Voluntarisme dan Kebahagiaan Hidup
Di tengah dunia yang semakin individualistis dan serba cepat, konsep voluntarisme muncul sebagai bentuk yang tepat. Voluntarisme, atau kegiatan sukarela tanpa pamrih, bukan hanya memberi manfaat kepada mereka yang menerima, tetapi juga memberikan kebahagiaan yang mendalam kepada mereka yang memberi.
Voluntarisme mencerminkan kepedulian sosial dan rasa tanggung jawab terhadap sesama. Orang yang terlibat dalam kegiatan ini biasanya terdorong oleh empati, bukan imbalan. Mereka turun langsung ke lapangan untuk membatu korban bencara, mengajarkan anak-anak kurag mampu, membersihkan lingkungan, dan lain-lain. Para relawan melakukan semua ini bukan untuk mendapatkan bayaran, tetapi karena dorongan hati untuk berbuat baik.
Banyak orang merasa bahagia ketika melakukan kegiatan sukarela karena mereka menemukan makna psikologis dan spiritual dalam memberi. Secara psikologis, membantu orang lain terbukti dapat meningkatkan kinerja otak yang berkaitan erat dengan perasaan senang dan terhubung secara emosional. Selain itu, memberi juga memperkuat rasa makna dalam hidup.
Di sisi lain, kegiatan sukarela juga membentuk komunitas yang lebih kuat. Orang-orang yang saling membantu membangun ikatan sosial yang erat dan menciptakan lingkungan yang lebih suportif. Dalam jangka panjang, ini berkontribusi pada kestabilan sosial dan berkurangnya ketimpangan. Voluntarisme tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.
Menurut laporan World Giving Index 2024, Indonesia kembali menduduki peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia. Survei ini mengukur tiga indikator utama yaitu, menyumbang uang, membantu orang asing, dan berpartisipasi dalam kegiatan kerelawanan. Hasilnya, lebih dari 60% responden dewasa di Indonesia meluangkan waktu untuk kegiatan sukarela, menunjukkan tingginta partisipasi masyarakat dalam aksi sosial.
Bagi generasi muda, terlibat dalam kegiatan sukarela juga dapat menjadi sarana pembentukan karakter. Mereka belajar bekerja sama, mengembangkan empati, dan melihat dunia dari perspektif yang lebih luas. Hal ini bukan hanya membekali mereka dengan ketrampilan sosial, tetapi juga dengan kepekaan moral yang tinggi.
Voluntarisme bukan hanya tentang membantu orang lain. Ini adalah tentang voluntarisme versi terbaik dari diri kita sendiri. Dan dalam proses itu, kita menemukan bahwa kebahagiaan sejati bukanlah soal seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang bisa kita berikan.
baca juga : “Manusia Tikus” Perlawanan Diam Generasi Z Terhadap Tekanan Sosial
Tinggalkan Balasan