Penulis: Calista Putri

  • Perjalanan Petani Muda dalam Membangun Pertanian Organik Berkelanjutan

    Perjalanan Petani Muda dalam Membangun Pertanian Organik Berkelanjutan

    Dalam beberapa tahun terakhir, pertanian organik semakin diminati oleh generasi muda, termasuk petani milenial. Salah satu contohnya adalah sekelompok petani muda di berbagai daerah Indonesia yang memilih untuk beralih ke pertanian organik demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan hasil pertanian yang lebih berkualitas.

    Banyak petani milenial awalnya mengadopsi metode pertanian konvensional yang mengandalkan pupuk dan pestisida kimia. Namun, setelah menyadari dampak negatif dari bahan kimia terhadap kesehatan tanah, air, dan lingkungan sekitar, mereka mulai mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Dengan belajar dari berbagai sumber, termasuk pelatihan, seminar, dan pengalaman para petani organik senior, mereka mulai mengembangkan sistem pertanian organik yang berkelanjutan. 

    Salah satu tantangan terbesar dalam transisi ini adalah mengubah pola pikir dan kebiasaan bertani. Proses adaptasi ke sistem organik membutuhkan waktu dan kesabaran, karena hasilnya tidak instan seperti dalam pertanian konvensional. Namun, dengan komitmen tinggi dan dukungan komunitas, mereka berhasil membangun ekosistem pertanian yang lebih alami dan produktif. 

    Maya Stolastika Boleng, seorang wanita yang berasal dari waiwerang, Flores Timur. Duta Petani Muda 2016 dan CEO Twelve Organic. Ia adalah generasi muda yang sangat berpotensial mengembangkan sektor pertanian organik di Indonesia. Ia menciptakan bisnis pertanian yang menguntungkan bagi pemuda khusunya di Indonesia. 

    Maya dan tiga orang rekannya mulai bertani pada tahun 2007, kemudian mulai pertanian organik pada tahun 2012. Pada saat itu hanya menanam tujuh jenis sayuran lalu dipasarkan menggunakan sistem titip kirim ke supermarket di sekitaran Surabaya.

    Hingga saat ini, mereka punya delapan titik kebun organik yang luasnya  satu hektar. Terdapat 50 jenis tanaman dari sayur, buah, herbal, rimpang, dengan sembilan pekerja dan melibatkan 18 petani sekitar. Kini, mereka punya langganan beberapa swalayan, lebih 200 rumah tangga dengan wilayah pemasaran, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Jabodetabek, dan Bali.

    Dengan generasi muda menerapkan pola pertanian organik, sektor pertanian pun bisa menghasilkan produk sehat bagi masyarakat sekaligus melestarikan lingkungan hidup. Menurut Maya cara bertani juga harus memperhatikan keselamatannya, tidak hanya sekedar menanam dan merawat tanaman saja. Namun, juga memikirkan kesehatan lingkungan sekitar, seperti menanam dengan cara organik. 

    “Bertani tidak hanya bicara menanam, rawat dan panen. Tidak. Tetapi filosofi bertani dengan cara organik ini membuat kita bisa merenung bahwa kita ini lahir apakah sudah memberikan manfaat pada sekitar, atau justru memberikan kerusakan. Baik sisi kehidupan manusia dan lingkungan,” katanya.

    Dengan kaum muda menerapkan pola pertanian organik katanya, sektor pertanian pun bisa menghasilkan produk sehat bagi masyarakat sekaligus membantu melestarikan lingkungan menjadi lebih baik dan sehat lagi. 

    Maya mengatakan bahwa bertani juga harus memperhatikan beberapa hal. Contohnya, yang pertama pasti kita membutuh dukungan dari lingkungan sekitar. Kedua kita juga harus ada niat dan komitmen yang kuat. Yang terakhir yaitu yang pasti kita memerlukan modal. Perlu diingat bahwa dalam bertani juga kadang harus menghadapi masalah yang cukup berat contohnya yaitu kendala musim. 

    Perjalanan petani milenial dalam mengembangkan pertanian organik menunjukkan bahwa sektor pertanian dapat menjadi pilihan karier yang menjanjikan dan berdampak positif bagi lingkungan. Dengan inovasi, semangat, dan dukungan yang tepat, pertanian organik dapat menjadi solusi untuk menciptakan sistem pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.