Dorothea Lange merupakan seorang fotografer dokumenter yang mengabadikan penderitaan para petani selama The Great Depression. Ia sekaligus menjadi mata bagi mereka yang terpinggirkan, suara yang tak terdengar, dan saksi bisu dari kesulitan hidup banyak orang selama masa-masa sulit dalam sejarah Amerika Serikat. Lange mengabadikan realitas sosial yang kerap diabaikan melalui lensa kameranya dan membawa dampak signifikan dalam dunia jurnalisme foto serta kesadaran sosial.
Mengawali Karier dari Studio hingga Jalanan
Lahir pada 26 Mei 1895 di Hoboken, New Jersey, Amerika Serikat, Dorothea Lange belajar fotografi di Universitas Columbia di New York CIty dibawah bimbingan Clarence H. White, seorang anggota kelompok Photo-Secession. Pada tahun 1918, Lange berencana melakukan ekspedisi keliling dunia dengan mengandalkan hasil penjualan fotonya. Namun, ia kehabisan uang saat tiba di San Fransisco, sehingga ia memutuskan untuk menetap dan bekerja di sebuah studio fotografi. Ketika The Great Depression melanda Amerika pada 1930-an, ia merasa terpanggil untuk meninggalkan kenyamanan studionya dan mengarahkan kameranya ke jalanan. Lange mendokumentasikan dampak krisis ekonomi terhadap rakyat biasa. Perjalanannya dari kamp-kamp pengungsi dan daerah pedesaan yang terkena dampak ekonomi membawanya bertemu dengan para buruh migran, petani yang kehilangan lahan, dan keluarga yang berjuang untuk bertahan hidup. Potret mereka menjadi saksi bisu dari penderitaan yang terjadi di seluruh negeri.
Dokumenter The Great Depression
Sebagai bagian dari proyek Farm Security Administration (FSA), Lange berkeliling ke berbagai pelosok Amerika untuk memotret dampak dari The Great Depression. Foto-fotonya tidak hanya menjadi dokumentasi, tetapi juga mampu mempengaruhi kebijakan sosial dan publikasi di berbagai media. White Angel Breadline (1933), potret dokumenter pertamanya, menangkap potret seorang pria tua berjaket lusuh berdiri terpisah dari kerumunan orang dalam antrean roti di San Francisco. Wajahnya tertunduk, mencerminkan keputusasaan dan penderitaan yang dialami banyak orang pada saat itu.

Lange juga mengabadikan realitas para pengungsi akibat krisis ekonomi melalui foto Ditched, Stalled and Stranded (1935). Karya ini menangkap momen yang menampilkan dua individu di dalam mobil. Ekspresi mereka mencerminkan kesulitan dan ketahanan, menggambarkan tantangan sosial-ekonomi pada era tersebut. Sosok pria memegang kemudi menatap langsung ke arah kamera, sementara wanita disampingnya menatap dengan ekspresi muram. Komposisi yang tajam dan detail interior sederhana mengisyaratkan akan keadaan sulit yang mereka hadapi. Lange, melalui foto ini menunjukkan pendekatan humanistiknya, dengan mengangkat perjuangan yang dialami oleh rakyat Amerika selama The Great Depression.

Tak hanya berfokus pada kemiskinan ekonomi, Lange menangkap sejarah panjang ketidakadilan sosial di Amerika dalam fotonya Ex-Slave with a Long Memory (1937). Foto ini menampilkan seorang budak berusia lanjut dengan tatapan mata menyiratkan masa lalu kelam yang masih membekas dalam ingatannya. Dengan pendekatan humanis, Lange mengabadikan lebih dari sekedar potret manusia, ia juga menangkap narasi kehidupan yang terukir dalam ekspresi wajah subjeknya.

by Dorothea Lange
Migrant Mother: Simbol Ketahanan dalam Kesulitan
Salah satu karya paling iconic Lange adalah Migrant Mother yang diambil pada tahun 1936. Foto tersebut menampilkan seorang ibu bernama Florence Owens Thompson yang duduk dengan tatapan kosong, sementara anak-anaknya bersandar di bahunya. Gambar ini menjadi simbol dari perjuangan dan ketahanan kaum miskin selama The Great Depression. Foto ini merepresentasikan jutaan orang yang mengalami nasib serupa.

Publikasi foto Migrant Mother di surat kabar dan majalah berhasil menarik perhatian pemerintah dan masyarakat luas terhadap kondisi mengkhawatirkan buruh migran. Tak lama setelahnya, bantuan mulai berdatangan ke kamp pengungsi di Nipomo, California, di mana potret tersebut diambil. Ini merupakan bukti bagaimana sebuah potret mampu mengubah kebijakan dan membawa dampak sosial yang signifikan.
Dokumenter Japanese-American Internment
Saat perang dunia ke II meletus, Lange kembali mengangkat isu sosial dengan mendokumentasikan penahanan warga keturunan Jepang di kamp-kamp interniran Amerika Serikat. Ia mengabadikan kehidupan di kamp-kamp tersebut, termasuk kamp Manzanar atas izin War Relocation Authority (WRA). Foto-fotonya menggambarkan bagaimana ribuan warga Jepang-Amerika kehilangan rumah dan bisnis mereka, serta dipaksa hidup dalam kondisi yang tidak adil.
Namun, banyak foto-foto Lange yang saat itu disensor pemerintah karena dianggap terlalu menggambarkan penderitaan dan ketidakadilan yang dialami para tahanan. Setelah bertahun-tahun kemudian, dokumentasi ini diakui sebagai bukti penting dari pelanggaran hak asasi manusia selama perang.
Pengaruh dalam Dunia Fotografi
Setelah perang dunia II, Lange terus bekerja sebagai fotografer dokumenter. Ia ikut mendirikan majalah Aperture yang menjadi salah satu publikasi fotografi paling berpengaruh. Lange juga bekerja untuk berbagai proyek sosial, termasuk dokumentasi tentang kehidupan petani dan masyarakat adat di berbagai belahan dunia.
Di akhir hidupnya, Lange mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker esofagus yang merenggut nyawanya pada 11 Oktober 1965 di San Francisco, California. Meski telah tiada, karya Lange tetap hidup sebagai warisan yang menginspirasi banyak fotografer, jurnalis, dan aktivis sosial. Foto-foto Lange bukan hanya berfungsi sebagai arsip sejarah, tetapi juga sebagai pengingat bahwa seni dapat menjadi alat yang kuat dalam menyuarakan ketidakadilan dan membawa perubahan sosial. Dalam dunia yang seringkali dihadapkan dengan berbagai ketimpangan sosial, bidikan lensa Dorothea Lange tetap relevan, mengajarkan kita untuk melihat lebih luas ke dalam realitas yang ada di sekitar. Lange membuktikan bahwa fotografi bukan hanya sekadar seni, tetapi juga sebuah bentuk perlawanan serta empati terhadap sesama.
Tinggalkan Balasan