Dari Kecantikan Menuju Kebahagiaan: Merawat Diri untuk Jiwa yang Lebih Sehat

Kecantikan Yang Berakar dari Dalam

Kecantikan diri untuk Kesehatan jiwa yang sering kali di kaitkan dengan penampilan luar: kulit yang halus, tubuh yang bagus, dan Wajah yang simetris. Namun, semakin banyak orang mulai menyadari bahwa definisi kecantikan jauh lebih dalam dari sekedar apa yang tampak di penampilan. Kecantikan, dalam banyak kasus tumbuh dari bagaimana seseorang memperlakukan dirinya sendiri, baik secara fisik maupun emosional.

Dalam keseharian yang penih tekanan, merawat diri menjadi bentuk penghargaan terhadap tubuh dan pikiran. Ritual kecil seperti memakai masker wajah, menyisir ramjet dengan tenang, atau merendam kaki dalam air hangat tidak hanya berdampak pada penampilan, tapi juga memberi ruang bagi pikiran untuk bernapas. Di sinilah konsep kecantikan sebagai investasi emosional mulai terasa relavan.

Self Care Sebagai Bentuk Penguatan Diri

Anggun, seorang mahasiswa di Malang, membagikan pengalamannya tentang bagaimana rutinitas merawat diri membantu mengatasi burnout. “Saya bukan orang yang terlalu peduli soal skincare dulunya, tapi setelah pandemi, saya mulai meluangkan waktu untuk hal-hal kecil seperti memakai pelembap setiap pagi. Anehnya, itu bikin saya merasa lebih punya kendali atas hidup saya,” ujarnya.

Kisah seperti Anggun bukan hal yang asing. Banyak individu kini melihat perawatan diri bukan sebagai kewajiban sosial, tapi sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan eksternal. Saat dunia menuntut produktivitas tanpa henti, memiliki waktu pribadi untuk merawat tubuh dan wajah menjadi bentuk kecil dari reclaiming personal space.

Dimensi Emosional dari Perawatan Kecantikan

Menurut Helen L. Coons, psikolog kesehatan klinis, self care dapat dikatakan tindakan untuk fisik, emosi, relasi, dan mungkin juga profesional, edukasi, untuk beberapa orang, kesejahteraan spiritual yang mencerminkan cara kita menjaga diri kita sendiri pada tingkat yang paling mendasar. Intinya, self care adalah melakukan perawatan untuk diri kita sendiri dengan cara melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita.

Lebih jauh lagi, kecantikan juga berperan dalam membangun koneksi sosial. Banyak komunitas daring dibentuk berdasarkan kecintaan terhadap skincare atau makeup, menjadi wadah berbagi tips sekaligus dukungan emosional. Hal ini menunjukkan bahwa kecantikan tidak lagi sekadar kompetisi antar individu, tapi sudah mulai bergeser menjadi ruang kolaborasi dan empati.

Kecantikan Sebagai Ekspresi Diri

Di era digital, ekspresi kecantikan juga mengalami transformasi. Media sosial memberi ruang bagi setiap orang untuk menampilkan versi terbaik dari diri mereka, bukan untuk memuaskan standar publik, tetapi untuk menyuarakan identitas pribadi.

Warna rambut, gaya makeup, hingga skincare routine yang unik adalah bagian dari narasi personal. Pentingnya mengekspresikan diri melalui perawatan kecantikan.

Investasi Kecil, Dampak Besar

Meski perawatan diri sering dianggap sebagai hal sepele atau konsumtif, banyak studi dan pengalaman pribadi menunjukkan dampaknya terhadap kesehatan mental. Rutinitas yang konsisten, walau sederhana, bisa menciptakan struktur dalam hari-hari yang kacau.

Tentu saja, perawatan diri tidak selalu berarti membeli produk mahal atau pergi ke spa mewah. Sesederhana tidur cukup, minum air putih, dan membersihkan wajah sebelum tidur sudah bisa jadi bentuk self-love yang berarti. Pada akhirnya, kecantikan bukan tentang memenuhi ekspektasi, melainkan menciptakan keseimbangan antara tubuh dan pikiran.

Menuju Definisi Kecantikan yang Lebih Manusiawi

Perjalanan menuju kecantikan diri untuk Kesehatan jiwa yang sejati bukan tentang perubahan drastis, tapi tentang penerimaan dan kasih sayang pada diri sendiri. Ketika kita mulai melihat kecantikan sebagai proses internal yang penuh perhatian dan kelembutan, kita mulai menyadari bahwa perawatan diri bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan dasar.

Kecantikan, dalam konteks ini, adalah kebahagiaan yang lahir dari keintiman dengan diri sendiri. Ia hadir saat kita jujur terhadap perasaan kita, saat kita memberi ruang untuk pulih, dan saat kita memilih untuk memperlakukan diri sendiri dengan penuh hormat.

Dengan merawat diri, kita bukan hanya mempercantik penampilan, tapi juga menyembuhkan luka-luka kecil yang terkadang tersembunyi di balik rutinitas harian. Dan dari sana, kebahagiaan yang autentik bisa tumbuh perlahan, tapi pasti.

Baca juga: Maudy Ayunda, Beauty Brain Behaviour

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *