghasilkan pendapatan box office yang mencengangkan. Kekuatan Swift dalam mengendalikan pasar terbukti ketika ia mampu mengalihkan jutaan penggemar ke platform streaming.

    Dampak sosial ekonomi juga terlihat pada pentingnya literasi finansial di kalangan penggemarnya, terutama perempuan muda. Merasa terinspirasi oleh keberhasilannya dalam mengelola karir dan kekayaan.

    Swiftonomic tidak hanya mempengaruhi industri musik, tetapi juga menjadi studi kasus dalam ekonomi modern. Tentang bagaimana seorang seniman dapat menciptakan ekosistem yang luas dan berkelanjutan. Memulai kombinasi bakat kreatif, kecerdasan bisnis, dan hubungan sutentik dengan basis penggemar yang loyal.  

    baca juga : Mengenal Kepribadian Oh Yi-Young di “Resident Playbook